Jalan Panjang Transformasi Pendidikan
Manusia terkadang bersifat tergesa-gesa jika menginginkan sesuatu. Â Padahal segala sesuatunya membutuhkan proses, karena hal ini sudah menjadi sunatullah atau hukum Allah. Â Buktinya adalah ketika Allah ingin menciptakan manusia, Allah melakukan dialog terlebih dahulu dengan malaikat yang dijelaskan di dalam Al Qur'an :
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (QS. Al Baqarah: 30)
Setelah melakukan dialog dengan malaikat, kemudian Allah SWT, mengutus malaikat Jibril untuk mengambil tanah di bumi sebagai bahan baku dalam menciptakan manusia pertama. Â Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
"Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah (seorang manusia), maka jadilah dia" (QS. Ali Imran: 59).
Malaikat yang pertama diperintah untuk mengambil tanah di bumi adalah malaikat Jibril.  Namun  malaikat Jibril tidak berhasil mengambil tanah di bumi karena bumi berlindung pada Allah agar tidak diambil tanahya. Begitupun malaikat Mikail dan malaikat Isrofil tidak berhasil mengambil tanah bumi. Akhirnya malaikat Izrail yang berhasil mengambil tanah untuk membuat jasad Nabi Adam. Setelah itu Allah membentuk jasadnya dan setelah sekian lama barulah ditiupkan Ruhnya.
Peristiwa penciptaan manusia yang melalui beberapa tahapan tersebut memberikan pelajaran kepada kita bahwa segala sesuatunya membutuhkan proses tidak seperti sihir dengan sim salabim langsung jadi. Â Walaupun Allah dengan kekuasaannya bisa saja menciptakan Nabi Adam dengan seketika.
Sebagaimana proses hijrah Rosulullah SAW, dari Mekkah ke Madinah membutuhkan proses yang luar biasa. Â Dari peristiwa pengepungan rumah Rosulullah SAW, oleh pemuda-pemuda perwakilan dari setiap kabilah yang akan membunuh beliau. Â Sayidina Ali bin Abi Tholib ra, dijadikan pengganti Rosulullah yang tidur di ranjang beliau untuk mengelabui orang-orang kafir. Kemudian Rosulullah menuju gua Tsur terlebih dahulu sebelum menuju Madinah. Â Padahal arah gua Tsur itu berlawanan dengan arah menuju Madinah. Â Orang-orang kafir melakukan pengejaran dan pencarian bahkan Rosulullah SAW hampir tertangkap di gua Tsur namun Allah SWT menyelamatkan beliau bersama Abu Bakar. Â Setelah selamat dari gua Tsur dikejar lagi oleh Suroqoh bin Malik hingga tersusul, namun Allah selamatkan beliau dari Suroqoh bin Malik. Â Bukankah Allah SWT, bisa saja memperjalankan Rosulullah SAW, ke Madinah seperti peristiwa Isra dan Mi'raj yang terjadi hanya satu malam?
Dari beberapa peristiwa tersebut dapat diambil pelajaran bahwa segala sesuatunya membutuhkan proses, Â begitupun halnya dengan Sumber Daya Manusia. Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas harus melalui proses yang panjang. Â Proses panjang itu yang dinamakan sistem pendidikan. Â Beberapa faktor yang memengaruhi pendidikan yang berkualitas adalah adanya guru/pendidikan dan kurikulum yang berkualitas. Â Dengan adanya guru/pendidik yang berkualitas akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yaitu memiliki soft skill (kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, keterampilan presentasi) dan hard skill (keahlian teknis atau pengetahuan yang khusus dalam suatu bidang) yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lapangan pekerjaan.
Oleh sebab itu pemerintah menyiapkan kurikulum yang berkualitas dengan adanya kurikulum Merdeka yang merupakan implementasi dari filosofi pendidikan dari Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Â Untuk menjalankan kurikulum tersebut disiapkan guru yang berkualitas dengan program pendidikan guru penggerak.