Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus Mohon Tunggu... Guru - Education, Economic and Political Studies

Pembelajar yang terus belajar. Berdetak untuk bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Negara Garut di Eropa" dan Wacana Pendekatan Belajar Deep Learning pada Kurikulum Merdeka

17 Desember 2024   13:52 Diperbarui: 17 Desember 2024   13:52 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya pemberitaan yang viral terkait murid yang sudah berada pada tingkat SMP tapi tidak bisa menulis atau murid SMA yang tidak bisa berhitung pada perhitungan sederhana, atau murid yang masih menggunakan seragam sekolah saat ditanya apa saja negara yang berada di benua Eropa dan murid tersebut menjawab Garut adalah fenomena yang menarik perhatian publik dalam beberapa bulan terakhir ini. Pertanyaan yang bisa kita ambil, apakah sebenarnya sebelum era sesuatu dapat viral dengan mudah memang banyak anak Indonesia yang seperti itu atau memang saat ini peristiwa tersebut mulai muncul?. Karena pengetahuan yang mereka dapatkan, nyatanya tidak terserap dengan baik, dan di khawatirkan pembelajaran yang diperoleh tidak akan berdampak signifikan bagi dirinya untuk menghasilkan sesuatu, karena dalam hal dasar saja sudah bermasalah. Maka dari hal tersebut menarik untuk kita bahas menurut ide penerapan pendekatan deep learning yang diwacanakan Prof. Abdul Mu'ti selaku menteri pendidikan dasar dan menengah.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas wacana dari menteri pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan sebuah improvement terhadap kurikulum merdeka yaitu dengan menggunakan pendekatan Deep Learning atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran mendalam.

Pembelajaran mendalam atau yang dikenal dengan istilah deep learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna bagi murid. Tantangan yang kehidupan yang setiap harinya berbeda harus dijawab dan diselesaikan oleh murid dengan kemandirian dan kepahaman dari pembelajaran yang ia peroleh. Sebab ia akan kembali ke masyarakat sebagai individu yang harus bermanfaat. Berikut ini beberapa hal yang merupakan tujuan dari penerapan pembelajaran mendalam.

Kemudian apa yang menjadi keunggulan sehingga pembelajaran mendalam ini diwacanakan untuk menambah efektifitas dan manfaat dari kurikulum merdeka?

Aplikasi Dunia Nyata

Siswa belajar untuk menerapkan pengetahuan mereka pada masalah dunia nyata.

Berpikir kritis

Siswa belajar menganalisis ide-ide baru dan menghubungkannya dengan konsep yang sudah ada

Kolaborasi

Siswa belajar untuk bekerja sama dalam tim dan saling berkontribusi dalam pembelajaran.

Pengarahan diri

Siswa belajar untuk bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri.

Bentuk-bentuk pembelajaran mendalam yang dapat dilakukan yaitu dengan pendekatan berbasis proyek, pemecahan masalah, studi kasus dan studi literatur, simulasi dari sebuah kejadian, desain, eksperimen, demonstrasi, dan penampilan.

Ketika terlibat dalam pembelajaran yang lebih dalam, murid berpikir kritis dan berkomunikasi serta bekerja dengan orang lain secara efektif di semua mata pelajaran. Murid belajar untuk mengarahkan pendidikan mereka sendiri dan mengadopsi apa yang dikenal sebagai pola pikir akademis dan mereka belajar untuk menjadi pembelajar seumur hidup

Hal ini bisa efektif apabila adanya sumber daya manusia (SDM) dengan pelatihan yang konsisten dapat membawa inovasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran Jika tidak diimbangi dengan pelatihan yang memadai untuk guru dan fasilitas yang mendukung, perubahan tersebut menjadi kurang efektif. Maka perlu adanya kerjasama dari warga sekolah, kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua. Adaptasi guru dan murid sebagai pelaku utama dalam penerapan pembelajaran mendalam juga menjadi faktor penting dalam efektivitas penerapannya.

Pada akhirnya pembelajaran mendalam mengajak murid untuk menjadi pembelajaran aktif dengan keterlibatan mereka secara langsung dan menyeluruh dalam proses pembelajaran karena 90% pemahaman dapat diperoleh murid dari keterlibatan yang mereka lakukan dan kerjakan pada kegiatan pembelajaran baik dari mendesain, mensimulasikan, dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Hal paling penting ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh dapat mereka manfaatkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik bagi individunya maupun orang lain sejauh yang dapat dia jangkau. Kemudian setelah lulus, murid tidak menjadi bingung dengan langkah selanjutnya yang perlu dia lakukan untuk berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun