Dalam konteks ini, guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan alat bantu pembelajaran dan memberikan dorongan saat dibutuhkan. Contohnya, dalam pembelajaran membaca, anak-anak diberikan kartu-kartu huruf dan diajak menyusun kata secara mandiri.
Di sisi lain, Rabindranath Tagore memadukan pendidikan dengan seni dan alam. Sistem ini menekankan pentingnya mengasah kreativitas dan jiwa anak melalui kegiatan seperti melukis, bernyanyi, dan mengamati alam.
Guru dalam sistem ini tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga mengajak siswa belajar di luar ruangan, membangun hubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
Sebagai contoh, pelajaran tentang fotosintesis tidak hanya diajarkan melalui buku, tetapi juga dengan mengamati langsung proses tumbuhan yang terkena sinar matahari.
Ki Hajar Dewantara mengadaptasi elemen-elemen ini dan merumuskan tiga prinsip dasar dalam pendidikan: "Ing ngarsa sung tulada" (di depan memberi teladan), "Ing madya mangun karsa" (di tengah membangun semangat), dan "Tut wuri handayani" (di belakang memberikan dorongan).
Prinsip-prinsip ini menempatkan guru sebagai figur sentral yang tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi siswa melalui tindakan nyata.
Misalnya, dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, guru turut terlibat aktif untuk memberi contoh kepada siswa, sambil mendorong mereka untuk bekerja sama dan menyelesaikan secara bersama-sama.
Prinsip "Tut Wuri Handayani" bahkan diabadikan sebagai semboyan pendidikan nasional Indonesia, mencerminkan pentingnya peran guru dalam mendukung perkembangan siswa secara holistik.
Dengan pendekatan ini, Ki Hajar Dewantara tidak hanya menciptakan sistem pendidikan yang unik dan relevan bagi bangsa Indonesia, tetapi juga meletakkan dasar bagi pendidikan yang lebih humanis dan demokratis.
Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem pendidikan yang bersifat pamong:Â mendidik dengan membimbing, bukan memerintah.
Dalam sistem ini, guru berperan sebagai pembimbing yang mengarahkan, memberikan teladan, dan membangun semangat siswa tanpa paksaan atau tekanan.