Pati (09/08.2021) - Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, proses pembelajaran di sekolah pun harus terus melakukan penyesuaian. Berbagai metode, media, maupun materi pembelajaran pun harus selalu dikembangkan untuk dapat beradaptasi dengan zaman. Apalagi menghadapi tantangan kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang. Pembelajaran tatap muka beralih menjadi sistem daring yang memiliki banyak keterbatasan.
Moh Iir Ilsatoham, mahasiswa UNDIP yang saat ini sedang melakukan KKN mandiri di desanya sendiri menemui permasalahan tersebut. Sistem daring yang dilakukan memiliki banyak kendala. Terlebih lagi untuk beberapa mata pelajaran yang bahkan pada saat luring saja banyak siswa sekolah yang cenderung menghindari, dengan adanya kondisi seperti ini semakin sulit bagi pendidik menyampaikan materi pelajaran dengan baik ke mereka. Mata pelajaran yang dimaksud diantaranya seperti Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, dan lain sebagainya.
Iir, begitulah sapaan akrabnya, Ia berusaha mencari solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu program KKN nya adalah menggunakan simulasi PhET sebagai media pembelajaran Fisika untuk anak-anak sekolah MTs Shiratul Ulum di Ds. Kertomulyo, Kec. Trangkil, Kab. Pati. Harapannya anak-anak menjadi lebih tertarik dan lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Sebenarnya bukan hanya mata pelajaran Fisika yang dapat digunakan, tapi juga termasuk mapel lain seperti Kimia, Biologi, dan mapel eksak yang lain.
PhET adalah software simulasi interaktif yang berbasis research dan dapat diakses secara gratis (free software).dikembangkan oleh Katherin Perkins dkk dari Universitas Colorado Amerika Serikat. Simulasi PhET ini dibuat dalam bentuk Java atau Flash sehingga dapat dijalankan langsung dari situs web menggunakan browser web standar. Berdasarkan situs resmi PhET, tujuan  pembuatan software simulasi interaktif ini adalah membantu peserta   didik   untuk   memvisualisasikan konsep  secara  utuh  dan  jelas,  kemudian menjamin  pendidikan  yang  efektif  dan jauh lebih bermanfaat.
Peserta didik yang menjadi target program ini adalah siswa-siswi kelas 9 MTs dengan materi fisika khusus bagian kelistrikan. Penilaian juga dilakukan terhadap hasil pembelajaran yang telah berjalan. Dan hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan software simulasi ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa jadi jauh lebih baik. Mereka menjadi lebih mudah menyerap materi pelajaran dengan lebih efektif.Â
"Saya merasa jadi lebih mudah memahami materi Fisika yang diajarkan, jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasanya. Simulasinya menarik sekali." Ujar Dika, salah satu peserta didik yang mencoba langsung simulasinya.Â
Harapannya, setelah adanya program KKN ini, model pembelajaran dengan menggunakan software simulasi bisa diadaptasi dan diimplementasikan di sekolah. Sehingga hal ini akan membuat pembelajaran jauh lebih efektif dan menambah daya tarik peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H