Bukan kuper, hanya ingin menjauh dari 'rekayasa' manusia
Drama atau rekayasa tingkah polah manusia merupakan hal yang paling tidak disukai oleh si penyendiri. Keberuntungannya adalah tidak bersua dengan orang penuh tipu muslihat. Justru menyendiri membantu berikan charger positif mengilustrasikan apa yang dialami dan yang terjadi terhadap lingkungan sekitar. Boleh jadi pengetahuannya jauh lebih banyak dibanding orang kuper (kurang pergaulan). Orang yang dikatakan kuper adalah orang yang selalu di rumah dan tidak pernah bergaul dengan orang lain. Meskipun sebenarnya tidak semua orang yang hanya tinggal di rumah terbatas pergaulannya.
Kamu tidak perlu menyindir orang yang suka menyendiri. Sindiran level tinggi pun tidak akan pengaruhi belokan sikapnya. Karena orang semacam ini, Â mudah beradaptasi dengan lingkungan. Namun, sisi lain cepat pula siap tinggalkan lingkungan yang dianggap hanya memanfaatkan saja. "Buang-buang waktu!" Itulah kiranya kalimat yang terucap.
Bukan individual, tapi dengan menyendiri membuat mereka lebih konsentrasi
Individual merujuk pada kata sifat. Karakteristik individu adalah minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual, kemampuan atau kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan dan emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai. Karakter ini mengedepankan dirinya mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Mindset individual dikibarkan dalam banyak situasi.Â
Dianggap bisa bertahan terhadap kualitas dan kuantitasnya, individual ditepis persamaannya dengan orang yang suka menyendiri. Karena saat menyendiri tingkat konsentrasi semakin meningkat, itulah mengapa mereka cenderung nyaman di tempat sepi.Â
Sepi bukan berarti menarik diri dari kantor lalu mengerjakannya di rumah atau tempat lain. Masih terbilang satu atap, si penyendiri dapat tuntaskan segala pekerjaannya. Dan mereka akan sangat terganggu oleh kebisingan yang membuat konsentrasinya buyar. Bahkan jika ada suara musik mengalun lirih, dapat dipastikan tipe orang penyendiri akan segera pindah ruangan. Atau meminta untuk mematikan musik.
Sebagai rekan yang peduli kesehatan mental si penyendiri, lakukan tiga hal. Pertama, ajak seseorang yang membuatnya segan untuk berbincang. Taburkan suplai-suplai positif jika orang yang suka menyendiri tidak selamanya baik. Sudah menjadi amanah supaya ilmunya berkah, apabila pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak untuk dipergunakan sendiri, melainkan perlu pengimbasan terhadap orang lain.Â
Kedua, kuatkan mentalmu saat menghadapinya. Kemungkinan besar penolakan terjadi. Balaslah dengan senyuman dan jangan sesekali sakit hati atau balas dendam. Jika si penyendiri sudah mampu taklukkan hatinya, jangan ragu berjabat tangan dan jalin komunikasi.Â
Ketiga, Sumpek melihat kesendiriannya mengakibatkan hati kita kesal. Tidak dianjurkan kekesalanmu dilampiaskan pada amarah kepadanya. Yakinlah, marah bukan satu-satu jalan keluar hadapi orang yang suka menyendiri.
Mereka lagi tersibukkan suatu urusan