Mohon tunggu...
Muhammad Rizal
Muhammad Rizal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejarah Perkembangan Keuangan dan Lembaga Keuangan Islam

24 Desember 2016   20:29 Diperbarui: 24 Desember 2016   20:54 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di masa jahiliyah tersebut, sistem perdagangan (ekonomi) jauh dari prinsip-prinsip keadilan. Para pedagang berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan apakah tindakan mereka itu benar atau salah. Maka, ketika Islam datang, segala bentuk perdagangan yang merugikan baik itu bersifat judi (maysir), tidak jelas (gharar), dan berbunga (riba) dihapuskan. Sebab, hal itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin,adil dan transparan.

Umar bin Khatab r.a berkata,”saat aku ingin menjadikan uang dari kulit unta, ada orang yang berkata,’kalau begitu unta akan punah’, maka aku batalkan keinginan tersebut”.

Berdasarkan persyaratan diatas, maka menurut Ibnu Maskawaih dari berbagai bentuk "uang" yang disebutkan diatas hanya emas dan peraklah yang bisa memenuhi syarat uang.

Ibnu khaldun juga mengisyaratkan uang sebagai alat simpanan. Ia menyatakan, “kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari dua barang tambang, emas dan perak sebagai nilai untuk setiap harta”. Dua jenis ini merupakan simpanan dan perolehan orang-orang di dunia kebanyakannya.

Dengan semakin majunya peradaban, nabi Muhammad menyetujui penggunaan uang sebagai alat tukar, beliau tidak menganjurkan barter, karna ada beberapa praktek yang mengarah kepada ketidakadilan dan penindasan. Barter hanya diterima dalam kasus-kasus tertentu.

Didalam Al qur’an juga dijelaskan beberapa ayat yang menunjukkan emas dan perak sebagai harta dan dapat digunakan sebagai uang dalam bentuk Dinar dan Dirham, yakni QS. Ali Imran 3:14 yang artinya “ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kebali yang jauh lebih baik (Syurga)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun