Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Rakyat Jejaka

Rakyat Jejaka

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Saat Diam Menjadi Kekuatan dalam Filosofi Stoicism

5 Maret 2024   17:52 Diperbarui: 5 Maret 2024   18:11 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stoicism ini adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Yunani kuno. Para pengikut Stoik percaya bahwa kebahagiaan berasal dari pengendalian atas emosi dan reaksi terhadap situasi eksternal, serta mengutamakan kebajikan, kebijaksanaan, dan keterimaan atas takdir. Mereka juga mengajarkan pentingnya hidup sesuai dengan alam, menjaga ketenangan batin, dan berkontribusi secara positif pada masyarakat.

Dalam Stoicism, diam memiliki peran penting sebagai kekuatan karena mengajarkan pengendalian atas reaksi emosional terhadap situasi eksternal atau emosi yang negatif. Para Stoik percaya bahwa dengan menjaga ketenangan batin dan tidak terpengaruh oleh hal-hal di luar kendali mereka, mereka dapat mencapai kebijaksanaan dan kebahagiaan yang lebih besar. Diam juga dapat menjadi ekspresi dari penerimaan terhadap takdir dan kebijaksanaan dalam menanggapi tantangan hidup.

Dalam konteks Stoicism, ketika seseorang memilih untuk diam dalam situasi tertentu, itu bisa dianggap sebagai ekspresi dari kekuatan. Diam dalam hal ini bukanlah tentang ketidakpedulian atau ketiadaan tindakan, tetapi lebih merupakan keputusan sadar untuk menjaga ketenangan batin dan menahan diri dari reaksi emosional yang tidak produktif.

Dengan memilih untuk diam, seseorang dapat menghindari konflik yang tidak perlu, menghindari memperburuk situasi dan mempertahankan kendali atas diri sendiri. Ini juga bisa menjadi bentuk penerimaan atas hal-hal yang tidak dapat diubah dan pengalaman ketenangan dalam menghadapinya.

Jadi, dalam Stoicism, diam bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebaliknya, itu bisa menjadi manifestasi dari kekuatan internal seseorang dalam mengelola diri dan menghadapi dunia dengan kedamaian dan kebijaksanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun