Mohon tunggu...
Muhdam Azhar
Muhdam Azhar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sekali hidup berarti, setelah itu mati

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengatur Gaji Pertama Karyawan Baru

26 Februari 2014   14:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_324754" align="alignleft" width="216" caption="Menanti Hari Gajian"][/caption]

Hal yang paling ditunggu-tunggu saat sebulan lelah bekerja ialah masa gajian, apalagi bagi seorang karyawan baru, lebih tepatnya seseorang yang baru merasakan pekerjaan pertamanya. Waktu gajian pertama menjadi masa yang dinanti-nanti, sebab saat itulah pertama kali kerja keras dan kelelahan terbayar dengan itungan materi. Namun, ternyata tidak sedikit orang yang setelah memperoleh gaji pertamanya justru terlalu terlena sehingga gaji tersebut terbuang sia-sia dan sekejap mata. Bagi Anda yang bekerja di sektor minyak dan gas atau pertambangan, dan ditempatkan di daerah terpencil yang jauh dari gaya hidup urban mungkin memiliki arus kas yang sedikit lebih aman, tetapi bagaimana dengan Anda yang bekerja di perkantoran terutama yang di kota-kota besar?

Gaji awal yang diterima saat mulai bekerja biasanya tidak terlalu besar, hal itu wajar sebab posisinya memang masih di level bawah. Besarannya pun diperkecil oleh potongan pajak dan jamsostek. Tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh perusahaan juga belum dapat diterima, menunggu sampai pengankatan menjadi pegawai tetap. Namun, ekspektasi penggunaan gaji pertama biasa terlalu besar dan cenderung muluk-muluk, Anda sudah siap dengan daftar barang-barang yang hendak dibeli dan serangkaian acara selebrasi untuk menikmati gaji pertama tersebut, dari sekedar menikmati kuliner di restoran tertentu, menonton film di bioskop, karaoke, dan lain sebagainya.

Untuk menghindari membengkaknya pengeluaran pada gaji pertama, sebaiknya Anda mampu mengatur dan memprediksi arus kas yang dipunya. Jangan sampai niat Anda untuk tidak membebani orang tua lagi ketika sudah bekerja menjadi gagal lantaran kebiasaan yang masih susah mengatur arus kas.

Hal pertama yang bisa Anda lakukan dalam mengatur kemanfaatan gaji adalah dengan memastikan besarnya gaji bersih yang diperoleh, yaitu besarnya gaji yang ditawarkan perusahaan dikurangi beban pajak dan jamsostek, serta zakat profesi. Untuk mengetahui besarnya beban tersebut, tersedia berbagai layanan kalkulator pajak dan zakat online yang bisa mudah Anda temukan di mesin pencari. Setelah itu lakukan perhitungan terhadap pengeluaran pokok harian yang harus dikeluarkan, seperti biaya tempat tinggal (kos, apartemen, dsb), pangan, termasuk juga snack (makanan ringan), transportasi, pulsa atau telekomunikasi, serta kebutuhan mandi dan perawatan badan (body lotion, parfum, pisau cukur, dsb). Hal tersebut patut diperhitungkan untuk menunjang penampilan sehari-hari.

Kalau Anda termasuk orang yang suka dengan selebrasi, sangat disarankan untuk berbagi kesenangan Anda dengan kedua orang tua atau sanak keluarga terdekat. Meskipun tidak cukup besar, tetapi pemberian tersebut akan sangat berkesan bagi mereka. Anda juga sangat disarankan untuk menyimpan sebagian gaji dalam bentuk tabungan. Jasa perbankan sudah menyiapkan layanan potong gaji secara otomatis tiap bulan yang akan disimpan untung jangka panjang. Hal itu sangat sesuai untuk tipikal Anda yang susah menabung atau mudah mengambil uang tabungan. Tabungan menjadi salah satu variabel penting dalam menentukan kesuksesan Anda kelak.

Setelah dikurangi gift untuk orang tua dan tabungan, pastikan uang gaji Anda masih ada sisa yang nantinya akan digunakan untuk selebrasi dengan teman-teman di kantor. Namun harus diingat, kesederhanaan menjadi salah satu kunci kesuksesan. Jadi tidak perlu berlebihan dalam merayakannya.

Hal yang perlu dihindari dalam memperoleh gaji pertama adalah membelanjakannya untuk barang-barang elektronik, seperti gadget dengan harga yang tinggi. Sebab selain akan langsung menguras banyak besarnya gaji yang diperoleh, juga tidak disarankan lantaran barang tersebut bisa dikatakan barang non-investable. Disarankan untuk membelanjakannya dalam bentuk fashion (baju, tas, jas, atau sepatu) yang merupakan bentuk investasi penampilan. Sebab perlu diketahui, penampilan Anda di kantor menunjang motivasi dan semangat kerja yang akan mendukung penilaian dari lingkungan dan karir Anda.

Mulai sekarang, pastikan bahwa gaji pertama yang Anda terima dapat dimanfaatkan tepat guna dan tepat biaya, agar tidak menimbulkan penyesalan nantinya. Atur dan rencanakan pemanfaatan gaji dari sekarang, sebab gagal merencanakan sama halnya dengan merencanakan kegagalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun