Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Rakyat Jejaka

Rakyat Jejaka

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menggali Potensi Indonesia Menuju Negara Maju

18 Desember 2024   11:57 Diperbarui: 18 Desember 2024   11:57 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negeri yang kaya penuh dengan harapan. Kaya akan sumber daya alam, budaya yang beragam, dan bonus demografi berupa generasi muda yang produktif. Semua ini adalah modal besar untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Indonesia punya segalanya. Hutan, tambang, laut, hingga potensi pariwisata kelas dunia.  Namun, realitanya masih berbicara lain: Indonesia masih terjebak dalam status negara berkembang, sementara banyak rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Apa yang salah? Dan yang lebih penting, apa yang bisa kita lakukan?

Potensi Besar yang Sering Terabaikan

Indonesia ibarat berlian yang belum diasah. Alam memberikan kita hutan, tambang, laut yang luas, dan potensi pariwisata kelas dunia. Kita punya nikel untuk baterai mobil listrik, emas, minyak bumi, kopi terbaik, dan ribuan pulau indah yang belum dikelola secara optimal. Ditambah lagi, generasi muda kita, dengan jumlah yang besar, adalah tenaga produktif yang bisa menjadi penggerak utama kemajuan bangsa.

Namun, sering kali kekayaan ini hanya dieksploitasi mentah-mentah. Tambang diekspor tanpa diolah, sawit melimpah tetapi petani tetap miskin, dan pariwisata yang potensial belum dikelola sepenuhnya. Akibatnya? Ekonomi kita tetap bergantung pada ekspor bahan mentah dengan nilai rendah. Indonesia tertinggal dalam rantai produksi global.

Mengapa Kita Masih Tertinggal?

Ada beberapa hal yang masih menjadi penghambat kemajuan Indonesia:

  1. Korupsi dan Mafia Ekonomi
    Korupsi adalah penyakit lama yang menggerogoti negeri ini. Hasil kekayaan negara dinikmati oleh segelintir elite, bukan rakyat banyak. Mafia tambang, mafia pangan, hingga praktik korupsi di birokrasi membuat pembangunan menjadi terhambat. Hasil kekayaan negeri ini lebih banyak dinikmati segelintir elite. Akibatnya, uang yang seharusnya digunakan untuk membangun sekolah, rumah sakit, atau jalan justru masuk ke kantong pribadi.
  2. Pengelolaan Sumber Daya yang Tidak Optimal
    Kita cenderung menjual bahan mentah dibanding mengolahnya di dalam negeri. Padahal, pengolahan bisa menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar serta membuka lapangan kerja.
  3. Kesenjangan Pembangunan
    Pembangunan masih terpusat di Jawa. Sementara itu, wilayah timur Indonesia dan daerah pedesaan masih tertinggal jauh. Banyak rakyat hidup di tengah kekayaan alam, tetapi tetap miskin karena kurangnya akses ke pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
  4. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
    Generasi muda adalah harapan, tetapi jika tidak dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan zaman, mereka hanya akan menjadi beban. Pendidikan dan pelatihan vokasi belum cukup menjawab tantangan dunia kerja modern.

Solusi Menuju Indonesia Maju

Indonesia tidak kekurangan modal, tetapi kita membutuhkan langkah nyata dan kesadaran kolektif untuk bergerak maju:

  1. Berantas Korupsi dan Mafia
    Korupsi harus dihentikan. Uang negara harus sepenuhnya dimanfaatkan untuk rakyat, bukan untuk kepentingan segelintir orang.
  2. Hilirisasi Industri
    Stop menjual bahan mentah! Nikel bisa diolah menjadi baterai kendaraan listrik, minyak sawit menjadi produk jadi. Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga menciptakan lapangan kerja.
  3. Pemerataan Pembangunan
    Infrastruktur dan pembangunan harus merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk desa-desa terpencil dan kawasan timur Indonesia. Setiap daerah berhak maju bersama.
  4. Investasi pada Pendidikan dan Keterampilan
    Generasi muda harus disiapkan menjadi tenaga kerja yang unggul dan inovatif. Pendidikan vokasi, pelatihan keterampilan, serta dukungan riset dan teknologi harus menjadi prioritas.
  5. Diversifikasi Ekonomi
    Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada tambang dan perkebunan. Sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan teknologi digital adalah peluang yang harus dikembangkan untuk menciptakan ekonomi yang kuat dan stabil.
  6. Pemberdayaan Rakyat
    Petani, nelayan, dan UMKM adalah tulang punggung ekonomi kita. Mereka perlu dukungan modal, teknologi, dan akses pasar agar bisa berkembang.

Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mulai mengambil langkah nyata untuk mewujudkan kemajuan ini,Untuk menghadapi berbagai tantangan, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret, seperti kebijakan hilirisasi sumber daya alam dengan melarang ekspor nikel mentah dan mendorong pembangunan smelter, yang meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. Dalam pemberantasan korupsi, pemerintah memperkuat pengawasan anggaran dan kerja sama dengan KPK serta menerapkan digitalisasi untuk mencegah penyalahgunaan dana. Pembangunan infrastruktur merata juga dilakukan dengan program Tol Laut dan Trans Papua, serta peningkatan jalan tol dan pelabuhan. Di sektor SDM, pemerintah mendorong pendidikan vokasi dan program seperti Kartu Prakerja untuk meningkatkan keterampilan. Untuk diversifikasi ekonomi, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus digalakkan, seperti pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Pemerintah juga memperkuat ketahanan energi dan pangan dengan program B30 dan Food Estate untuk mendukung produksi dalam negeri. Perlu adanya kerjasama dari semua elemen agar program pemerintah benar-benar bisa dirasakan semua rakyat nya untuk kemajuan bersama. 

Namun, Indonesia juga harus menghadapi tantangan dari Beberapa negara atau pihak memiliki kepentingan ekonomi dan politik strategis yang membuat mereka tidak ingin Indonesia menjadi negara maju. Persaingan ekonomi global membuat posisi Indonesia sebagai pengekspor bahan mentah murah menguntungkan negara lain. Contohnya, kebijakan hilirisasi nikel Indonesia memicu kekhawatiran karena Indonesia kini berpotensi menguasai pasar baterai kendaraan listrik global. Selain itu, letak strategis Indonesia di jalur perdagangan internasional dapat memperkuat pengaruh geopolitiknya, yang bisa mengganggu dominasi negara besar dan negara yang sudah mapan. Ketergantungan pada sumber daya alam Indonesia juga menjadi alasan, karena jika Indonesia mampu mengolah sumber daya sendiri, negara lain kehilangan akses murah. Ditambah, sistem globalisasi cenderung berpihak pada negara maju, yang ingin menjaga ketergantungan negara berkembang. Untuk mengatasi ini, pemerintah berfokus pada kemandirian ekonomi melalui hilirisasi industri, dukungan terhadap UMKM, dan substitusi impor. Di tingkat global, Indonesia harus memperkuat diplomasi, menjalin perdagangan yang adil, serta memanfaatkan posisi strategisnya untuk kepentingan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun