Pendekatan STREAM merupakan sebuah sudut pandang pembelajaran terkini yang berkembang dari pendekatan STEM dan STEAM. Pendekatan STREAM sama halnya dengan STEM merupakan desain pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan abad 21. Pendekatan STREAM merupakan salah satu desain pembelajaran multidisipliner/interdisipliner. Pendekatan Interdisipliner ini erat kaitannya dengan persilangan dan korelasi antara beberapa  bidang keilmuan dalam satu bidang keahlian. Dengan demikian maka konsep pendekatan interdisipliner/ multidisipliner pada kurikulum pendidikan dapat menembus dinding segregasi antara masing-masing bidang keilmuan, sehingga tidak terikat dalam satu disiplin ilmu, melainkan integrasi dari semua ilmu pengetahuan.
Pendekatan STREAM bersifat multidispliner karena mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu meliputi: science, technology, religion, engineering, arts dan mathematics. Pendekatan STREAM awalnya merupakan sebuah desain yang sering digunakan oleh para cendikiawan terdahulu untuk merancang suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan. Diskursus integrasi keenam disiplin ilmu tersebut kemudian membentuk akronim yang familiar dengan istilah STREAM. Hal ini juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih komprehensif karena disusun oleh beberapa disiplin ilmu yang memilki kajian berbeda.Â
Pendekatan STREAM mengandung aspek religion (R) pada ilmu yang diintegrasikan dengan gagasan yang tetap mengacu kepada pendekatan STEM dan STEAM. Penambahan aspek religion ini dianggap penting untuk menunjang berbagai keterampilan abad 21 yang sedang dikembangkan pada saat ini. Aspek religion menjadi isu yang gencar dibahas pada saat ini untuk ditanamkan kepada siswa karena memberikan pengaruh besar bagi kualitas suatu bangsa.Â
Pendekatan STREAM mengandung aspek arts (A) yang merupakan perkembangan dari STEAM. Pada STREAM adanya penambahan aspek arts berkaitan dengan pentingnya pengintegrasian ilmu mengenai seni, keindahan dan estetika dalam kehidupan. Aspek arts bertujuan untuk melatih inovasi dan kreativitas dalam memecahkan permasalahan. ). Aspek arts penting untuk ditambahkan ke dalam STEM karena berperan penting dalam konsep pemodelan, pengembangan, evaluasi bahkan seni memunculkan kritik.Â
Terminologi STEM ini berawal sejak tahun 1990-an yang diinisasi oleh National Science Foundation (NSF) yaitu sebuah kebijakan di Amerika Serikat yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Secara umum tujuan pendidikan STEM yaitu agar peserta didik dapat dibiasakan untuk menerapkan dan mempraktikan konten-konten STEM dengan situasi yang dihadapi di lingkungan sekitar. Pendekatan STREAM mengandung kerangka tiga dimensi pembelajaran science yang digagas oleh NGSS (2013). Kerangka tiga dimensi pembelajaran science ini merupakan desain pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan abad 21.Â
Kerangka tiga dimensi tersebut meliputi:
- Praktik scientific procces dan engineering procces,
- Konsep lintas bidang (crosscutting concepts),
- Konsep ide inti pada disiplin ilmu.
Langkah-langkah atau tahapan pendekatan STREAM mengacu pada tahapan pendekatan STEM. Langkah-langkah pada pendekatan STEM menurut Suwarma (2014) menekankan pada engineering process terdiri dari empat tahapan yaitu :
- Tahap Pikir (P)
Pada tahap pikir, siswa mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar untuk dicarikan solusinya dengan cara bertukar pikiran.
- Tahap Desain (D)
Pada tahap desain, siswa merancang sebuah solusi berupa produk untuk menyelesaikan permasalahan yang telah didapatkan.
- Tahap Buat (B)
Pada tahap buat, siswa membuat produk sebagai solusi yang telah dirancang.
- Tahap Uji (U)