Kompasiana.com-Keberadaan sampah organic di kota Makassar, menjadi salah satu kota besar di Indonesia , memiliki masalah sampah yang cukup serius. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta orang, kota ini menghasilkan sekitar 700 ton sampah per hari, dengan 82,19% di antaranya adalah sampah organik. Namun, masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah organik selanjutnya menjadi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah kota, kemudian tantangan berikutnya dibutuhkannya teknologi pendukung dalam proses pengelolaan limbah organic baik dari rumah tangga, sampah pasar, sampah restoran dan hotel, sampah pertanian, sampah peternakan, sampah industry makanan, sampah taman dan kebun.
Kompos adalah unsur hara yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan serapan hara dan meningkatkan hasil tanaman. Dengan menggunakan kompos, masyarakat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, kompos juga dapat membantu mengurangi potensi erosi dan meningkatkan simpanan udara.
BP2LHK Makassar telah berhasil mengembangkan model penanganan sampah organik ini dan telah diimplementasikan di beberapa wilayah di Kota Makassar. Dengan demikian, diharapkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan yang baik dan benar dapat meningkat, dan jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahunnya dapat dikurangi. Dari Limbah makanan tersebut kemudian dapat dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Berikut beberapa cara mengubah limbah makanan menjadi pupuk:
Pengomposan : Limbah Makankompos dengan cara mengumpulkan limbah makanan, menambahkan bahan-bahan lain seperti dedaunan, jerami, atau tanah, dan membiarkannya terurai secara alami. Proses ini membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Pengomposan anaerob : Limbah makanan dapatpengomposan anaerob , yaitu proses penguraian limbah makanan tanpa oksigen. Proses ini membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua limbah makanan dapat dijadikan pupuk. Limbah makanan yang dapat dijadikan pupuk adalah limbah makanan yang kaya akan nutrisi, seperti:
Sisa makanan yang kaya akan karbohidrat, protein ,Limbah roti. Sementara itu, limbah makanan yang tidak dapat dijadikan pupuk adalah:Limbah makanan yang mengandung banyak minyak dan lemak,Makanan yang mengandung lemak,Limbah makanan yang mengandung banyak bahan kimia berbahaya
Dalam membuat pupuk dari limbah makanan, perlu diingat untuk selalu mengikuti prosedur yang benar dan memastikan bahwa pupuk yang dihasilkan aman untuk digunakan pada tanaman.
Dari segi ekonomi, limbah organik memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Penghematan biaya : Limbah organik dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat
Penghasilan tambahan : Limbah organik dapat dijual sebagai bahan baku untuk industri lain, seperti industri kom
Mengurangi biaya pengelolaan limbah :
Meningkatkan nilai tambah : Limbah organik dapat diolah menjadi produk yang memiliki
Mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor : Dengan
Meningkatkan kesempatan kerja : Industri pengolahan limbah organik dapat menciptakan kesempatan kerja
Mengurangi biaya subsidi : Dengan mengolah limbah organik, biaya subsidi untuk membeli produk pert
Beberapa contoh produk yang dapat dihasilkan dari limbah organik dan memiliki nilai ekonomis adalah:
Kompos: Rp 500 - Rp 1.000 per kg
Pupuk organik: Rp 1.000 - Rp 2.000 per kg
Biogas: Rp 500 - Rp 1.000 per m3
Briket arang : Rp 1.000 - Rp 2.000 per kg
Asap cair: Rp 500 - Rp 1
Namun perlu diingat bahwa nilai ekonomi limbah organik dapat berbeda-beda tergantung pada jenis limbah, kualitas limbah, dan pasar yang tersedia.
Berikut adalah perbedaan penggunaan pupuk organik dan pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk industri:
Pupuk Organik vs Pupuk Industri
Bahan baku : Pupuk organik dibuat dari bahan baku alami seperti limbah organik, komPupuk organik dibuat dari bahan baku alami seperti limbah organik, kompos, dan pupuk kandang, sedangkan pupuk industri dibuat dari bahan baku kimia seperti amonia, urea, dan fosfat.
Kandungan nutrisi : Pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih kompleks dan se
Dampak lingkungan : Pupuk organik lebih
Biaya : Pupuk organik lebih murah daripada pupuk industri, terut
Ketersediaan : Pupuk organik dapat
Pupuk Kompos vs Pupuk Industri
Kandungan mikroorganisme : PupukPupuk kompos memiliki kandungan mikroorganisme yang lebih tinggi dari pupuk industri, yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.
Ketersediaan nutrisi : Pupuk kom
Dampak pada struktur tanah : P
Biaya : Pupuk kompos lebih murah daripada
Ketersediaan : Pupuk kom
Kelebihan Pupuk Organik dan Pupuk Kompos
Meningkatkan kesuburan tanah : Pupuk organik dan pup
Mengurangi dampak lingkungan :
Meningkatkan kualitas tanaman : Pupuk organik dan pupuk
Mengurangi biaya : Pupuk organik dan pupuk kompos lebih murah dibandingkan pupuk industri
Namun perlu diingat bahwa pupuk organik dan pupuk kompos memiliki kelemahan, seperti ketersediaan nutrisi yang lebih lambat dan kandungan nutrisi yang lebih rendah daripada pupuk industri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan pengujian untuk menentukan jenis pupuk yang paling sesuai untuk kebutuhan tanaman dan kondisi tanah (*).
Penulis: Nurul Hadits
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H