Strategi promosi juga menjadi masalah krusial. banyak pengusaha ayam geprek hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut atau sekedar hanya membuat akun media sosial tanpa strategi marketing yang jelas. mereka gagal memanfaatkan platform online seperti media sosial atau pesan antar secara maksimal, yang sebenarnya bisa menjadi alat efektif untuk menjangkau konsumen baru dan meningkatkan penjualan.
Terlalu fokus pada trend, kurang inovasi.
Meskipun ayam geprek populer, bisnis yang hanya mengandalkan trend tanpa inovasi sering kali mengalami kejenuhan. pengusaha yang tidak berpikir rasional sering mengabaikan pentingnya pemasaran produk, seperti menciptakan variasi menu atau memberikan nilai tambah unik untuk pelanggan. akibatnya, pelanggan beralih ke kompetitor yang lebih inovatif dan menawarkan sesuatu yang baru.
Kurangnya evaluasi dan penyesuaian.
Banyak bisnis ayam geprek yang tidak melakukan evaluasi secara berkala terhadap performa mereka. mereka tidak memantau penjualan, tidak mendengarkan saran dari pelanggan, dan tidak cepat beradaptasi terhadap perubahan kondisi pasar. ini sering menyebabkan bisnis tersebut tidak mampu bersaing dalam jangka waktu yang panjang.
Kesimpulan.
Fenomena banyaknya bisnis ayam geprek yang gulung tikar meskipun permintaannya tinggi adalah akibat dari strategi yang tidak rasional dan perencanaan yang lemah. untuk bertahan dan berkembang dalam industri yang kompetitif ini,pengusaha perlu menerapkan pendekatan yang rasional dalam setiap aspek bisnis mulai dari riset pasar, penentuan harga, hingga manajemen operasional dan strategi pemasaran. dengan cara ini, bisnis ayam geprek dapat berkelanjutan dan tetap menguntungkan di tengah persaingan yang ketat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H