Guru, satu kata penuh makna. Digugu lan ditiru. Guru, pioner keberhasilan pendidikan di Indonesia. Guru bisa menjadi subjek maupun objek proses belajar mengajar.Â
Guru, seorang pendidik yang terpahat dalam trilogi pendidikan. Lalu apakah guru hanya sebatas profesi? Adakah tuntutan secara formal terbalut dalam suatu program peningkatan kualitas guru?Â
Kemudian muncul pertanyaan baru, seberapa penting kompetensi guru yang digadang-gadang bisa menularkan ilmu kepada murid-muridnya dan sebagai upaya pengembangan diri berdasarkan kodrat zaman.
Menengok prolog tersebut, saya sebagai seorang guru akan menguraikan jenis kompetensi peningkatan mutu dalam beberapa program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Mari kita kulik, nama pelatihannya beserta alat ukur apa yang dipakai.
1. PPG (Pendidikan Profesi Guru)
Terdapat dua jalur untuk program ini, yaitu prajabatan dan dalam jabatan. Bagi guru yang belum masuk dapodik (data pokok pendidikan) atau mahasiswa pendidikan  fresh graduate dapat mendaftarkan diri pada program ini.Â
Sebaliknya, guru yang sudah masuk dapodik bisa mengikuti PPG dalam jabatan. Jika dinyatakan lolos tahap seleksi administrasi, maka calon peserta PPG kedua tipe tersebut menjalani pretest.Â
Soal pretest berbentuk pilihan ganda. Lima alternatif jawaban disimbolkan dengan huruf kapital A s.d. E. Riilnya, tidak hanya dalam pretest saja, pilihan ganda atau multiple choise setia menjadi 'sahabat karib' sebagai salah satu penentu kelulusan dalam PPG.Â
2. PGP (Pendidikan Guru Penggerak)
PGP saat ini sedang berlangsung untuk merekrut calon guru penggerak angkatan ke-8 dan 9. Sedikit berbeda dengan PPG, PGP tidak memanfaatan soal pilihan ganda sebagai syarat awal lolos seleksi.Â
Namun, soal pilihan ganda sejumlah 20 s.d. 30 butir soal akan dijumpai pada tes awal dan akhir setiap modul. Adapun pelatihan ini mempunyai paket 3 modul.Â
Paket tersebut dijabarkan sebagai berikut: a) modul 1 mulai dari 1.1 sampai  1.4, b) modul 2 memiliki submodul 2.1. hingga 2.3., dan c) paket modul 3 mencakup 3.1., 3.2., dan 3.3.. Genap  10 modul yang bisa diartikan bahwa guru mengerjakan soal pilihan ganda 20 paket di awal dan akhir tes.Â
Soal dilengkapi dengan lima pilihan jawaban. Masing-masing jika dibreakdown, pilihan 1-3 sebagai jawaban 'tambahan/pelengkap' (secara rasional tidak ada sinkronisasi dengan stimulan=stem soal), 1 jawaban berikutnya merupakan pengecoh, dan 1 alternatif jawaban benar (kunci jawaban).
3. Google Master Trainer (GMT)
Pelatihan ini diperuntukkan bagi pendidik yang sudah memenuhi kriteria Kemendikbudristek. Kemudian akan ditugaskan untuk melatih guru dan tenaga pendidikan dalam mengaplikasikan akun belajar.id pada perangkat Google Workspasce for Education.Â
Pelatihan ini menggunakan moda asinkron dan sinkronus. Apakah terdapat soal pilihan ganda? Jawabannya, ya ada. Tahapan latihan uji pemahaman, peserta diwajibkan untuk menuntaskan jawaban dengan cara memilih beberapa jawaban yang tersedia (ada pilihan ganda kompleks dan biasa).Â
Tidak hanya pada tahapan latihan pemahaman, soal pengimbasan ke guru, pengimbasan ke murid, serta latihan uji kompetensi dan ujian akhirpun semuanya setia menggunakan soal pilihan ganda.
4. PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK)
Pelatihan guru yang keempat ini memiliki level  cukup panjang. Sistem proses belajarnya hampir sama dengan GMT. Ujian per level juga tidak bisa berpaling pada soal pilihan ganda.Â
Waktu mengerjakan soal dapat dipilih sesuai jadwal, satu minggu pengerjaan membuat sumringah peserta pelatihan dikarenakan malam haripun masih bisa mengikuti ujian.
5. Platform Merdeka Belajar
Platform yang sedang digandrungi oleh guru di nusantara ini menyediakan banyak fasilitas. Menu atau fitur apa sajakah yang disedikan PMM?Â
Mulai dari video inspirasi, komunitas belajar, bukti karya, asesmen, kurikulum merdeka, perangkat mengajar, dan pelatihan mandiri. Sesuai dengan topik pembahasan tentang 'setia' dan 'sahabat karib', soal pilihan ganda masih juga ditemukan pada platform merdeka belajar.
Contoh empat program dan satu media edukasi untuk guru yang dicetuskan pemerintah merupakan bagian kecil dari berbagai program yang ada.Â
Di akhir tulisan, saya hendak menguntai kalimat bahwa soal pilihan ganda masih relevan digunakan sebagai alternatif salah satu tolok ukur pemahaman guru.Â
Alat tes ini dapat merangsang pikiran guna mempertimbangkan antara korelasi stem dengan pilihan jawaban. Syaratnya, stem atau stimulus dalam penyusunan soal memiliki standar validitas tinggi.Â
Jika boleh membandingkan, jangan sampai soal ujian kompetensi pemahaman guru memiliki kualitas rendah dibandingkan soal AKM untuk siswa.Â
Harapannya, guru sebagai orang yang digugu lan ditiru belajar untuk dan bagi dirinya sendiri sebelum membelajarkan kepada siswa maupun orang lain.Â
Terus up grade diri! Senantiasa setia dan menjalin sahabat karib dalam pelbagai soal pilihan ganda guna menghadapi uji kompetensi. Budayakan menggerus soal multiple choise bersanding kisi-kisi. Ganbatte para guru di Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H