Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Program Ramadan di Sekolah: Sembilan Gerakan Maraton Sedekah

19 Maret 2024   23:05 Diperbarui: 20 Maret 2024   03:44 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan memasuki pekan kedua. Artinya, lambung sudah terbiasa kosong setidaknya selama 14 jam. Pola makan, kiat tetap bugar, mengisi rutinitas dengan frekuensi agak turun dibandingkan hari-hari biasa, sudah bersahabat bersama mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa. Ibadah wajib bagi umat muslim itu dijadikan ajang fastabiqul khairat. Salah satunya yakni dengan bersedekah. Sangatlah dianjurkan pada bulan ramadan untuk senantiasa menyisihkan harta maupun keluarkan non-nominal.

 "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS Al-Munafiqun: 10)

Bicara sedekah tidak melulu terkait uang. Senyuman, pertolongan, membantu mengurai problematika teman, menularkan ilmu pengetahuan, termasuk dalam sedekah non-materi. Sedekah merupakan pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi (KBBI). Namun, yang berlaku dalam masyarakat tidak terbatas pada satu golongan tertentu saja, memaknai lebih meluas. 

Banyak konsep bersedekah, tak terkecuali program ramadan di sekolah. Satu bulan dipenuhi kegiatan pesantren kilat, misalnya. Gagasan pesantren kilat ada yang sifatnya harian, setengah hari, ada pula mingguan. Contohnya, kelas rendah mengikuti program setengah hari, kelas atas terjadwal mulai pukul 16.00 hingga ba'da salat tarawih. Lantas kaitannya dengan sedekah apa? Pesantren kilat mengajarkan sedekah melalui perolehan materi, presentasi, hingga praktik. 

Bagi saya, pesantren kilat diperlukan modifikasi supaya tidak terkesan monoton. Sembilan program aktivitas yang dapat menjadi alternatif maraton pada ramadan selain pesantren kilat dapat diringkas sebagai berikut.

Pertama, Parpet (Parcel Paket)

Program Parpet merupakan sedekah dalam bentuk parcel. Di kelas anak saya kebetulan mendapat jatah dua botol sirup. Kelas sebelah kebagian membawa gula pasir 2 kilo, kue kering, dan minyak 1 liter. Sekolah sudah menyusun keperluan parcel dan akan diserahkan kepada stakeholder. Wah menguntungkan pihak lainnya dong! Dan kenapa pula siswa sebagai 'sang dermawan'? Pertanyaan itu tidak hanya saja singgah di otak saya, ternyata anak saya juga bertanya-tanya. 

Dengan sikap polosnya sambil meraih lengan baju saya sembari berkata, "Ibu, kenapa ustadah nyuruh kita buat bawa sirup, memangnya mau dibuat apa?" Demikian kira-kira dia luapkan isi hatinya. Perlahan saya sampaikan bahwa sekolah mengajarkan anak-anak untuk giat bersedekah, utamanya di bulan ramadan. Karena sedekah tidak akan membuat hati dan harta kita miskin. Dua botol sirup yang kita keluarkan akan diganti Allah berliat ganda.

Program ini dapat dijadikan list keragaman program di sekolah swasta. Lalu bagaimana dengan sekolah negeri, sebetulnya sah-sah saja berdasarkan kebijakan masing-masing pimpinan dalam meramu program sekolah, tetapi tetap berpegang pada peraturan yang berlaku. Seandainya program parcel bisa dijadikan alternatif, maka perlu adanya strategi dan diskusi guna mencapai kesepakatan kepada paguyuban wali murid maupun komite sekolah. Hindari kata pungli di sekolah negeri!.

Kedua, TabRam (Tabungan Ramadhan)

Celengan dari kain flanel (sumber: pikiran.github)
Celengan dari kain flanel (sumber: pikiran.github)
Kiranya begitulah penampakan celengan atau tabungan yang dibuat anak saya saat menjelang ramadan. Saya baca e-pemberitahuan melalui grup WhatsApp bahwa pengumpulan celengan dilaksanakan per pekan. Sehari menjelang pengumpulan, para wali murid diingatkan kembali supaya jangan lupa membawa hasil tabungan ananda selama satu minggu. Tentu hasilnya pun beragam antara satu anak dengan lainnya. 

Fungsi dari TabRam kurang lebih yang pertama sebagai edukasi ke anak supaya terbiasa menyisihkan uang saku dan disiplin waktu dalam pengisian serta pengumpulan tabungan. Kedua, hasil tabungan diserahkan kepada badan amil yayasan guna disalurkan kepada anak yatim piatu. Ketiga, tanamkan rasa ikhlas kepada anak karena tabungannya tidak untuk dinikmati personal melainkan disedekahkan kepada golongan yang membutuhkan. 

Ketiga, Ulang (Ulurkan Sandang)

Jika Tabram, bahan sedekahnya berupa uang. Lain halnya dengan Ulang. Ulurkan sandang berkaitan dengan pakaian bekas layak pakai. Setiap apa-apa yang kita miliki ada nilai hisabnya, sehingga sekolah dapat juga mengambil langkah untuk donasi sandang. Pakaian anggota keluarga yang tidak terpakai, pilah dan sisihkan. Outfit layak pakai dapat disedekahkan melalui program ini. Beruntunglah ada tempat penyaluran yaitu sekolah. Selain bermanfaat untuk orang lain, kita juga bisa membantu pengurangan sampah tekstil. Mengingat sampah tekstil dapat teruai ratusan tahun mendatang.

Sekolah dapat memperluas sedekahnya melalui panti asuhan maupun rumah yatim piatu. Panti jompo bisa juga dipertimbangkan. Program Ulang dapat dijadwalkan pada ramadan minggu kedua, misalnya.Ajaklah OSIS atau perwakilan kelas saat menyalurkan ke lokasi. 

Selain anak-anak memahami bahwa sedekah sangatlah bermanfaat, mereka akan mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah. Beruntunglah mereka yang masih miliki orang tua utuh.  Tidak bermaksud membandingkan dengan kondisi anak yatim maupun panti jompo, tapi siswa diberikan pengalaman tersendiri untuk terjun langsung ke tempat sasaran. 

Keempat, Tas-nyum (Tasbih Senyum)

Marah atau sebel masuk dalam kriteria mengurangi pahala saat berpuasa. Ramadan tidak putus dengan jalinan senyum. Bagaimana mendesain program ini? Saat masuk sekolah, para guru berderet menyambut kedatangan siswa. Bersalaman, mengucap salam, lalu tersenyum. 

Seandainya ditemukan anak dengan suasana hati yang gundah, berikan terapi sejenak terkait senyum. Cukup, pisahkan dari barisan siswa yang sedang antri bersalaman, ajak bicara. Gali singkat alasan hatinya tidak riang. Tarik napas dan suruh untaikan tasbih senyum. Tasbih: diputar secara bertahap dan berbentuk melingkar, diartikan anak diberikan pendekatan bertahap, temukan penyelesaian dan bermuara pada senyuman. 

Program ini tidak memakan biaya. Akan tetapi butuh kesabaran sedekah dalam penyampaiannya. Bersemangatlah para Bapak dan Ibu guru dalam memberikan pengertian senyum sebagai sedekah. Dan nyatanya Rasulullah adalah insan yang gemar senyum.

"Aku tidak melihat orang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah." (HR Baihaqi)

Kelima, Bank Sampah

Program bank sampah selain dilakukan di luar ramadan, tapi tidak ada salahnya jika diperuntukkan saat bulan puasa. Siswa disuruh bersedekah sampah dari rumah, berupa botol bekas air mineral, alat dapur yang sudah rusak, dan juga kaleng. Harapannya selain sedekah berupa benda, setidaknya siswa ada itikat baik dalam pencarian maupun pengumpulan barang di rumah. Karena hidup bersih itu sebagian dari iman. Bersih hati dan juga bersih lingkungan. 

Sampah disetorkan ke Balai Lingkungan Hidup. Salah satu bentuk kerja sama dengan dinas terkait. Program ini dapat dimanfaatkan sebagai penambahan referensi akreditasi bentuk kerja sama dengan pihak luar. Ciptakan sekolah yang ramah lingkungan dan bisa dijadikan pelengkap dokumentasi menuju sekolah adiwiyata. 

Keenam, Satkel Satjil (Satu Kelas Satu Takjil)

Program tahunan yang sering kali dilakukan banyak orang adalah bagi-bagi takjil. Ajarkan siswa bersedekah dengan cara pengumpulan makanan atau miniman dalam satu kelas. Seandainya satu kelas terdiri dari 32 siswa, dikalikan jumlah semua kelas menghasilkan ratusan takjil yang siap dibagikan ke masyarakat sekitar. 

Atau sebagai ajang promosi sekolah, takjil dikemas rapi, bubuhkan logo sekolah dikemasan takjil, siswa mengenakan almamater atau tanda bahwa yang sedang melakukan aksi Sakel Satjil adalah siswa salah satu sekolah. Maka masyarakat akan tertarik membaca dan mengetahui kalau siswa yang bersangkutan dari sekolah impian anaknya. Bonus takjil bonus pula brosur PPDB. 

Fokus sedekah pada program ini tidak terpaut pada makanan saja, sedekah waktu, sedekah ikhlas, dan sedekah pemikiran ikut andil dalam menyukseskan kegiatan.

Ketujuh, Bukbas (Buku Bekas)

Mumpung ramadan, perbanyaklah sedekah. Sedekah dapat menghantarkan kita kepada kebaikan. Masih menyangkut benda yang ada di rumah, buku. Sedekahkan buku baik baru maupun bekas. Perpustakaan akan bahagia menerimanya. Sebab, semakin banyak judul buku, semakin menambah poin penilaian akreditasi perpustakaan sekolah. Program Bukbas berlaku untuk seluruh warga sekolah. Jika anda tidak dapat mengajak orang lain ke dasar lautan, berikanlah buku tentang teknik menyelam.

Kedelapan,  SafHij (Safari Hijaihiyah)

SafHij atau Safari Hijaiyah merupakan program bagi siswa pilihan yang sudah piawai membaca dan menulis Alquran. Terjunkan mereka ke mushola atau masjid yang ada TPQ (Taman Pendidikan Quran) untuk mengamalkan ilmu. Siswa magang sebagai guru. Atur jadwal dan komunikasikan kepada pengurus masjid.

 Sedekah ilmu tidak akan terputus pahalanya. Siapa yang diajari dan siapa yang mengajari, keduanya mendapatkan berkah dari Allah karena mengamalkan hal baik. Sesalilah jika Anda belum sempat menularkan ilmu ke orang lain, sesungguhnya kita diajarkan untuk menghindari sifat pelit!

Kesembilan, Taskil (Tadarus Keliling)

Taskil atau tadarus keliling ke rumah guru maupun siswa secara bergantian bisa menjadi wadah silaturahmi. Banyak beberapa sedekah yang bisa dirasakan. Dari pihak tuan rumah, dapat memberikan fasilitas tempat dan takjil (jika diperlukan). Bagi tamu, bersedekah dengan meluangkan waktu hadir di rumah teman.  Bersedekah ilmu apabila ada teman yang belum lancar membacanya, betulkan tajwid, dan meningkatkan kelancaran membaca Al Quran. 

Kiranya sembilan program kegiatan sekolah secara maraton di bulan ramadan dapat mewakili pentingnya sedekah. Melalui anggota tubuh yang terlihat dan tak terlihat, sedekah menjalar ke organ tubuh. Keikhlasan hati, kepekaan, kesabaran, keinginan untuk menyalurkan atau menyisihkan harta yang dimiliki, antara pikiran, hati, tangan, kaki, semuanya terolah dan terkemas dalam sedekah. Peran Bapak/Ibu guru serta orang tua sangat diandalkan sebagai motivator dan controling  anak akan pentingnya sedekah. Beberapa program dari sembilan di atas dapat dilanjutkan di luar bulan ramadan. 

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun