Setelah menunggu lebih dari tiga dekade, Kanada akhirnya kembali mentas di Piala Dunia. Hal ini tak lepas dari penampilan gemilang selama babak kualifikasi zona CONCACAF.
Tercatat, Les Rouges telah memainkan 13 pertandingan. Delapan diantaranya tuntas dengan kemenangan dan hanya sekali kalah. Sementara empat pertandingan lainnya berakhir tanpa pemenang.
Total Alphonso Davies cs telah membukukan 28 poin yang mengantarkan mereka kokoh di puncak klasemen. Satu pertandingan tersisa tidak memberikan dampak apa-apa, Kanada sudah dipastikan lolos untuk kali kedua dalam sejarah Piala Dunia.
Lalu apa hubungannya dengan Argentina?. Buat yang belum tahu, terakhir kali Argentina menjuarai Piala Dunia adalah pada tahun 1986 di Meksiko, bersamaan dengan debut Kanada pada turnamen sepakbola paling bergengsi sejagat tersebut.
Sebagai tim debutan, Kanada tak mampu berbuat banyak. Satu grup dengan Uni Soviet, Perancis dan Hongaria, mereka tak mampu mencetak gol dan poin. Alhasil, mereka harus mengepak koper lebih awal karena terjerembab didasar klasemen.Â
Sedangkan tim Tango yang kala itu masih diperkuat Maradona berhasil merengkuh trofi juara setelah mengalahkan Jerman Barat dengan skor tipis 3-2. Maradona pun didapuk sebagai pemain terbaik turnamen.
Empat tahun berselang, La Albiceleste kembali menantang Jerman Barat di final. Namun harus kalah melalui gol tunggal Andreas Brehme dari titik putih.
Beberapa edisi berikutnya, penampilan Argentina di Piala Dunia mengalami pasang surut. Bahkan, mereka hanya sekali melaju kepartai puncak dan lagi-lagi ditaklukan Jerman pada tahun 2014. Dalam final yang melelahkan dan menegangkan itu, Der Panzer keluar sebagai juara melalui gol semata wayang Mario Goetze.
Kini, Kanada dan Argentina kembali lolos bersamaan ke Piala Dunia.
Kanada tentu ingin mendapatkan hasil lebih baik meski minim pengalaman diturnamen ini. Pemain macam Alphonso Davies dan Jonathan David diharapkan dapat membuat perbedaan.Â
Sementara Argentina targetnya tak pernah berubah dari waktu ke waktu: menjadi juara!
Apalagi dengan skuad yang dimiliki saat ini dan rekor tak terkalahkan dalam 30 pertandingan, seperti menegaskan ambisi itu. Di tambah faktor Lionel Messi yang mengisyaratkan Piala Dunia 2022 sebagai yang terakhir baginya. Tentu La Pulga akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya demi merengkuh trofi berlapis emas tersebut.
Yang paling pasti, skuad asuhan Lionel Scaloni akan tampil habis-habisan di Qatar nanti.
Apakah sejarah akan kembali berulang? Kita lihat saja.
Salam Olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H