Semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, satpam, murid, paguyuban dilibatkan untuk menyumbang buku. Agenda infak buku setiap hari Jumat.Â
Pintu masuk sekolah dilengkapi kotak tempat menaruh infak buku. Supaya memudahkan pustakawan, maka penyumbang mengisi tautan Google Form yang sudah dibagikan/share ke grup masing-masing.Â
Isi dari tautan tersebut terdapat judul buku, penulis, penerbit, dan tahun terbit. Agenda infak buku bermaksud menambah panjang daftar koleksi buku. Supaya judul tidak sama, lakukan pemetaan per kelas.Â
Contoh, kelas 12 A membawa buku fiksi karya Tere Liye, judul sudah ditentukan olah ketua kelas atau dikelola sendiri supaya tidak terjadi bentrokan judul. Kelas B buku nonfiksi tentang kisah inspirasi. Buku terkait masakan diberikan kepada kelas C, dst.Â
- Kegiatan survei kebutuhan pemustaka yang dilakukan oleh perpustakaan dalam 3 (tiga) tahun terakhir
Trik:
Evaluasi per program dilakukan guna mendapatkan saran, masukan, bahkan kritik dari warga sekolah. Program perpustakaan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan para pemustaka atau belum, maka dapat melalui kotak kritik dan saran secara online maupun offline.Â
Setiap akhir bulan, kepala perpustakaan dapat menghadirkan perwakilan siswa, seperti OSIS, ketua kelas, bahkan perwakilan ekstrakurikuler untuk menyuarakan apa yang dikehendaki mereka terhadap kualitas dan kuantitas perpustakaan.Â
Atau cara lainnya, sediakan emoji. Setelah pemustaka berkunjung dan sebelum keluar ruangan, dipersilahkan memilih stiker emoji tanda layanan puas dan tidak puas serta saran dan kritik.
- Koleksi khusus karya pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik (kliping, karya tulis, kumpulan foto, dll) yang dimiliki lebih dari 200 judul
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru maupun karyawan. Kekurangan koleksi simbol minimnya literasi guru.
Manfaatkan aset sekolah, list daftar guru dan tenaga kependidikan yang sudah banyak menghasilkan buku. Selain buku, artikel, dan kliping bisa dibuat tambahan skor nilai.Â