Mohon tunggu...
Muhardi
Muhardi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis agar abadi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilkada Pasaman Barat 2020 Usai, Mari Bersatu Kembali

20 Desember 2020   06:34 Diperbarui: 20 Desember 2020   07:18 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh : Muhardi
Alumni SMAN 1 Sungai Aur

Pilkada 2020 telah usai dan sebentar lagi kita bakalan tahu siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan di Pasaman Barat nantinya, Proses demokrasi ini harus kita lewati dengan ongkos yang sangat besar. Baik itu ongkos finansial, sosial dan politik. 

Tercatat ada 5 Pasang Calon yang mengikuti kontestasi dalam pemilihan bupati Pasaman Barat periode 2021-2024 ini, selain ongkos yang di keluarkan kandidat yang cukup besar, Pemerintah juga sudah menganggarkan dengan jumlah yang cukup fantastis terbukti dari ucapapan Menteri Keuangan RI,  "Anggaran Pilkada Rp15,23 triliun ini APBD. Dengan adanya protokol menjadi Rp20,46 triliun," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (22/9/2020).

Jumlah ini tentu lebih besar karna sudah mencakup semua keperluan dalam pilkada serentak 2020 ini. Biaya yang di butuhkan pada pilkada Pasaman Barat juga sangat besar angka yang diterima lebih dari Rp 10 Milliar dan KPU Pasaman Barat sempat mengajukan usulan penambahan karna bertambahnya juga kebutuhan pada proses pemungutan suara di masa pendemi ini.

Cukup besar Uang rakyat yang terpakai dalam pergantian kepala daerah serentak ini . Hal ini mestinya  harus sebanding dengan hasil yang kita inginkan yaitu pemerataan pembangunan di setiap daerah, Hasil pilkada hanya menunggu waktu untuk ditetapkan.  

Apapun nanti hasilnya, sekarang adalah saatnya menyudahi kontestasi dan menghadirkan konsolidasi. Tingginya tendensius akibat memperjuangan kandidat masing-masing sangat terasa hingga kemasyarakat banyak, Suasana kebatinan kita juga dirusak oleh perbedaan politik masing-masing.

Perbedaan dukungan membuat jarak antar anak daerah yang mulanya padahal berteman. Seolah, kita hanya terbagi mengikuti kelompok yang di unggulkan. Saling menyimpan bara permusuhan yang siap meledak. Banyaknya akun palsu dimedia sosial yang menyebar informasi hoaks terkait calon lain sehingga dapat mempengaruhi suara pemilih. 

Silaturahim kita terganggu bahkan satu keluarga bisa cekcok karna beda pilihan. Sepertinya, kita belum siap dengan kedewasaan berpolitik. Belum lagi produksi dan distribusi informasi hoaks dan ujaran kebencian merajalela di berbagai simpul-simpul komunikasi yang digunakan sebagai alat menyerang ataupun melemahkan pihak lain. Kita menjadi saling curiga dan menebar benci.

Harapan nantinya setelah ditetapkan KPU siapapun kepala daerah terpilih maka semuanya mesti menghadirkan konsolidasi dan mengajak para pendukungnya masing-masing untuk mengakhiri kontestasi ini, sudah cukup banyak energi yang terkuras dalam menyelenggarakan pilkada ini. 

Mari bersama-sama bersatu melepaskan ego dan fokus ikut serta dalam proses pembangunan kabupaten Pasaman Barat kedepan konsolidasi akan terjadi jika kita bekerja sama dan menumbuhkan rasa saling percaya. Tanpa itu mustahil rasanya konsolidasi itu akan berhasil menyatukan karna sempat terpecah akibat beda pilihan di Pilkada ini.

Terakhir apresiasi juga saya sampaikan kepada seluruh elemen penyelenggara pilkada serentak 2020 terkhusus di kabupaten Pasaman Barat . Minimnya isu miring terkait penyelenggara juga patut di acungi jempol. Semoga seluruh masyarakat kabupaten kembali lagi hidup damai dengan keberagaman penduduknya seperti sebelum pelaksanaan pilkada ini. 

Buat para calon yang belum beruntung marilah kita bersama-sama mengawal setiap kebijakan langkah yang dibuat kepala daerah terpilih nantinya, menjadi oposisi yang juga tidak menghambat pembangunan Pasaman Barat yang kita cintai ini. Masih banyak pekerjaan rumah buat pemkab mulai dari kesenjangan pembangunan fisik hingga pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun