Mohon tunggu...
MuhardionoMM
MuhardionoMM Mohon Tunggu... Relawan - Penulis berita di bidang pendidikan, sosial budaya serta ekonomi ( UMKM)

Penulis / Reporter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pupuk Selalu Jargon "Always Listening, Always Understanding"

28 Januari 2021   10:20 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:33 4110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalin komunikasi dengan lawan bicara , baik  dengan saudara sendiri, rekan kantor atau bahkan dengan orang tua dirumah tak jarang terkadang terjadi perselisihan/ perdebatan yang masing- masing mempertahankan argumen dalam melihat permasalahan. 

Masih banyak orang di sekitar kita salah kaprah dalam komunikasi terhadap lawan bicaranya, penyampaian dan pilihan kata/ kalimat memang bagian yang mendukung dalam berkomunikasi, selain body language, namun ada yang lupa dalam satu hal yang lebih penting adalah ketersedian dalam diri kita sebuah jargon, "Always listening, Always Understanding" maksudnya  kemampuan dan kerelaan untuk mendengarkan serta memahami dari apa yang di sampaikan oleh lawan bicara baik terkait pandangan , maksud dan tuajuannya.

Dalam prakteknya tentu saja sangat sulit menerapkan jargon tersebut, namun bila di paksakan akan menjadi kebiasaan, dan tumbuh menjadi karakter diri. berikut langkah- langkah penerapan:

1. Menurunkan Ego diri

2. Memandang lawan bicara kita ( Usia, kondisi fisik, latar belakang pendidikan dst )

3. Mengedepankan Solutif dalam persoalan yang sedang di bicarakan, dan bukan menjudge lawan bicara

4. Percaya bahwa masing- masing dari kita memiliki kelebihan dan kekurangan, sesekali kita harus memberikan kepercayaan padanya

5. Pengalaman adalah guru yang baik, namun memperlakukan sebuah masalah dengan tindakan yang bervariatif akan lebih baik.

contoh : Pak Wawan adalah seorang sales motor, kesehariannya selalu mencari data calon customer yang nantinya akan di tawari sepeda motor yang dijualnya. suatu saat pak Wawan mendatangi calon customer tersebut dirumahnya. penawaran demi penawaran ia sampaikan, namun calon customer tetap menolak. 

Lima hari berikutnya, Pak Wawan mencoba menawarkan melalui pesan whatsapp yang ia kirim kepada calon customer..... , namun tetap saja calon customer membalas pesan tersebut dengan penolakan. minggu-minggu berlalu hingga awal bulan, Pak wawan mencoba menawarkan kembali kepada calon customer tersebut melalui Peasan Whatsaap, dan lagi - lagi di tolaknya. 

Bulan berikutnya pihak dealer merekruit tambahan karyawan baru, namanya Pak Hasan, jiwa semangat muda.. tanpa disengaja, Pak Hasan mengclosing / berhasil menjual sepeda motor kepada Calon customer yang pernah di tawari sebelumnya oleh Pak Wawan. mendengar tersebut pak wawan kaget... dan bertanya, "Kok bisa closing customer tersebut? padahal berkali2 sudah saya tawari tapi menolak".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun