Percayalah, tidak ada yang tahu kesibukan masing-masing orang. Menyendiri bukan berarti tidak produktif. Bisa jadi mereka sedang memiliki proyek yang hanya diketahui olehnya. Alasannya dengan menyendiri pekerjaan cepat terselesaikan. Banyaknya orang di sekeliling bisa menjadi penunda pekerjaan. Bagi mereka, menyendiri adalah trik jauhi 'musuh'. Apa dan siapa sajakah musuh tersebut?Â
- Teman yang suka ajak ngobrol
- Kondisi rumah berantakan
- Pasangan yang tidak mendukung proyekmu
- Tekanan pekerjaan
- Suasana hati yang sedang kalut
Mereka enggan orang lain ikut campur urusan pribadi
Setiap manusia punya masalah pribadi, termasuk mereka yang suka menyendiri. Umumnya kalau sedang berinteraksi dengan orang-orang dan kemudian banyak menyinggung hal-hal pribadi membuatnya terganggu. Apalagi berulang dan diungkit-ungkit. Maka dari itu si penyendiri memilih untuk membatasi komunikasi.
Tidak mau mencampuri dan dicampuri urusan pribadi. Ciri khas karakter orang penyendiri. Rata-rata orang menyendiri itu akan menyaring apa dan bagaimana dia bertindak serta diterapkan kepada orang lain. Kehati-hatian tipe ini bukan bermaksud tidak menghargai orang lain care kepadanya. Bagi mereka etika berteman jauh lebih diunggalkan ketimbang kasak-kusuk ghibah.Â
Menyikapi orang tipe ini, tidak dianjurkan bagi kita membelakkan mata terhadap privasi kehidapannya. Stop dan sudahi pengintaian hal-hal yang terkait dengannya. Sebab, baginya "Urusanku adalah hakku dalam setiap penyelesaian dan perlu dicamkan aku tidak minat ikut nimbrung urusan orang lain." Impas!
Menyendiri tidak selamanya buruk, bahkan setiap orang memang perlu laungkan waktu merawat kesehatan mentalnya. Seperti dengan me-time atau mengambil jeda untuk mengelola emosi saat dikendalikan oleh amarah. Emosi miliki magnet dengan dua sisi tarik menarik, bisa hasilkan negatif maupun positif.Â
Menyendiri dalam jangka panjang terlebih dilengkapi kemurungan dan turunnya semangat hidup, bukanlah tindakan bijak. Sayangilah dirimu, cari bantuan jika memerlukannya, karena kamu layak kembali bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H