Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Serba-Serbi Car Free Day Gresik: Cukup Rp1.000 Tebus 'Tuyul'

8 Oktober 2023   20:20 Diperbarui: 10 Desember 2023   11:07 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kaki menapaki Car Free Day (CFD) Gresik di Minggu pagi pukul 07.00, cuaca masih berdamai karena el nino belum mengepakkan diri. Seolah bersahabat dengan situasi yang semakin riuh pengunjung CFD, mulut ini dengan tidak sengaja menghitung satu per satu barisan stan. Yup, genap 100! Wow, 100 itu angka yang terbilang cukup menajubkan. Ratusan stan lainnya masih menganga, karena belum usai jari ini melanjutkan hitungan. 

Perlu diketahui bahwa CFD Indonesia pertama kali digelar di Jakarta bertepatan dengan hari Bebas Kendaran Bermotor, diperingati setiap tanggal 22 September. Harapannya masyarakat bisa menghirup udara segar tanpa adanya asap kendaran yang sewaktu-waktu bisa 'mengotori' hidung dan paru-paru. Selain sebagai simbol pembersih apa yang kita hirup, capaian CFD membudayakan ketergantungan pada fasilitas kendaran bermotor. Polusi dapat berkurang setidaknya pada satu hari dalam satu pekan. Sejak saat itulah Car Free Day diminati oleh kota-kota besar lainnya, tak terkecuali di Gresik.

CFD Gresik sudah digelar kurang lebih empat tahun silam. Dua tahun pandemi kegiatan hari bebas kendaraan bermotor itu ditutup sementara waktu. Kembali dibuka pada 12 Juni 2022, para pengunjung masih dihimbau untuk menjaga protokol kesehatan. Lalu apakah hanya bebas dari kendaran bermotor di sepanjang jalan Jaksa Agung Suprapto Gresik?  Apa sajakah pernak pernik CFD? 

Bagi yang hobi olahraga, senam aerobik sudah menunggu tepat di halaman gedung WEP (Wahana Ekspresi Pusponegoro). Obrolan hangat sepasang  muda-mudi di belakang saya berbincang, "Gak usah melok senam, iku senam ala mak-mak, awak dewe lak isih arek, dadi nggolek mangan ae Yuk" (Tidak perlu ikut senam, senamnya itu mode ibu-ibu, sedangkan kita kan masih muda, jadi ayo cari makan saja). 

Seberang WEP ada satu stan tertuliskan "Ayo sehat dulur" dari rumah sakit Nyi Ageng Pinatih Gresik. Nampak tiga petugas rumah sakit sedang melakukan pengecekan kepada salah satu pasien. Salah satu syarat untuk  mendapatkan layanan cek kesehatan seperti asam urat, kolesterol, kadar gula, dan tekanan darah yakni menunjukkan identitas diri. Gratiskah? Layanan untuk sehat sesuai jargon di atas, cukup membayar Rp25.000 sudah mendapatkan paket lengkap.

Bergeser, mata ini menyusur wahana permainan anak-anak. Melukis, sewa skuter, memasak, mancing, dunia pasir, mandi bola, arena balap motor, dan masih banyak lagi. Selain menyuguhkan dunia anak, sajian kesenian tradisional pertunjukan topeng monyet pun ikut menyemarakkan CFD. 

Acara mingguan ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam dari pukul 06.00 s.d. 10.00 WIB. Area parkir sepeda motor berada disebelah selatan WEP. Hampir setiap minggu dapat dipastikan parkir selalu penuh. Silih bergantinya pengunjung membawa saya ke barisan kuliner. Sambil memesan bubur ayam, saya iseng bertanya kepada sang penjual, "Setiap minggu apakah ditarik urunan untuk stan? Besaran biaya? Lalu apakah paten tempat berjualannya?". Sambil mengaduk bubur, Ibu penjual menjawab pertanyaan saya, "Dulu awal penentuan stan itu dikasih nomor, jadi lihatlah garis stan saya Mbak! Tertulis 120, inilah stan paten saya di CFD, bayar sebagai anggota hanya sekali di awal pengambilan nomor itu, tergolong murah kok RP50.000 saja". 

Sate kelapa, ayam, serta kambing tertata rapi di ujung gang. Saya menuju gerobak kue kamir. 'Apem Arab' kalau orang Gresik menyebutnya. Terdapat varian rasa mulai dari ori sampai campur, seperti coklat dan stroberi. Stan kelompok kuliner hampir 80 persen memadati CFD. Kue kering, kue basah, jajan pasar, jajan kekinian, jajanan korea. Jika mulut ini bisa berucap dengan keras maka akan saya lantangkan bahwa di CFD Gresik tidak hanya menyuguhkan makanan khas Gresik, melainkan deretan masakan luar Gresik turut melengkapinya. Gado-gado, nasi timbel, gudeg, pecel pincuk Madiun, nasi jagung, ayam geprek, dll.  Barisan stan minuman mulai dari es teh dengan sejumlah branding yang sedang hits, minuman kemasan tradisional, jamu, tak lupa andilnya warung kopi di sepanjang jalan ini. 

Nah, bagi yang suka outfit kece ramah di kantong, disinilah tempatnya. Bandrol harga rata-rata di bawah RP100.000 membuat girang para pengunjung tanpa bias gender. Alat elektronika, berbagai jenis tanaman, pecinta hewan peliharaan, sandal, sepatu, bahkan peniti sampai keperluan rumah tangga juga tersedia. Selain para pedagang kaki lima, ada beberapa stan untuk sales marketing kendaraan bermotor. 

Serba-serbi CFD bikin badan ikut bergoyang yakni alunan musik karaoke dan grup akustik. Serba hitam dress code kaus yang dikenakan grup musik tersebut. Sejenak instrumen yang dimainkan menggiring saya untuk menirukan lagu Nemu (lagu ini sudah saya interpretasi makna pada artikel sebelumnya). 

Setelah melewati berbagai stan, kaki dan mata saya seolah kompromi untuk request rehat sejenak. Mata ini terbelalak melihat piawainya seorang pedagang, ditangan kanannya terdapat tusuk bambu dicolekkan pada adonan. Tangan sebelah kiri membuat bentuk menyerupai dot bayi. 

Wah, nostalgia masa SD dulu dong. Ya, gulali colek atau gulali cetak merupakan makanan jadul yang terbuat dari olahan gula pasir. Jajanan ini tak usang oleh waktu. Nyatanya antrian mendapatkan gulali tersebut cukuplah panjang. Bermodal gerobak tanpa roda yang bisa diselempangkan, Pak Hamid (sapaan penjual) sudah 35 tahun mengais rejeki dengan berjualan gulali.  

Selain jenis gulali colek, metode gulali cetak juga ditekuni oleh pria paruh baya itu.  Gulali colek bersifat elastis memudahkan Pak Hamid dalam memenuhi bentuk pesanan pembeli. Pak Hamid menyiapkan 10 cetakan. Cetakan-cetakan itu ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. 

Saya tertarik dengan cetakan tuyul. Detail penggambaran tuyul dengan sosoknya yang kecil mampu terwakilkan ketika gulali sudah jadi. 

Cetakan lainnya berbentuk macam-macam sayuran, kendaraan, hati, burung, dan ikan. Harga menyesuaikan kecil-besarnya gulali. Hanya RP1.000 gulali tuyul sudah bisa saya nikmati. Pria asal Pemalang itu setiap harinya berjualan di sekitar UPT SD Negeri 7 Gresik. 

Yuk arek-arek Gresik, siapa ingin merasakan serba serbi CFD, datang dan nikmatilah setiap hari Minggu. Ojo lali sangune yo!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun