Mohon tunggu...
Muhammad Zhillan Akbar
Muhammad Zhillan Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Clean Energy Activist

Chemical Engineering Student at Brawijaya University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pasang PLTS di Neraka Aja, Kan Panas?

20 Februari 2022   13:16 Diperbarui: 20 Februari 2022   13:47 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia dinilai memiliki prospek yang sangat positif. Namun, kenyataanya dalam pemanfaatan dan pembangunan PLTS di Indonesia masih dihadapkan dengan beberapa hambatan dan tantangan. Salah satu hambatan tersebut adalah kurang besarnya kualitas sinar matahari yang ada di Indonesia apabila dibandingkan dengan negara lain, seperti Arab Saudi misalnya. Selain itu sistem PLTS di Indonesia saat ini masih mengandalkan sistem manual dalam pengoperasiannya, artinya apabila sinar matahari tertutup oleh awan, maka sistem listrik akan terputus. Terus kenapa masangnya gak di neraka aja, kan bakalan selalu dapat panas yang maksimal?. Yuk simak penjelasan berikut.

PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan sistem pembangkit listrik yang energinya bersumber dari radiasi matahari dengan melalui konversi sel fotovoltaik. Radiasi matahari yang telah diserap akan diubah menjadi energi listrik oleh sistem fotovoltaik. Semakin tinggi atau semakin besar intensitas matahari yang mengenai sel fotovoltaik tersebut, maka daya listrik yang dihasilkan akan semakin tinggi pula. Jadi untuk mengoperasikan sistem PLTS hanya bisa bersumber dari radiasi matahari, tidak bisa menggunakan sumber panas lain apalagi menggunakan panas api neraka.

Sistem PLTS memiliki berbagai macam jenis, yang pertama adalah sistem PLTS off-grid atau dapat disebut Stand Alone PV. Pada sistem pembangkit listrik alternatif ini diperuntukkan pada daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki koneksi dengan jaringan listrik PLN dan hanya mengandalkan energi dari matahari sebagai sumber energi yang utama. 

Sistem PLTS off-grid memiliki prinsip kerja yaitu energi yang telah dihasilkan oleh panel surya akan disimpan kedalam baterai dan akan disuplai apabila dibutuhkan. Kedua, sistem PLTS on-grid. Pada sistem PLTS on-grid, dimaksudkan untuk daerah atau lokasi yang sudah teraliri listrik oleh PLN, dimana tujuan dari sistem ini untuk mengurangi konsumsi akan BBM. Ketiga sistem PLTS hybrid. Pada sistem ini akan menggabungkan sistem penyedia listrik seperti PLTD yang sudah ada dan nantinya PLTS diharapkan dapat memberikan kontribusi secara maksimal untuk menyuplai listrik kepada beban di siang hari.

Melihat perkembangan sektor PLTS di Indonesia hingga saat ini, telah mendapatkan perhatian dan dukungan besar dari berbagai pihak. Mulai dari kebijakan pemerintah yang terus mendukung percepatan transisi energi, pemberian insentif kepada para pelanggan PLN yang memasang PLTS dirumahnya, hingga para generasi mudanya pun yang telah memberikan perhatian penuh dan sadar akan peluang dari Energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya pada sektor PLTS. 

Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 4/2020 tentang pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik, merupakan salah satu upaya untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Disisi lain, Kementerian ESDM juga menyebutkan bahwa pengembangan sistem PLTS di Indonesia saat ini sudah menjadi program prioritas utama sebagai upaya dalam meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ditahun 2025 memiliki target bauran sebesar 23%. Disamping itu, pemerintah juga telah melakukan peluncuran hibah Sustainable Energy Fund (SEF) yang berupa insentif PLTS Atap. Pada program ini pemerintah memberikan keringanan secara investasi PLTS Atap demi tercapainya ekonomi maksimal, dengan melakukan pengajuan insentif tersebut dapat mengurangi biaya listrik bulanan hingga 30%.

Sektor PLTS memiliki potensi pengembangan energi sebesar 207,8 GW, namun nyatanya hingga saat ini kapasitas yang baru terpasang sebesar 11 GW. Dengan melihat besarnya prospek pengembangan sektor PLTS dan melihat pengembangannya yang kian menjanjikan, kita sebagai generasi muda wajib terus menggandengkan tangan kita bersama dengan stakeholder lainnya, guna mempercepat pengembangan PLTS di Indonesia. Dengan memberikan kontribusi terhadap pengembangan PLTS, kita dapat menjadi aktivis muda yang menyuarakan aplikasi energi modern untuk ketahanan energi, selain itu juga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim, dan mendukung tercapai Net Zero Emission yang ditahun 2030 memiliki target penurunan emisi karbon sebesar 91 juta ton CO2. Jadi tunggu apa lagi? Gaada ruginya kan ikut ngembangin PLTS di Indonesia?.

Sumber foto: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210216115321-4-223639/plts-jadi-andalan-ri-capai-target-bauran-ebt-23-di-2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun