Menelisik kata-kata yang sering saya jumpai pada remaja saat ini yaitu 5-S. Saya tertegun dengan akronim tersebut. Selain tertegun, rasa menegok diri dipertanyakan dalam otak saya. Sudahkah saya 'mengaca' atas segala apa yang saya perbuat? Benarkah saya menjadi individu yang antikritik? atau Sudahkah saya sadar dengan segala kekurangan yang saya miliki, namun menuntut lebih?.
5-S merupakan jabaran arti dari:
a. Sadar diri. Sadar dengan dirinya, sudah pantaskah jika dirinya menerima pujian dari teman sejawat atau bahkan dari pimpinan sedangkan diri kita tidak melakukan sesuatu yang bisa membanggakan tempat kerja.
b. Sadar posisi. Sadar dengan kedudukan, segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Contoh konteks sadar diri ini dapat dilihat pada kasus ketika kita tidak diundang pesta ulang tahun teman. Kita sadar siapakah kita sehingga tidak ada undangan yang ditujukan untuk kita.Â
c. Sadar muka. Nah kalau yang satu ini tentunya lebih ke wajah ya sobat. Sadar jika kita tidak lolos dalam tahap seleksi putri Indonesia, ingat muka atau wajah kita yang pas-pasan!Â
d. Sadar fisik. Jika point b terkait wajah, sadar fisik ini lebih ke semua anggota tubuh ya sobat. Misalkan dalam kondisi sedang gemuk, tapi diri kita memaksakan untuk memakai baju dengan ukuran S atau M, nah pasti teman bilang "Woi sadar fisik donk"!
e. Sadar atas segala kekurangan. Makna dari sadar atas segala kekurangan, kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan tidak boleh membanggakan diri secara berlebih. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, nah dari kekurangan itulah kita sadar bahwa janganlah berharap bisa melihat konser Cosplay dengan tiket masuk jutaan rupiah, bahkan untuk beli sarapan saja terkadang masih pinjam teman.Â
Berdasarkan paparan 5-S tersebut akan saya kaitan dengan ilmu psikologis terkait 4 jenis karakter manusia. Â Setiap manusia memiliki karakter yang terbagi menjadi empat temperamen (the four temperaments) berasal dari kumpulan sifat seseorang yang terbentuk sejak lahir atau sering disebut dengan kodrat alam. Seiring berjalannya waktu, Â temperamen manusia bisa saja berubah, namun membutuhkan pembiasaan dan waktu yang tidak instan. Empat karakter tersebut yakni: 1) sanguin (suka bersosiolisasi), 2) melonkolis, karakter yang cenderung privat dan penuh perencanaan matang, 3) plagmatis, lebih suka tenang namun bisa menyembunyikan emosinya, dan 4) koleris (lawan dari plagmatis), karakter ini ambisius, kompetitif, dan fokus pada tujuannya.
Jika 5-S dikolaborasikan dengan 4 karakter tersebut, maka mawas diri dengan berbagai pertanyaan tentang diri sendiri jawabannya tidaklah jauh dengan karakter yang melekat pada individu yang bersangkutan. Contohnya jika seorang koleris melihat dirinya adalah segala sesuatu yang 'sempurna' karena orang ini memiliki jiwa ambisius. Terkadang dia mengacuhkan sadar diri, sebab koleris berpikir kaku untuk menggapai tujuannya. Contoh lainnya adalah sadar muka akan diabaikan oleh si sanguin, dia pandai untuk berkawan, berpetualangan, dan humaris sehingga tidaklah mengindahkan sadar tentang muka ataupun fisiknya, karena mengutamakan jalinan komunitas.Â
Adakah yang bisa memberikan contoh lagi hasil kolaborasi 5-S dengan 4 karakter manusia?