Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

6 Alasan Kenapa Menulis di Kompasiana Serupa dengan Berdagang

11 November 2023   14:49 Diperbarui: 11 November 2023   18:38 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaknai ibadah luas pengertiannya. Beribadah dalam berdagang maupun menulis adalah salah satu anjuran nabi Muhammad SAW. Nabi telah berdagang jauh sebelum menikah. Usia masih muda. Dapat menjadi motivasi bagi kalangan muda untuk berdagang di usai dini. Selain sunnah Rosul, berdagang dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Membuka lapangan pekerjaan, menyediakan kebutuhan masyarakat, membantu perekonomian diri sendiri, lingkungan, atau pun negara. Faktor esensial lainnya, berdagang bentuk implementasi perintah Allah menghindari sifat malas dan meminta-minta. Waktu luang dimanfaatkan bekerja daripada berbuat maksiat apalagi sampai mencuri dikarenakan tidak ada pendapatan harian.

Menulis apalagi di Kompasiana, kategori ibadahnya seperti apa? Sifat jujur bebas plagiasi ketika menulis karya merupakan bentuk ibadah. Bahkan jujur itulah menjadi muara pencapaian seorang konten kreator (Kompasianer). Sama-sama mengetik huruf, namun berbeda halnya jika kita mengetik untuk mengomentari unggahan di media sosial, apalagi komentar julid (netizen). Alangkah lebih baik mengetik hal positif seperti artikel yang dapat berguna bagi sang pembaca. Sibuk dengan kolom menulis jauh lebih bijak daripada sibuk ghibah orang lain.

Mencari ketenaran 

Siapa yang tidak kenal juragan 99 asal Malang? Mau sukses seperti dia? Lalu di Kompasiana pun, siapa yang masih asing dengan Bunda Roselina Tjibtadinata? Usia  lanjut tidak menyurutkan aktivitas hampir setiap hari untuk menulis. Contoh kecil melalui dua tokoh tersebut, penulis dan pedagang sedikit banyak memiliki visi untuk meraih ketenaran. Branding atau lebeling diri sebagai pedagang maupun penulis dapat kita miliki pascafokus geluti ihtiar, tawakal, dan doa berkaitan dengan segala upaya meraih menjadi pedagang atau penulis terkenal. Sampai akhir hayat karya kita akan selalu dikenang. Dunia digitalisasi pun ikut andil mencatat sejarah kita. 

Mendapat keuntungan

 Bonus terakhir dari kesamaan kedua aktivitas menulis dan berdagang adalah mendapat laba atau keuntungan. Tidak semua orang sepakat bahwa laba hanya terikat dengan uang. Menjalin kekeluargaan dengan bersilaturohmi antara pelanggan atau pembaca  menjadi anugerah dan nikmat yang diberikan Tuhan kepada penulis maupun pedagang. Relasi di berbagai bidang semakin terjangkau luas baik moda di jagat maya atau riil kehidupan. Rencana jangka panjang dapat berikan keuntungan tersebut kepada anak turun kita. Bisa melalui ilmu, harta, dan cara kelola psikis dan fisik ketika menjadi seorang penulis maupun pedagang.

Artikel ini mewakili isi hati saya. Menulis  maupun berdagang tidaklah sulit, asalkan ada pembiasaan, diniatkan ibadah, cari modal, asah keterampilan, lalu bermuara pada ketenaran dan keuntungan. Tebarkan apa yang kita lihat dan rasa ke sebuah tulisan. Manfaatkan gawai (HP) kita kepada hal-hal positif. Berdagang, saya terinspirasi kisah nyata ibu saya. Tidak jauh berbeda dengan menulis, berdagang dapat pula diwariskan dari pendidikan formal maupun nonformal seperti apa yang saya tulis.  Sentralkan semua hal dalam balutan ibadah kepada Allah. Tentunya ulasan ini jauh dari kata lengkap dan detail. 

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun