Media sosial apabila dimaksimalkan terutama akun akun sekolah, yang bertujuan memberikan srana bagi perkembangan bimbingan dan konseling, dapat mencapai titik maksil seperti memudahkan akses dalam menerima layanan, kerhasiaan bagi yang memiliki sikap introvert berlebihan, mengurangi ketegangan apabila bertemu secara langsung, dan dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun. Oleh karena itu, guru BK seyogyanya memaksimalkan media sosial sebagai kampanye konseling. Dengan demikian, dapat membentuk sutau pola pengendalian berbasis media sosial untuk melihat, memahami, dan menentukan strategi konseling seperti apa, yang bisa dilakukan terhadap siswa selama proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Tantangan guru BK selanjutnya adalah, kemauan diri dalam menerima perkembangan media online. Sebagai guru sikap kedewasaaan dan penerimaan adalah hal yang terpenting, sebagaimana media online tentu mengalami dinamika. Sehingga, guru BK yang menangani media sosial khusunya akun sekolah dibutuhkan kreativitas, ide-ide, serta wawasan yang terupdate untuk melihat potensi dan peluang guru BK di media sosial. Oleh karena itu, keperibadian, kecakapan nalar diperlukan untuk memberikan edukasi pada ranah bimbingan dan konseling di media online.
Strategi guru BK dalam memanfaatkan media online
Pada tahapan strategi guru BK dalam memanfaatkan media online, perlu mengadopsi lima tahapan proses inovasi yang diajukan oleh Rogers, beberapa tawaran Evveret M. Rogers dikaitkan pada usaha guru BK dalam memanfaatkan media online;
- Pengetahuan, Everett M. Rogers mengemukakan, proses pengambilan keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan, yang dimulai oleh individu (atau sebagai unit pengambil keputusan lainya) dihadapkan pada situasi keberadaan inovasi, dan memperoleh pengetahuan terhadap beberapa pemahaman terhadap cara kerjanya. Oleh karena itu guru BK sebagai individu maupun sebagai unit dalam hal ini, sebagai guru perlu memahami dengan baik, mengenai pengetahuan media sosial, pengetahuan yang lagi trand, serta pengetahuaan perubahan media sosial. Dengan mengetahui berbagai dinamika media sosial, maka guru BK mampu mengambil strategi tertentu untuk memanfaatkan media sosial, sebagai filter bagi tumbuh dan berkembangnya siswa melalui layanan konseling berbasis media online. Sehingga, guru mampu melakukan pendampingan dari konsep dasar, implemntasi dan dampak berdasarkan ilmu pengetahuan.
- Persuasi, pada tahap persuasi, dalam proses pengambilan keputusan inovasi individu membentuk suatu sikap yang mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Hasil utama dari tahap persuasi, dalam proses pengambilan keputusan yaitu sebuah sikap yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap inovasi. Dengan demikian persuasi semacam ini mengarah pada perubahan selanjutnya berupa perilaku terbuka meliputi penerimaan atau penolakan, yang konsisten dengan sikap yang dimiliki. Pada tahapan ini guru BK memerlukan kecerdasan intelektual dan emsional untuk mempertimbagkan penggunaan media sosial sebagai serana dalam inivasi layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan riset sebelumnya bahwa media sosial memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan individu, melalui pertimbangan persuasi diharapkan guru BK dapat melihat peluang dan potensi layanan bimbingan dan konseling berbasis media online untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa
- Keputusan, tahap keputusan dalam proses pengembilan keputusan inovasi terjadi ketika seorang individu (unit pembuat keputusan lainya) terlibat pada kegiatan yang mengarah pada pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi, adopsi ialah keputusan untuk memanfaatkan inovasi sepenuhnya sebagai tindakan terbaik yang tersedia. Setalah dilakukan pengkajian dan mempertimbangkan segala bentuk kemasalhatan maka proses inovasi dapat dilakukan. Inovasi yang bisa dilakukan oleh guru BK di sekolah yaitu, melalui perbedayaan konseling berbasis media online, guna menyeimbangi pertumbuhan dan perkembangan siswa yang diperoleh melalui media online. Seperti pembuatan akun, melakukan edukasi berbasis media online, serta menerima umpan timbal balik dari siswa yang membutuhkan layanan berbasis media online.
- Implementasi, proses pengambilan keputusan inovasi memberikan latihan mental, pada tahapan implementasi melibatkan perubahan prilaku yang nyata, perubahan perilaku ini dipengaruhi oleh perubahan ide baru yang benar-benar diterapkan pada inovasi. Pada saat proses implementasi diperlukan kesiapan yang tentunya bisa saja tidak sesuai dengan ekpektasi awal. Tetapi poinya dalam layanan konseling berbasis media online, bukan pada ranah kuantitas keberhasilan, tetapi lebih kepada pemberdayaan individu yang diminimalisir melalui lingkungan individu atau siswa berdasarkan pada kekatifan dalam bermedia online.
- Konfirmasi, pada tahapan konfirmasi, apabila dalam pengadopsian atupun implemntasi layanan konseling berbasis media online ditemukan keberhasilan. Maka layanan terus dilanjutkan, tetapi jika ditemukan kendala dan memberikan dampak yang negative maka layanan konseling berbasis media online dapat dihentikan pada tahapan konfirmasi. Tetapi, layanan konseling berbasis media online berdasarkan riset memiliki kemampuan dalam menjangjakua aspek yang lebih luas. Hal ini diperkuat oleh sebagain data ditemukan siswa lebih mampu menarasikan dirinya di media sosial dibandingkan menyampaikan secara langsung. Dengan demikian besar harapan penulis, agar para guru BK di sekolah memebrikan layanan bimbingan dan konseling berbasis media online dalam meminimalisir polemic polemic siswa yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H