Mohon tunggu...
Muhayat AF
Muhayat AF Mohon Tunggu... -

http://1000burungkertas.org/

Selanjutnya

Tutup

Money

Karena Kita Butuh Informasi Bermutu

29 Juli 2010   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:29 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan karena MUI mengharamkan, tapi karena kita butuh informasi yang mendidik dan bermutu

Fatwa haram tayangan infotainment yang dikeluarkan MUI beberapa hari yang lalu mendapat respon baik dari berbagai kalangan. MUI memandang bahwa tayangan infotainment yang beredar sudah berlebihan dalam mengekspos aib, kejelekan dan hal-hal negatif terkait pribadi orang lain. Sehingga yang dibidik oleh MUI kali ini adalah konten infotainment dan bukan tayangan infotainment itu sendiri.

Fatwa semacam ini sebenarnya pernah dikeluarkan oleh Nahdhatul Ulama akhir tahun 2009 lalu. Namun seperti fatwa-fatwa lainnya, saat itu fatwa haram infotainment hanya berlalu begitu saja. Meminjam istilah Bang Iwan, "pura buta dan pura tuli", infotainment terus melenggang dengan berita-berita yang semakin tak kenal batas. Sekarang timbul pertanyaan, mungkinkah fatwa MUI kali ini membuahkan hasil? Atau sekedar angin lalu seperti fatwa yang dikeluarkan NU sebelumnya?

Selama ini saya tidak begitu peduli terhadap fatwa-fatwa MUI atau organisasi keagamaan lainnya. Mungkin juga bisa dikatakan saya termasuk para pelanggar fatwa-fatwa tersebut. Namun menyangkut infotainment, yang tidak terlihat manfaatnya kecuali bagi pelaku bisnis itu sendiri, saya sangat respect dengan langkah MUI. Sebagai masyarakat kecil yang butuh informasi mencerdaskan dan mendidik saya ingin berbicara kepada semua pihak:

Media Massa, "Tidak bisakah Anda mendapatkan keuntungan tanpa harus menjual idealisme Anda? Bukankah dulu Anda berteriak ingin berkarya untuk mendidik bangsa? Lalu mengapa setiap detik Anda jejali kami dengan berita-berita yang justru membuat kami semakin bodoh?!

Para Wartawan dan Reporter, "Apakah menyebarkan aib orang lain bisa membuat Anda disebut seorang profesional? Haruskah kalian mengagungkan profesionalisme sementara pemirsa dan masyarakat pembaca tertipu oleh berita murahan yang kalian tulis? Lihat rekan kita di sana. Mereka membawa berita penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat, tapi kalian telah menutup telinga masyarakat dengan gosip murahan yang kalian sebar."

Para Presenter, "Anda adalah manusia yang diberi banyak kelebihan. Selain piawai dalam berbicara, Tuhan telah menghanugerahi kalian wajah yang rupawan. Pasti banyak acara lain yang tertarik untuk merekrut anda sebagai pembawa acara. Tapi mengapa Anda harus memilih sebagai penggosip, yang dalam pangdangan Tuhan Anda tidak lebih dari sekedar pemakan bangkai saudara sendiri?!"

Para Sponsor, "Sadarkah Anda, dagangan Anda yang habis terjual telah menyisakan kebusukan bagi orang lain. Mereka yang digosipkan, difitnah, dicerca, dan dipermalukan didepan umum, meminta pertanggung-jawaban dari Anda. Ribuan kali keuntungan yang anda dapatkan sama sekali tidak sebanding dengan sakit yang mereka rasakan."

Pemerintah, "Bukankah Anda telah meminta para agamawan untuk membenahi moral bangsa. Sekarang mereka sedang melalukan tugas itu, lalu dukungan apa yang bisa Anda lakukan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kebobokran moral yang terus menggerogoti? Semoga Anda tidak hanya diam."

Para pemirsa, "Sadarlah Anda adalah korban. Kemarin mengumpat tapi hari ini Anda menikmati gosip, adu domba dan aib yang tersebar lalu masuk ke rumah Anda melalui tayangan televisi. Haruskan Anda memikirkan nasib para artis itu sementara kesulitan hidup Anda sudah cukup berat. Masihkah Anda mengidolakan mereka yang keluarganya berantakan? Maukah Anda, para ibu rumah tangga, bercerai berai dengan para suami, seperti artis Anda yang digosipkan di tv? Maukah nasib anak-anak Anda kelak menjadi terbengkalai akibat moral buruk yang Anda pertontonkan kepada mereka melalui tv?"

Saya yakin kita masih bisa berubah untuk menjadikan bangsa ini semakin baik. Mari kita bergandengan tangan, menyelamatkan negeri ini. Masih banyak yang harus kita pikirkan dari pada sekedar membicarakan keburukan orang lain. MUI telah memberikan fatwa Haram atas tayangan infotainment. Tapi saya yakin, tanpa fatwa haram itu pun kita tetap menginginkan suguhan berita yang lebih baik dan lebih bermutu.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun