Generasi Z, yang lahir antara akhir 1990-an dan awal 2010-an, telah tumbuh dalam era teknologi yang berkembang pesat. Mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang terampil, tetapi juga membawa dengan mereka nilai-nilai etika yang kuat dalam menggunakan teknologi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi nilai-nilai yang ditampilkan oleh Gen Z dalam penggunaan teknologi mereka, serta bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia digital.
1. Kesadaran akan Privasi dan Keamanan Data
Generasi Z telah tumbuh dalam era di mana privasi dan keamanan data menjadi isu yang semakin penting. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya melindungi informasi pribadi mereka dari akses yang tidak sah. Gen Z cenderung lebih berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi mereka secara online, menyadari potensi risiko yang terlibat. Mereka juga cenderung menggunakan alat dan pengaturan privasi yang disediakan oleh platform media sosial untuk meningkatkan kontrol atas data pribadi mereka.
2. Sikap Terhadap Berita dan Informasi
Gen Z memiliki sikap kritis terhadap berita dan informasi yang mereka temui di platform daring. Mereka cenderung lebih waspada terhadap hoaks dan berita palsu, dan mereka sering melakukan penelusuran tambahan atau verifikasi sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi tersebut. Keterampilan dalam membedakan antara sumber yang dapat dipercaya dan yang tidak menjadi nilai yang sangat penting bagi Gen Z dalam menghadapi banjir informasi di era digital.
3. Keberagaman dan Inklusivitas
Nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas menjadi penting bagi Gen Z dalam penggunaan teknologi. Mereka menyadari kekuatan teknologi dalam membawa bersama orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Gen Z cenderung memperjuangkan representasi yang lebih baik dan pengetahuan yang lebih luas tentang berbagai budaya dan identitas dalam ruang digital.
4. Aktivisme Online
Generasi Z sering menggunakan teknologi sebagai alat untuk menyuarakan opini mereka dan memperjuangkan perubahan sosial. Mereka aktif dalam kampanye online, petisi, dan gerakan sosial melalui media sosial dan platform lainnya. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan hak asasi manusia sering menjadi fokus dari aktivisme online Gen Z, yang mencerminkan keprihatinan mereka terhadap isu-isu global.
5. Penggunaan Teknologi untuk Pembelajaran dan Pengembangan Diri
Gen Z menganggap teknologi sebagai alat pembelajaran yang kuat. Mereka cenderung memanfaatkan sumber daya daring seperti kursus online, tutorial video, dan platform belajar daring untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka. Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai mereka terhadap belajar seumur hidup dan kemampuan untuk terus berkembang secara pribadi dan profesional.
Generasi Z membawa nilai-nilai etika yang kuat dalam penggunaan teknologi mereka. Dengan kesadaran akan privasi, sikap kritis terhadap informasi, keberagaman, aktivisme online, dan penggunaan teknologi untuk pembelajaran, Gen Z memperlihatkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk perubahan positif ketika digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
Referensi:
1. Twenge, J. M. (2017). iGen: Why Today's Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy---and Completely Unprepared for Adulthood---and What That Means for the Rest of Us. Simon and Schuster.
2. Anderson, M., & Jiang, J. (2018). Teens, Social Media & Technology 2018. Pew Research Center.
3. Livingstone, S., & Helsper, E. J. (2007). Gradations in digital inclusion: children, young people and the digital divide. New Media & Society, 9(4), 671-696.
4. Lenhart, A., Madden, M., Macgill, A. R., & Smith, A. (2007). Teens and social media. Pew Internet & American Life Project.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H