Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Punya Teman Bad Attitude di Tempat Kerja, Cermati Karakter dan Solusi Hadapinya!

7 Januari 2024   13:20 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:40 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risih gak sih punya teman di tempat kerja yang bad attitude?

Dua puluh tahun berkiprah di dunia pendidikan membuat mobilitas kerja saya berlapis. Setidaknya sudah lima atap saya singgahi guna tunaikan tugas mengajar. Lazim terjadi pada kelima tempat kerja tersebut saya berjumpa relasi beragam karakter. Jika diberikan kesempatan melalang buana ke penjuru nusantara ini, pasti saya akan menjumpai tipikal orang yang sama.

Mengurai dan menilai jenis karakter orang, sedikit banyak menyeret suasana julid. Namun kali ini saya tertarik terhadap persoalan manusia di setiap tempat kerja. Apakah dikarenakan manusia merupakan sosok tak luput dari kesalahan? Sebatas apa benteng pertahanan budaya positifnya? Serta sesulit dan serisi apa sih ketika punyai teman yang suka bad attitude? 

Mari kita kenali terlebih dahulu apa yang dimaksud bad attitude. 

Bad attitude adalah perilaku buruk yang tidak sesuai dengan norma dan nilai kehidupan. Bila dideskripsikan tidak baik, karakter semacam ini bisa mengancam ketenangan situasi tempat kerja. Lantas bagaimanakah kita bersikap terhadap teman berkarakteristik bad attitude? Jauhi atau sadarkan?

Sebelum mengulas respon sikap teman yang tidak mengenakkan, alangkah baiknya kita telisik tujuh perilaku atau bad attitude yang sering dihadapi di tempat kerja. 

Pertama, bad attitude senang bocorkan aib teman dan parahnya lagi aib tersebut dijadikan bahan gosip ketika ngobrol. 

Saking asyiknya ngobrol, secara tidak langsung membuat luncuran bola semakin besar terhadap sisi negatif seseorang. 

Aib orang lain diagungkan dan tentunya direspon lawan bicara dengan penambahan-penambahan bertubi, kalau tidak kasak kusuk ya berakhir tertawa riang. Kalau dibiarkan tipe ini melekat kuat, dimanapun dan situasi apapun dia berada selalu akan ngegosipin orang lain. Tak salah andai ada julukan "tukang gosip". 

Refleksi kita mengenai hal ini simple saja. Jangan dibuat baper oleh sikapnya. Selektif memilih teman, apalagi sampai curhat masalah pribadi. Jalin pertemanan di tempat kerja sewajarnya. Buat kesibukan setelah tugas pokok berakhir. Hal tersebut akan terhindar dari suara-suara miring tentang orang lain bahkan diri kita.

Bagi Anda menghindar tidak ada ruginya, sebab namanya gosip berbalut kuliti aib seseorang akan timbul fitnah dan kepo. Jatuhnya ngurusi hidup orang lain dan tidak bisa fokus pada pencapaian diri.

Ilustrasi tempat kerja (Sumber: www.dopsi.es)
Ilustrasi tempat kerja (Sumber: www.dopsi.es)

Latihlah telinga, mata, dan mulut difungsikan pada hal-hal positif. Karena sebenarnya attitude bersifat cair, karakter ini dapat berubah-ubah berdasarkan syarat dan pembiasaan peraturan tak tertulis pada tempat kerja. 

Kedua, jika hendak berikan nasihat kepada teman jangan sesekali di hadapan banyak orang. Selain kurang etis, teman yang dinasihati akan malu. Reaksi malu bisa berujung kesal dan marah. Yang menjadi point bukanlah marahnya, namun bagaimana bad attitude seseorang itu manajemen diri saat akan menasihati teman. Tipe ini biasanya punyai dendam tersembunyi. Sengaja ingin mempermalukan teman di hadapan pimpinan. Carmuk alias cari muka. 

Berbagai langkah bisa mematahkan keberanian orang tersebut dengan cara membantahnya. Tergolong ekstrim, tapi sesekali perlu diterapkan. 

Orang dengan attitude yang semena-mena tadi akan berhenti jika ada lawan, sehingga bagi yang dinasihati siapkan mental Anda untuk tidak hanya ikhlas menerima. Akan terjadi kegaduhan sebentar. Semua rekan kerja memusatkan perhatiannya kepada kita. Tapi sekali gaduh dan selamanya tak terulang, bagi saya itu cara ampuh musnahkan bad attitudenya. Selamat mencoba!

Ketiga, lebih menyakitkan hati. Bad attitude ketika sedang bertiga namun yang asyik ngobrol cuma berdua. Jadi 'obat nyamuk' gak sih? Keberadaan kita tidak diindahkan. Menggiring suudzon. Berkecamuk pikiran tentang kedua teman. Bisa saja terjadi, dua orang tersebut sedang membahas Anda. Atau ada sesuatu yang disembunyikan. 

Nyesek jika sudah berada dalam lingkaran obrolan yang demikian. Apalagi dilengkapi body language lirikan dan tertawa menyindir, wah semakin membuat diri kita ingin beranjak dari tempat duduk. 

Solusi bagi orang tipe kategori ketiga, berdehem seolah ada target pembicaraan melintas depan kita. 

Bisa juga senggol bahu mereka, "Hai, asyik banget ngobrolnya, aku di sini lho, mau dong ikutan nimbrung." 

Jika kalimat lugas tidak mempan juga, pamitlah ke toilet. Harapannya saat kembali dari toilet, mereka sudah normal berbaur dengan Anda. Tetapi, ada kalanya mereka tidak sadar apa yang telah dilalui. Tahapan akhir, angkat kaki dan gabung dengan teman lainnya yang bisa menerima Anda dengan leluasa. 

Keempat, Jangan sesekali ngerencanain acara di depan orang yang gak diajak. Bayangkan mimik wajah orang yang mendengarnya. Kalau orang itu tipe cuek, gak jadi masalah. Tetapi akan lain cerita andai yang dengar rencana adalah musuh Anda. Wah, bisa saja disepelekan rencana yang receh itu. 

Hampir sama dengan bad attitude nomor tiga, hal yang bisa kita lakukan yakni abaikan perkataannya. Jangan sesekali meminta untuk diajak ke acara yang telah disusun. 

Ubah pola pikir bahwa Anda bukanlah orang lemah. Atur perencanaan dengan teman lain atau keluarga sebagai jawaban jika tanpa mereka Anda pun bisa bersenang-senang. 

Kelima, hobinya merendahkan orang lain. Bad attitude miliki ciri bahwa dirinya super paling benar. Mengunggulkan dirinya tanpa diminta atau ditanya orang lain. Karakter ini menjadi habit disebabkan efek sosial. Peran pengaruh sosial begitu besar terhadap pembentukan attitude. Munculnya perilaku ini tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu objek. Attitude juga sering muncul karena adanya kumpulan objek yang memunculkan attitude menjadi lebih agresif. 

Sebagai contoh, misalnya Si A hobi merendahkan orang lain bukan karena ada objek yang membuatnya kuat, tapi karena orang-orang di sekitarnya dan yang setipe dengan A juga punya sikap meremehkan. 

Cara menghadapi teman bad attitude ini:

  • Kelola situasi, jangan langsung bereaksi. Tenangkan diri, tarik napas perlahan. Lebarkan senyum di pipi dan kembalilah pada rutinitas.
  • Jangan membalas kata-katanya. Kenapa? Karena target orang merendahkan kita ingin melihat respon target. Mereka akan semakin gembira dan ciptakan hal baru lagi untuk merendahkan Anda. 
  • Sebisa mungkin, jangan menaruh sakit hati padanya. Maafkan atas segala yang telah dilakukan. 
  • Yakinlah bahwa Anda mampu melewatinya, maka tidak perlu gugup saat berpapasan.

Keenam, baper hal sepele. Orang baperan sering disebut Highly Sensitive Person (HSP). Tidak bisa diajak gurau. Menanggapi sesuatu dengan serius. Tipe ini sulit menerima perubahan secara tiba-tiba, maka pengambilan keputusan pun agak melambat. Sensitif cukup tinggi membuat dia terbelenggu pada over thinking. 

Sejujurnya bad attitude ini dapat dinormalkan melalui sharing ke orang lain. Selain itu, tingkatkan kesibukan. Beri tips kepadanya supaya memulai membiasakan diri merespon dengan logika. Baper erat dengan emosi, maka musuhnya adalah logika. Kenalkan sumber literasi yang bisa dijadikan referensi jika menjadi baperan akan merugikan diri sendiri. Ajak bergabung berorganisasi dapat juga dijadikan solusi atasi bad attitude.

Bad attitude sejujurnya tercipta karena beberapa hal. Dilatar belakangi oleh kondisi, sifatnya dapat berubah, dipengaruhi kehidupan sosial, dan adanya motivasi. 

Mari kontrol diri untuk terhindar dari bahayanya bad attitude terhadap kesehatan psikologis. Ciptakan hubungan baik antar teman maupun pimpinan pada lingkungan kerja. 

Sebaik-baik manusia yang beruntung adalah mereka yang berguna untuk orang lain. Mulailah sekarang dari diri Anda, hindari toxic!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun