Mohon tunggu...
Muh Fauzan Sadhilllah
Muh Fauzan Sadhilllah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/pelajar/universitas Hasanuddin

nama saya Muh Fauzan Sadhillah seorang pelajar dari Universitas Hasanuddin hoby saya bermain game dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Obesitas di Era Milenial

23 Mei 2022   13:30 Diperbarui: 23 Mei 2022   13:32 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada saat sekarang ini kita hidup di era milenial, dimana adanya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi yang semakin meningkat telah menciptakan sebuah lingkungan yang dapat menyebabkan berkembangnya kondisi overweight dan obesitas di kalangan masyarakat.

Menurut (WHO, 2000) obesitas adalah keadaan dimana terjadinya kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengakibatkan terganggunya taraf kesehatan. Dimana kondisi tersebut dianggap sebagai faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif merupakan suatu kondisi penyakit yang muncul akibat adanya proses kemunduran fungsi sel-sel tubuh dari yang awalnya keadaan normal menjadi lebih buruk dan bahkan dapat berlangsung secara kronis. Di era milenial sekarang ini gaya hidup mengalami perubahan-perubahan secara signifikan, mulai dari traditional life style menjadi sedentary life style. Gaya hidup sedentari atau kurang gerak yang disertai dengan pola makan yang berlebih, yaitu asupan tinggi karbohidrat, lemak, protein dan rendah serat. Semua faktor tersebut dapat menyebabkan risiko terjadinya overweight dan obesitas. 

Data dari World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa tahun 2015, sekitar 2,3 miliyar remaja usia 15 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, dari jumlah tersebut lebih dari 700 juta mengalami obesitas. Dengan prevalensi sebesar 11% pada pria, dan 12% pada wanita. Prevelensi tinggi terjadi di negara maju seperti Amerika serikat maupun Eropa yang mengalami overweight sebesar 62% dan 26% obesitas. Di Asia tengara angka overweight mencapai 14% dan 3% obesitas.

Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebanyak 15,4% mengalami obesitas dan 13,5% mengalami overweight. Data Rikesdas 2018, menunjukkan bahwa kejadian obesitas pada dewasa usia di atas 18 tahun yakni berat badan lebih (overweight) 13,6% dan obesitas 21,8%. Kejadian obesitas di Indonesia memiliki prevalensi obesitas sentral pada dewasa ≥ 15 tahun sebesar 31,0%. Persentase obesitas tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 42,5% dan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 19,3%. Peningkatan prevalensi obesitas ini tidak hanya terjadi pada usia dewasa saja namun juga pada anak-anak.

Diperkirakan di Tahun 2030, 38% populasi dunia pada usia orang dewasa akan mengalami kelebihan berat badan (overweight) sedangkan 20% lainnya akan menderita obesitas (Steven et al., 2012). Obesitas di Indonesia sendiri mengalami peningkatan tahun 2018 mencapai 8% di Indonesia dilihat dari data poltekkes dan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2018) anak usia 5-12 tahun sebanyak 10,8% mengalami obesitas diperkirakan pada tahun 2020, anak yang mengalami obesitas mencapai peningkatan besar yaitu 65% pada usia rentang 7-15 tahun. 

Pola makan yang kurang tepat dapat memicu munculnya masalah nutrisi pada anak. Di era milenial ini semua yang kita inginkan dapat kita peroleh dengan cara yang instan misalnya seperti makanan, sekarang ini orang-orang ketika lapar tidak perlu lagi susah payah untuk memasak makanannya sendiri yang membutuhkan waktu lama, sekarang ini sudah ada makanan cepat saji (fast food) yang sangat mudah kita temukan di berbagai tempat seperti minimarket ataupun usaha-usaha rumahan. Masyarakat saat ini lebih cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food) dan berbagai makanan dan minuman olahan dengan kandunngan glukosa tinggi. elain itu, ada juga bukti yang mendukung bahwa asupan gula berlebihan dengan minuman ringan, peningkatan ukuran porsi makan, dan penurunan aktivitas fisik secara terus-menerus telah memainkan peran penting dalam peningkatan angka obesitas di seluruh dunia. 

Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh p value = 0.002 (p < 0.05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di Kabupaten Gorontalo tahun 2019. Hal tersebut disebabkan karena makanan fast food mengandung banyak kalori, garam dan masih banyak lagi zat-zat yang kurang baik untuk kesehatan, semakin sering mengkonsumsi fast food maka akan semakin berisiko menderita obesitas. 

Selain makanan fast food yang dijelaskan tadi ternyata ada juga faktor lainnya yang dapat menjadi penyebab oebsitas di era milenial sekarang ini yaitu seperti kurangnya aktivitas fisik dan pengetahuan gizi yang rendah. Contohnya saja sekarang ini aktivitas fisik yang menggunakan tenaga dan otot sudah banyak dikurangi akibat banyaknya fasilitas yang dapat menunjang atau membantu pekerjaan manusia dan teknologi yang semakin canggih, seperti berkurangnya aktivitas jalan kaki karena bergantung pada kendaraan bermotor untuk transportasinya 

Mayoritas pada saat ini anak remaja mempunyai aktivitas fisik yang menurun setiap tahunnya. Perubahan waktu bermain anak remaja sangat terasa perbedaannya yang semula bermain di luar rumah namun seiring berkembangnya teknologi di era milenial ini yang banyak menciptakan teknologi canggih seperti bermain game di smartphone, menonton televisi, menggunakan komputer daripada berjalan, bersepeda maupun berolahraga. Semua aktivitas tersebut dapat dilakukan di dalam rumah, sehingga remaja saat ini lebih memilih bermain di dalam rumah. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan remaja pada saat ini akan mengarahkan pada meningkatnya gaya hidup sedentari yaitu remaja yang banyak terlibat dalam kegiatan di depan layar, membaca, duduk dan bersantai tanpa perlu mengeluarkan energi yang banyak. 

Lalu, bagaimana si cara mencegah Obesitas? 

Di era sekarang ini, aktivitas fisik sudah jarang dilakukan Seiring dengan perubahan gaya hidup berpengaruh pada peningkatan berat badan yaitu terjadi peningkatan sekitar 50-60 kalori dari asupan kalori sehari dan penurunan aktivitas fisik bisa menyebabkan peningkatan 2,4 kg berat tubuh pada akhir tahun .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun