Mulai dari Diri Trapesium Usia Modul 1.2

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Salam bahagia, sobat Kompasiana dan Bapak/Ibu guru hebat!

Modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak tentang Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak melalui alur MERDEKA pada sesi M yaitu mulai diri memiliki tagihan tugas menjabarkan trapesium usia. Selain trapesium usia, CGP (Calon Guru Penggerak) juga diminta untuk merefleksikannya dan menjawab beberapa pertanyaan. Tujuan khusus pembelajaran ini adalah:

1. CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
2. CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing.

Berikut cotoh model trapeium usia!

Sumber: Dokumen pribadi

Pertanyaan dan jawaban dalam LMS sebagai berikut!

Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?                                                                                                                                          

Tanda positif terdapat pada usia sekolah yaitu angka 11. Saat itu saya duduk di kelas 4. Hobi menulis membuat saya berkeinginan untuk mengikuti berbagai lomba dan kompetisi. Waktu itu ada lomba esai tingkat kecamatan. Alhamdulillah saya lolos. Moment selanjutnya yaitu ke tingkat kabupaten dan berhasil meraih juara ke-2. 

Di balik piala yang saya tenteng tentunya ada peran sosok seorang guru yang senantiasa membimbing, memberikan arahan, pelatihan, dst terkait bagaimana belajar literasi menulis esai. Usaha tidak menghianati hasil, kompetisi seperti roda berputar. Guru tersebut bernama, Pak Sarjono, S.Pd. guru baru di sekolah dasar kami. Ilmu yang telah diberikan beliau kepada saya sampai dengan saat ini tentunya sangat bermanfaat. hal tersebut saya terapkan kepada murid-murid binaan saya.Bahkan untuk meraih keberhasilan tersebut diperlukan usaha baik lahir maupun batin dengan tidak meninggalkan makna dari belajar dan berdoa kepada Allah SWT.

Tanda negatif bukan berarti selalu hal yang kurang baik. Justru bagi sebagain orang kata negatif itulah yang dapat memicu individu untuk terus mengolah pikiran dan kemampuannya. Berdasarkan trapesium yang telah saya lampirkan, bertepatan sewaktu saya kelas 2 SMP (usia 14 tahun), ada pemilihan siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler pramuka dan akan diikutkan ke Jombore nasional. Kiat saya mengikuti moment berharga itu sangatlah bersungguh-sungguh. 

Namun, disayangkan betapa tidak beruntungnya saya, dikarenakan nilai bahasa Inggir saya selisih 5 point dari sahabat saya. Rasa kecewa tidak dapat dibendunf,hingga saya tidak mau bertegur sapa dengan teman saya tersebut. Pak Driyo sapaan pembina pramuka di sekolah kami mendekapti saya dan memberikan wejangan serta nasihat untuk tidak boleh putus asa dan bisa ikhlas menerima kekalahan. 

Sejak saya tidak terpilih menjadi kandidat Jambore, maka tanda negatif tentang bahasa Inggris dan persahabatan serta makna ikhlas terus bergulir dalam benak saya untuk terus berbenah memperbaiki diri. terima kasih Pak Driyo, atas semua hadiah indah yang telah merubah saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah yakni:

Kolaborasi dan inovatif

a. Menggerakkan murid

Nilai kolaborasi dapat dibangun ketika berdiskusi dengan murid. Melalui diskusi sebisa mungkin guru menjasi teman ngobrol yang mengasyikkan, sehingga suasana diskusi berjalan dengan baik. Murid tidak merasa canggung ketika mengutarakan segala permasalahan yang dihadapinya. 

b. Rekan guru

Rekan sejawat merupakan saudara dan anggota keluarga dalam lingkup sekolah/tempat kerja. Rekan sejawat dalam menjadi komunitas sekolah untuk saling sharing terkait pembelajaran dalam pemilihan media, strategi, teknik, dll bahkan sampai kepada penanganan kasus murid. 

c. Komunitas sekolah

Guru penggerak diharapkan menjadi pemimpin masa depan dan mengembangkan komunitas praktisi baik di dalam ataupun luar sekolah. Komunitas profesi maupun nonprofesi menjadi ladang pengalaman bagi guru penggerak untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman baik. Harapnnya saya dapat berkolaborasi mengajak teman sejawat untuk menjadi tim penggerak komunitas praktisi.

Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah 

a. Murid

Peran saya sebagai motivator, teman, dan pendengar yang baik, menyesuaikan diri terhadap perkembangan kodrat dan zaman yang dimiliki oleh setiap murid. Sudah menjadi tugas kita untuk melayani murid dengan tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya. Karena setiap murid memiliki keunikan masing-masing.

b. Rekan guru

Peran saya sebagai guru yaitu menjadi teman, inspirator, dan kolabolator. Rekan guru merupakn tim bagi saya, sehingga sudah selayaknya seperti keluarga, saling menginspirasi dan melengkapi antar anggota keluarga. Saling memberikan contoh dan menjalin kerja sama yang baik.

c. Komunitas sekolah

Peran saya dalam komunitas sekolah yaiti sebagai sekretaris MGMP bahasa Indonesia wilayah kabupaten dan pripinsi. Menjadi pengurus IGI (Ikatan Guru Indonesia) Kabupaten Gresik bidang literasi. Melalui komunitas tersebut, saya menadapatkan banyak pengalaman yang luar biasa. Nilai mandiri, saya terapkan dan gaungkan kepada semua pengurus dan anggota komunitas supaya tergugah untuk mengeksplor diri. Contoh konkretnya dengan mengikuti pelatihan Guru Penggerak.

Demikian uaraian tgas mulai dari diri modul 1.2, semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak, TERGERAK_BERGERAK_MENGGERAKKAN!