Mohon tunggu...
Kibas
Kibas Mohon Tunggu... Editor - Pemuda desa.

Di sini aku hanya menerjemahkan kicauan burung yang ada dalam kepalaku, risih jika tak dikeluarkan. Maka, selamat membaca kicauan burung milikku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampaikan Salamku, Puan!

26 Juli 2020   23:39 Diperbarui: 26 Juli 2020   23:45 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada engkau di matamu
Tak ada engkau di senyummu
Tak ada engkau di wajahmu
Tak terdengar engkau dalam suaramu

Menyimpan harta tak lekas abadi di dunia
Wahai, puan!
Ketakutanku dengan cinta dunia sulit redup
Mengapa kau biarkan aku sendiri menyimpanmu?
Akan menua juga perasaan ini, melemah, puan

Sampaikan salamku untuk api yang menghangatkanmu
Tak apa aku membeku dengan sikapmu ini
Aku tak takut pada lara
Seolah bisa mencipta semua rasa

Sampaikan salamku untuk api yang menghangatkanmu, puan!
Sampaikan salamku!

*Dini hari di Malang, 26 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun