Mohon tunggu...
Muhammad Zulfikar Arief
Muhammad Zulfikar Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Departemen Biologi FMIPA UI

...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Biologi Laut: Kecil-kecil namun Berbahaya, Inilah Hewan Laut yang Paling Beracun di Dunia!

12 Desember 2019   23:24 Diperbarui: 12 Desember 2019   23:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentakel Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]

Irukandji, hewan kecil nan berbahaya ini merupakan ubur-ubur dari kelas Cubozoa atau biasa disebut dengan box jellyfish. Hewan ini menjadi salah satu hewan mematikan di dunia, menyebabkan beberapa tempat wisata tutup akibat wisatawan yang masuk rumah sakit atau hampir tewas akibat terkena sengatan ubur-ubur dan menyebabkan sindrom Irukandji.

Hal tersebut menyebabkan kerugian pada beberapa industri, diduga estimasi kerugian akibat ubur-ubur ini mencapai 65 juta dollar pada industri wisata. Selain itu, ubur-ubur Irukandji menjadi salah satu masalah kemanan dan kesehatan pada industry perikanan, lobster, permata dan pertambangan di laut. Rahasia apakah yang menyebabkan ubur-ubur ini menjadi hewan yang paling ditakuti di dunia? Yuk disimak penjelasan di bawah ini!

Morfologi Ubur-ubur Irukandji

Ubur-ubur Irukandji merupakan kelompok spesies ubur-ubur Irukandji yang menyebabkan sindrom Irukandji. Sindrom Irukandji menyebabkan pasien meninggal dalam 20 menit akibat serangan jantung setelah disengat ubur-ubur ini. Spesies ubur-ubur Irukandji tersebar hingga 25 spesies. Ukuran tersebut umumnya sebesar biji kacang (ukuran paling kecil) dan seukuran silet (ukuran paling besar)

Bentuk ubur-ubur Irukandji memiliki bentuk bulat hingga kotak dengan sel penyengat atau nematosit. Sel nematosit memiliki bentuk dan ukuran bermacam-macam pada masing-masing spesies ubur-ubur. Sel inilah yang memiliki neurotoksin yang kuat yang menempel pada kulit manusia dan menyebabkan sindrom Irukanji.

Morfologi Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Morfologi Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Perilaku Ubur-ubur Irukandji

Saat siang hari atau saat berada di permukaan, ubur-ubur Irukandji tidak tertarik pada cahaya, namun saat malam hari ubur-ubur Irukandji menunjukan perilaku yang sebaliknya. Ubur-ubur tersebut mengikuti cahaya mobil, penyelam scuba, dan lampu mercusuar. Akibatnya, banyak industri perikanan dan wisata malam mengambil langkah preventif untuk menghindari kecelakaan akibat tersengat ubur-ubur Irukandji. Namun bagaimana hal tersebut dibuktikan?

Tahun 1966, Barnes menemukan perilaku ubur-ubur Irukandji mengikuti arah cahaya saat malam hari, walaupun kemudian ubur-ubur tersebut berhenti mengikuti sumber cahaya saat cahayanya hilang atau padam. 

Penelitian selanjutnya tahun 2005 oleh Gershwin melihat bahwa ubur-ubur Alatina mengikuti cahaya perahu dan cahaya penyelam scuba. Salah satu kasus seperti di Hawai, ubur-ubur Irukandji muncul ke permukaan 8-12 hari setelah bulan purnama setiap bulan. Ubur-ubur tersebut mengikuti cahaya walaupun keberadaan mangsa tidak ditemukan. 

Umumnya, ubur-ubur Irukandji memakan larva ikan atau udang-udangan kecil. Ubur-ubur Irukandji dengan berukuran kecil memakan udang-udangan kecil dan ubur-ubur Irukandji berukuran besar memakan larva ikan. Ubur-ubur Irukandji umumnya memakan larva ikan yang sangat cepat bergerak karena tidak dapat menghindari ubur-ubur yang transparan.

Persebaran Ubur-ubur Irukandji

Persebaran ubur-ubur Irukandji berada di lintang 53 utara hingga 35 selatan secara global, mulai dari Australia, Hawai (Waikiki), Thailand (Phuket), Malaysia (Langkawi), Fiji, Papua Nugini, Tahiti dan Samoa. Ubur-ubur Irukandji memiliki distribusi yang dominan di perairan Australia yang terlokalisasi di titik-titik pantai Australia.

Distribusi Global Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Distribusi Global Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Distribusi ubur-ubur Irukandji di Australia menjadi salah satu "hotspot" terutama di bagian timur Australia, sehingga banyak spesies ubur-ubur Irukandji yang sudah diidentifikasi untuk membantu pengobatan sindrom Irukandji. Tempat 'hotspot' lainnya adalah Pantai Waikiki di Hawai, yang memiliki habitat pulau vulkanis dan rumah ubur-ubur Irukandji laut dalam.

Distribusi Ubur-ubur Irukandji di Australia [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Distribusi Ubur-ubur Irukandji di Australia [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Neurotoksin Ubur-ubur Irukandji

Saat terkena sengatan, manusia akan menunjukan gejala atau sindrom Irukandji, yaitu punggung bagian bawah dan perut yang terasa sangat sakit, mual dan muntah tanpa henti, kram dan kejang seluruh tubuh, kesulitan bernapas, berkeringat banyak, gelisah, gelisah otot, sakit kepala. Banyak korban juga mengalami batuk-batuk atau mendengus tanpa sadar, menggigil dan gigi berceloteh. 

Dalam beberapa kasus hipertensi parah dan mengancam jiwa: edema paru (cairan pada paru-paru) dan pendarahan otak (stroke). Sebagian kecil kasus berkembang menjadi bentuk gagal jantung akut. Penyembuhan yang dilakukan pun sangat lama, 30 jam hingga berminggu-minggu setelah sengatan. Apakah penyebab ubur-ubur ini sangat menakutkan dan sangat mematikan untuk terkena manusia?

Racun pada ubur-ubur Irukandji umumnya terdapat pada nematosit, di bagian tentakel. Namun, pada kasus-kasus langka seperti pada kasus sengatan ubur-ubur di lokasi bagian utara Australia, bagian bell pada ubur-ubur memiliki racun neurotoksin yang dapat menyengat tubuh manusia. Mengapa hal tersebut terjadi?

Tentakel Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Tentakel Ubur-ubur Irukandji [Sumber: Gershwin dkk. 2013]
Studi kasus pada tahun 1996 oleh Williamson menunjukan luka sengatan yang berbentuk bulatan, berbeda ketika luka sengatan akibat tentakel yang berbentuk linear. Selain itu, bagian bell ditemukan pada kulit manusia yang terkena sengatan. Bukti lainnya bahwa tentakel pada ubur-ubur Irukandji tidak meninggalkan bekas luka sengatan.

Beberapa bukti evolusi menunjukan bahwa racun pada ubur-ubur Irukandji merupakan salah satu bagian pertahanan diri akibat badan ubur-ubur yang sangat lembut dan menghindari dimangsa oleh ikan-ikan yang lebih besar. Selain itu, untuk mematikan larva ikan yang sangat cepat bergerak sehingga dapat langsung dimakan oleh ubur-ubur.

Tindakan Pencegahan & Pengobatan

Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah menghindari pantai-pantai di Australia saat bulan-bulan tertentu dan menggunakan stingray suit. Pengobatan untuk sindrom Irukandji belum ditemukan melalui vaksin atau antibisa, namun dapat menggunakan magnesium sulfat secara intravena saat gejala muncul.

Terima kasih sudah membaca! Semoga bermanfaat.

Sumber:

Gershwin, L., A. J. Richardson, K. D. Winkel, P. J. Fenner, J. Lippmann, R. Hore, G. Avila-Soria, D. Brewer, R. J. Kloser, A. Steven, S. Condie. 2013. Biology and Ecology of Irukandji Jellyfish (Cnidaria: Cubozoa). Advances in Marine Biology 66: 1-85

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun