Mohon tunggu...
muhammad zhafirelbahy
muhammad zhafirelbahy Mohon Tunggu... Foto/Videografer - freelancer

Mahasiswa Universitas Darussalam pegiat jurnalistik dan Media massa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ketukan Tuk Terakhir Kalinya

3 Juli 2022   09:21 Diperbarui: 13 Juli 2022   10:34 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

...Ketukan tuk terakhir kalinya...

 ( Oleh muhammad Zhafir El-Bahy )

     .......

  (Tok, tok, tok...assalamualikum.). sudah kali ketiga ali mengetuk pintuk kayu rumah tersebut, tetapi tetap tak ada respon dari pemilik rumah, dan tentu saja itu sangat membuat ali gelisah dan kecewa, "sudah tiga hari aku diacuhkan oleh martius, apa memang aku sudah tidak dianggap kawan lagi  sama dia?"gumam ali.

    Larinya pun begitu  kencang hingga  ia tak sadar pelupuk matanya sudah lama basah oleh air kegelisahan. Dan tak lama kemudian BRRUAAKKK..!!. sekumpuulan warga pun berlarian dan berhamburan "TOLOONG..!!! sebagian dari mereka berteriak kencang. Tak lama kemudian ambulan pun datang.

      Isak tangis pun bergemuruh di kediaman ali "ada apa ini? " tanya ali dengan nada heran,"kenapa semua orang dirumah ini menangis? Aneh!", karena bingung ali pun berdiam diri tanpa ada pertanyaan sedikitpun yang terucap kepada semua orang yang ada di depannya.

     Tak lama kemudian ibu dan abah ali pun keluar dari kamar dengan raut wajah kesedihan yang sangat mendalam, sontak ali lari pontang-panting  menghampiri mereka tanpa menghiraukan orang-orang yang ada didepannya, tanpa basi-basi ali pun langsung memegang tangan ayah ibunya, tetapi apa yang terjadi?  Ali tak lagi bisa memegang kedua tangan suci itu, momen itu langsung membuat ali gelagapan kehabisan kata-kata, tanpa menghiraukan keaadaan ia dengan spontan berteriak "bah, ada apa ini bah? Kenapa abah mengundang orang sebanyak ini, semuanya nangis pula, apa sih yang terjadi." Tapi lebih anehnya lagi si abah tidak menghiraukannya sama sekali."bah, abaaaah... ini ali bah, abah udah lupa ya sama ali, abaaah.!!). suasana pun semakin aneh setelah ia mendengar umi dan abahnya berbincang.

 "sudahlah mi, kita ikhlaskan saja dia mi, semoga dia ditempatkan yang terbaik disisinya," ujar abah. Dan si ibu pun berkata" amiin, semoga dia tenang di alam sana "  Dari perbincangan singkat tersebut, ali kaget dan dia tahu bahwasannya dia telah berpulang kerahmatulloh.

   Seminggu telah berlalu, tetapi ali masih bingung akan hal yang menimpa dirinya, tak lama kemudian ali melihat sesuatu yang mengganjal baginya. Dia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa seorang martius dengan santainya berjalan menuju masjid, dari situ saja sudah aneh karena dia seorang nonmuslim,  lagi pula ia selalu menghujat agama islam, akan tetapi lebih anehnya lagi sekarang dia malah menggenakan pakaian muslim lengkap, entah dari sarung, peci, sorban, dsb. "hah, apakah ini benar martius yang aku kenal." Sambil menyipitkan matanya agar terlihat.

      Fenomena aneh pun dia rasakan lagi, setelah mengetahui bahwa dirinya telah mati, sekarang dia menyaksikan sahabatnya yang dulu pernah bersama, walaupun kerap kali persatuan itu pecah akibat debat perihal  agama pribadi, tapi hal itu bukanlah faktor yang akan menghancurkan mereka, sampai ada masanya si martius menutup pintu rumahnya untukku sekian lamanya. Dan peristiwa itupun terjadi.

     Siang pun berganti malam, tapi tekad sudah bulat bahwa ia harus selalu mengikuti sahabatnya itu kemanapun ia pergi. Ali selalu memperhatikan setiap raut muka, perilaku, bicara, dan kegiatan martius di setiap waktunya, dan diapun terheran heran, karena ia tak menemukan  sosok martius yang ia kenal, yang selalu berbuat negativ seperti  hari yang telah  lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun