Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Penggiat Sejarah

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku: Dari Barang Mewah Hingga Pilar Pengetahuan di Era Modern

1 Februari 2025   15:05 Diperbarui: 1 Februari 2025   15:29 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Buku (sumber gambar: bookbub.com)

Buku memiliki sejarah panjang sejak zaman kuno. Dahulu, tulisan ditorehkan di papyrus yang digulung, diukir di daun atau pelepah tumbuhan, serta dipahat pada tablet tanah liat. 

Seiring perkembangan zaman, metode penulisan berevolusi hingga muncul teknologi percetakan yang mempercepat produksi dan penyebaran buku. Perjalanan ini menunjukkan bagaimana buku telah menjadi bagian penting dalam peradaban manusia, membawa ilmu dan wawasan ke berbagai generasi.

Buku Menjadi Barang Mewah di Masa Lalu

Sebelum mesin cetak ditemukan, buku merupakan barang yang sangat berharga dan hanya dimiliki oleh segelintir orang. Pada masa itu, kemampuan menulis dan membaca masih terbatas pada kalangan tertentu, terutama kaum terpelajar dan bangsawan. 

Pendidikan formal yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh keterampilan literasi masih sangat jarang dan terbatas pada institusi keagamaan atau istana kerajaan. Sebagian besar masyarakat, terutama kaum petani dan buruh, tidak memiliki akses terhadap pendidikan dan cenderung buta huruf.

Selain itu, proses pembuatan buku masih dilakukan secara manual, yaitu dengan cara menyalin teks satu per satu menggunakan tangan. Para juru tulis, yang biasanya adalah biarawan di biara-biara, bertanggung jawab dalam menyalin kitab suci dan naskah penting lainnya. 

Proses ini memakan waktu yang sangat lama, bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu buku saja. Karena keterbatasan ini, buku menjadi barang yang sangat mahal dan hanya bisa dimiliki oleh gereja, bangsawan, atau orang-orang kaya.

Sebelum ditemukan mesin cetak, penyebaran ilmu berlangsung sangat lambat karena setiap salinan buku harus dibuat secara manual. Hal ini menyebabkan terbatasnya jumlah buku yang tersedia dan membuat akses terhadap pengetahuan menjadi sesuatu yang eksklusif. 

Hanya kaum elite yang memiliki kesempatan untuk memperoleh wawasan dari buku, sementara mayoritas masyarakat harus bergantung pada tradisi lisan dalam menyampaikan informasi dan ilmu pengetahuan.

Terobosan Mesin Cetak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun