Keluarga di Indonesia mempunyai beragam latar belakang tingkat pendidikan. Diantaranya ada yang hanya lulusan Sekolah Dasar, namun ada juga yang lulusan Sarjana. Oleh sebab itu ketika memiliki anak, maka melakukan pendidikan terhadap anaknya sangat beragam, tergantung dari pengetahuan masimg-masing. Bagi keluarga muda yang memiliki anak balita sebaiknya mempunyai ilmu dalam melakukan pendidikan anak usia dini kepada anak-anak mereka. Walaupun pendidikan anak usia dini merupakan tanggung jawab sekolah atau guru, tetapi dari usia nol tahun sampai usia sekolah justru kedua orang tuanya lah yang sangat berperan penting.
Apa itu pendidikan usia dini? Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang dimulai sejak anak masih bayi dan terus berlanjut hingga mereka memasuki sekolah dasar. Maka sejalan dengan anjuran agama Islam agar belajar sejak buaian sampai akhir hayat yang dikenal dengan istilah long life education atau belajar sepanjang hayat.
Siapakah yang bertanggung jawab ? Pendidikan usia dini memang tanggung jawab bersama, perlu diingat bahwa sekolah atau guru pada umumnya terlibat pada saat usia anak 3 tahun atau 4 tahun, yaitu ketika anak mulai masuk play grup dan taman kanak-kanak. Namun saat usia anak dibawah 3 tahun merupakan tanggung jawab penuh orang tuanya. Â Maka para ayah dan ibu yang baru memiliki keturunan dibutuhkan ilmu pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak sejak dini.
Mengapa pendidikan anak usia dini ini sangat penting? Masa awal kehidupan anak merupakan periode yang sangat kritis untuk perkembangan otak dan kemampuan kognitifnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan usia dini dianggap sangat penting:
- Perkembangan Otak : Pada usia dini, otak anak sedang mengalami perkembangan yang sangat cepat. Pendidikan usia dini dapat memberikan rangsangan yang baik untuk membantu pembentukan sirkuit otak yang kuat dan dasar untuk pembelajaran selanjutnya.
- Keterampilan Sosial dan Emosional : Anak-anak belajar berinteraksi dengan orang lain, mengembangkan empati, mengontrol emosi, dan berkomunikasi. Pendidikan usia dini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan guru, membantu dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka.
- Keterampilan Kognitif dan Bahasa : Pendidikan usia dini membantu dalam pengembangan keterampilan kognitif, seperti pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan memahami konsep matematika dasar. Selain itu, ini juga merupakan waktu yang kritis untuk pengembangan keterampilan bahasa, yang merupakan dasar bagi kemampuan membaca dan menulis di masa depan.
- Pencegahan Ketidaksetaraan Awal : Pendidikan usia dini dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam kesiapan sekolah di antara anak-anak dari latar belakang sosioekonomi yang berbeda. Memberikan akses yang sama terhadap pendidikan pada usia dini dapat membantu mencegah ketidaksetaraan pendidikan dari awal.
- Pemahaman Dunia : Melalui pendidikan usia dini, anak-anak dapat diperkenalkan pada berbagai konsep dan pengalaman yang membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka. Ini dapat melibatkan pembelajaran tentang budaya, alam, seni, dan aspek-aspek lain dari kehidupan sehari-hari.
- Kesiapan Sekolah : Sebagai seorang psikolog, Pendidikan usia dini membantu anak-anak untuk lebih siap secara akademis dan sosial saat mereka memasuki tingkat pendidikan formal seperti TK dan SD. Anak-anak yang mengalami pendidikan usia dini yang baik lebih cenderung memiliki kesiapan yang lebih baik untuk belajar di sekolah.
Pada usia berapakah yang dimaksud dengan anak usia dini? Para ahli ini sepakat bahwa masa usia dini adalah periode kritis dalam pembentukan fondasi perkembangan anak-anak, dan pendidikan usia dini yang baik dapat memberikan kontribusi besar dalam membentuk individu yang berkembang dengan baik secara fisik, kognitif, sosial, dan emosional.
Berikut adalah sejumlah tahapan usia yang umumnya dikaitkan dengan pendidikan usia dini:
- Infantil (0-2 tahun) : Meskipun ini bukan pendidikan formal, namun pengalaman belajar dimulai sejak bayi lahir. Interaksi kasual dengan orang tua, permainan, musik, dan rangsangan visual dapat memainkan peran penting dalam perkembangan awal anak.
- Toddler (2-3 tahun) : Pada tahap ini, anak-anak dapat mulai terlibat dalam aktivitas berbasis permainan dan kegiatan yang dirancang khusus untuk merangsang perkembangan kognitif, motorik, dan sosial mereka. Program pendidikan formal untuk toddler dapat melibatkan pengenalan konsep-konsep dasar melalui bermain dan eksplorasi.
- Preschool (3-6 tahun) : Pendidikan usia dini pada tingkat prasekolah umumnya dimulai pada usia 3 hingga 6 tahun. Program prasekolah umumnya fokus pada pengembangan keterampilan sosial, kognitif, motorik, dan bahasa. Ini dapat melibatkan pengenalan dasar matematika, membaca, menulis, serta pengembangan keterampilan sosial melalui bermain dan kegiatan kelompok.
Dimanakah pendidikan anak usia dini dapat dilakukan? Â Pendidikan anak usia dini saat usia belum sekolah bisa dilakukan di dalam rumah atau di luar rumah atau di lingkungan. Â Bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak tersebut. Â Ketika sudah masuk usia sekolah maka bisa dilakukan di sekolah dibimbing oleh guru dan di luar sekolah atau di rumah serta lingkungan.
Bagaimana cara melakukan pendidikan anak usia dini? Penting juga untuk memastikan bahwa pendidikan usia dini yang diberikan sesuai dengan pendekatan pengajaran yang sesuai untuk usia anak, seperti metode Montessori, HighScope, atau metode lain yang mendukung pengembangan holistik anak-anak. Tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman belajar yang positif, merangsang, dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada masing-masing tahap usia mereka.
Metode High/scope merupakan kurikulum yang akan membantu anak-anak prasekolah menjadi lebih independen, bertanggung jawab dan menjadi pembelajar yang percaya diri. Selain itu dalam pembelajaran di High/Scope anak-anak akan dilibatkan pada pembelajaran melalui keterlibatan yang aktif terhadap alat-alat permainan yang ada. Orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran dan gagasan gagasan yang muncul, anak-anak pra sekolah akan belajar juga membuat perencanaan sendiri dan berlatih menerapkannya untk mencapai pengetahuan dan kemempuan yang dibutuhkan oleh mereka untuk membangun landasan yang kuat bagi pembelajaran mereka selanjutnya.
Sedangkan metode montessori adalah cara belajar sambil bermain yang ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Maria Montessori pada awal tahun 1900. Metode ini kian populer karena dipercaya dapat mengembangkan kemandirian dan keaktifan anak dengan membiarkannya mengeksplorasi berbagai kegiatan tanpa banyak intervensi dari orang tua atau guru.
Metode montessori adalah cara belajar sambil bermain untuk anak berumur 3 sampai 5 tahun yang mengasah kemandirian, keaktifan, serta kreativitas mengeksplorasi melalui berbagai kegiatan kolaboratif. Metode pembelajaran ini juga fokus terhadap aspek perkembangan anak-anak secara keseluruhan, seperti sosial, emosional, kognitif, hingga fisik.
Mungkin artikel ini tidak begitu lengkap dalam membahas tentang pendidikan anak usia dini, semoga dapat memotivasi para orang tua untuk terus belajar lagi memperdalamnya. Â Sehingga mampu melakukan pendidikan kepada anak-anaknya sejak nol tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H