Mohon tunggu...
Agung Muhardiansyah
Agung Muhardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ajah

Pekerja sekaligus mahasiswa yang mau nulis.

Selanjutnya

Tutup

New World

Integrasi Etika dan Keamanan di Era Teknologi Digital

12 September 2024   16:15 Diperbarui: 12 September 2024   16:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen akses adalah strategi lain yang sangat penting. Banyak serangan siber berhasil karena adanya kelalaian dalam pengelolaan akses ke sistem atau data sensitif. Penerapan otentikasi multi-faktor (MFA) adalah salah satu cara untuk meningkatkan keamanan akses dengan memastikan bahwa selain kata sandi, pengguna juga memerlukan faktor tambahan, seperti kode yang dikirim melalui SMS atau aplikasi otentikasi (Sapinksi, 2023). Hal ini secara signifikan mengurangi risiko akses yang tidak sah ke sistem.

Strategi keamanan yang efektif juga harus melibatkan pelatihan pengguna. Ancaman siber seperti phishing dan spear-phishing sering kali menargetkan kelemahan manusia, bukan sistem teknologi itu sendiri. Pengguna yang tidak teredukasi mengenai cara mengenali email atau tautan yang mencurigakan sering kali menjadi titik lemah dalam pertahanan keamanan digital. Oleh karena itu, pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman mengenai ancaman siber sangat penting.

Pembaruan sistem secara berkala juga merupakan komponen penting dalam strategi keamanan. Banyak serangan siber berhasil karena penyerang mengeksploitasi kerentanan yang sudah diketahui dalam perangkat lunak yang tidak diperbarui. Pengembang perangkat lunak secara rutin merilis patch keamanan untuk memperbaiki celah ini, dan jika organisasi tidak memperbarui sistem mereka, mereka tetap rentan terhadap serangan. Pembaruan sistem tidak hanya mencakup perangkat lunak aplikasi, tetapi juga sistem operasi, perangkat keras, dan firmware (Tronnier et al., 2022).

  • Hubungan Etika dan Keamanan dalam Teknologi Informasi Digital

Etika dan keamanan dalam teknologi informasi digital adalah dua konsep yang tak dapat dipisahkan. Dalam praktiknya, keamanan digital bertujuan untuk melindungi data dan sistem dari ancaman eksternal, sementara etika digital memastikan bahwa perlindungan ini dilakukan dengan cara yang tidak melanggar hak dan privasi pengguna. Implementasi teknologi informasi digital yang aman harus selalu mempertimbangkan dampak etis terhadap pengguna, baik dari sisi privasi maupun transparansi (Halim et al., 2023).

Contoh nyata hubungan ini adalah dalam pengumpulan data pribadi oleh perusahaan teknologi. Keamanan dalam hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan tidak dicuri atau disalahgunakan oleh pihak ketiga. Namun, tanpa prinsip etika, perusahaan mungkin akan menggunakan data tersebut dengan cara yang tidak disetujui oleh pengguna, seperti menjual informasi pribadi kepada pengiklan tanpa persetujuan eksplisit. Oleh karena itu, keamanan data harus diimbangi dengan kebijakan etis yang melindungi hak-hak pengguna.

Di sisi lain, keputusan terkait keamanan juga memiliki dimensi etis yang signifikan. Misalnya, ketika sebuah organisasi memutuskan untuk tidak menginvestasikan sumber daya yang cukup dalam langkah-langkah keamanan karena alasan anggaran, mereka secara langsung menempatkan data pengguna dalam bahaya. Ini bukan hanya keputusan bisnis yang buruk, tetapi juga merupakan pelanggaran etis yang dapat merusak kepercayaan publik. Organisasi yang bertanggung jawab secara etis akan selalu mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan keamanan, bukan hanya dari sudut pandang keuangan, tetapi juga dari sisi perlindungan pengguna.

Oleh karena itu, kombinasi antara etika dan strategi keamanan diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang tidak hanya aman secara teknis, tetapi juga adil dan transparan. Keamanan yang baik tanpa etika dapat mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan, sementara etika tanpa keamanan dapat membuka jalan bagi serangan yang merugikan pengguna. Keduanya harus berjalan beriringan untuk menjaga keseimbangan antara perlindungan data dan penghormatan terhadap hak-hak individu di era digital ini.

KESIMPULAN

Etika dan strategi keamanan dalam teknologi informasi digital merupakan dua pilar yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun ekosistem digital yang aman dan bertanggung jawab. Etika berfungsi sebagai pedoman moral yang memastikan transparansi, perlindungan privasi, dan integritas data, sementara keamanan bertindak sebagai benteng yang melindungi sistem dari ancaman siber yang semakin canggih. Dalam praktiknya, etika mengatur bagaimana data dikumpulkan, dikelola, dan digunakan secara adil, sementara keamanan menjaga agar data tersebut tetap terlindungi dari penyalahgunaan. Ketidakseimbangan antara etika dan keamanan dapat mengakibatkan kerugian besar, baik berupa pelanggaran privasi maupun serangan siber yang merusak. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan terpadu antara etika dan strategi keamanan sangat penting untuk menghadapi tantangan di era digital ini, guna menciptakan lingkungan teknologi yang tidak hanya efektif secara teknis tetapi juga menghormati hak-hak pengguna dan mempertahankan kepercayaan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun