Blue ekonomi, atau ekonomi biru, adalah konsep yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan, blue ekonomi bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sambil menjaga kelestarian lingkungan. Dalam konteks ini, peran akuntansi sangat penting untuk mengukur dan melaporkan dampak ekonomi dan lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya laut. Artikel ini akan mengulas hubungan antara blue ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan pentingnya akuntansi dalam memastikan pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam tersebut.
1. Konsep Blue Ekonomi dan Pentingnya Keberlanjutan Lingkungan
Blue ekonomi mencakup berbagai sektor yang berkaitan dengan lautan, seperti perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan berbasis laut (misalnya, energi angin laut atau energi gelombang), dan pengelolaan ekosistem pesisir. Salah satu prinsip utama blue ekonomi adalah penggunaan sumber daya alam yang ada di lautan dan pesisir secara efisien tanpa merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada. Dengan kata lain, blue ekonomi mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
Keberlanjutan lingkungan dalam blue ekonomi sangat bergantung pada kemampuan untuk mengelola sumber daya laut tanpa mengeksploitasi secara berlebihan. Misalnya, perikanan yang dilakukan secara berkelanjutan akan melibatkan pengelolaan stok ikan yang bijaksana, menjaga keseimbangan ekosistem laut, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Begitu pula dengan sektor pariwisata bahari, yang harus mengedepankan prinsip-prinsip konservasi agar tidak merusak terumbu karang atau habitat laut lainnya.
2. Akuntansi untuk Keberlanjutan dalam Blue Ekonomi
Akuntansi memainkan peran penting dalam mewujudkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam blue ekonomi. Melalui pelaporan keuangan yang transparan dan sistem pelaporan yang memperhitungkan dampak lingkungan, akuntansi dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sejauh mana suatu entitas atau sektor ekonomi mengelola sumber daya alam dengan bertanggung jawab.
a. Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) Akuntansi lingkungan adalah cabang akuntansi yang fokus pada pencatatan dan pelaporan dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi. Dalam konteks blue ekonomi, hal ini mencakup pengukuran penggunaan sumber daya laut dan pesisir, serta dampaknya terhadap ekosistem dan keberlanjutan jangka panjang. Akuntansi lingkungan dapat meliputi biaya-biaya yang timbul dari kerusakan lingkungan akibat aktivitas perikanan yang tidak berkelanjutan atau kerugian yang ditimbulkan oleh polusi laut akibat kegiatan industri.
Pentingnya akuntansi lingkungan dalam blue ekonomi terletak pada kemampuannya untuk memberikan data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih baik, serta memastikan bahwa aktivitas ekonomi yang dilakukan tidak merusak keseimbangan ekosistem laut. Informasi ini bisa digunakan oleh pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengembangkan kebijakan yang lebih tepat dalam pengelolaan sumber daya laut.
b. Akuntansi Sosial dan Ekonomi Selain akuntansi lingkungan, akuntansi sosial dan ekonomi juga berperan dalam mengukur dampak sosial dan ekonomi dari blue ekonomi. Dalam sektor perikanan, misalnya, akuntansi sosial dapat digunakan untuk memantau kesejahteraan komunitas nelayan dan dampak sosial dari pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi sosial, perusahaan atau pemerintah dapat menilai seberapa besar kontribusi suatu sektor terhadap masyarakat setempat dan apakah ada distribusi keuntungan yang adil.
Akuntansi ekonomi berfokus pada mengukur dampak ekonomi dari kegiatan yang berbasis pada sumber daya laut. Dalam hal ini, akuntansi bisa digunakan untuk menilai nilai ekonomi dari ekosistem laut, seperti terumbu karang atau mangrove, yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mendukung kegiatan ekonomi seperti pariwisata dan perikanan.
3. Tantangan dalam Implementasi Blue Ekonomi dan Akuntansi
Meskipun blue ekonomi menawarkan potensi besar dalam menciptakan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, implementasinya tidak tanpa tantangan. Beberapa tantangan utama antara lain:
Kurangnya Data yang Akurat: Salah satu tantangan terbesar dalam mengintegrasikan akuntansi lingkungan dalam blue ekonomi adalah ketersediaan data yang akurat dan relevan. Pengukuran dampak lingkungan, seperti polusi laut atau perubahan dalam stok ikan, memerlukan sistem pengumpulan data yang komprehensif dan akurat.
Biaya yang Terkait dengan Keberlanjutan: Kegiatan ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan sering kali memerlukan investasi awal yang lebih tinggi. Misalnya, dalam perikanan berkelanjutan, biaya untuk memantau dan mengelola stok ikan dapat lebih tinggi dibandingkan dengan metode perikanan yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem akuntansi yang dapat mencatat dan menganalisis biaya-biaya ini dengan tepat.
Keterlibatan Multistakeholder: Implementasi blue ekonomi memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Setiap pihak perlu berperan aktif dalam pelaporan dan pengelolaan sumber daya laut. Akuntansi menjadi alat yang penting dalam mencatat kontribusi dan tanggung jawab masing-masing pihak terhadap keberlanjutan lingkungan.
4. Peran Akuntansi dalam Menyokong Kebijakan Blue Ekonomi
Akuntansi dapat mendukung kebijakan blue ekonomi dengan menyediakan data yang transparan dan dapat dipercaya mengenai penggunaan sumber daya laut dan dampaknya terhadap lingkungan. Dengan menggunakan akuntansi untuk melaporkan dampak ekonomi dan lingkungan, pembuat kebijakan dapat mengambil keputusan yang lebih informasional dan berkelanjutan.
Selain itu, akuntansi juga bisa mendukung pengembangan standar dan pedoman untuk perusahaan yang beroperasi di sektor blue ekonomi. Melalui pelaporan yang jelas, perusahaan dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan, yang dapat meningkatkan citra perusahaan dan menarik investasi yang mendukung prinsip-prinsip ekonomi biru.
Penulis: Nurul Hadits
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H