"lah, coba liat ini!" kata Arif sambil memberiku ponsel.
Dan benar saja, jam sudah menunjukkan jam 06:14 WIB. Itu artinya sholat Ied sudah tinggal 40an menit.
Aku bergegas ke kamar mandi dan sat set sut......... aku selesai mandi. Aku berharap aku masih bisa membaca takbir sebagaimana yang sering aku lakukan sebagaimana lebaran-lebaran sebelumnya.
Setelah mengenakan baju baru lebaranku tahun ini, aku bergegas ke mesjid berharap ada waktu meski Cuma 1 kali membaca takbir pakai mikrofon. "semoga saja..." harapku sambil berjalan menuju pintu masjid. Dan tiba-tiba, mikrofon diambil alih oleh kiaiku di pesantren yang menunjukkan bahwa sholat Ied sudah akan dimulai.
Aku tak percaya waktu itu. Apakah iya aku  telah melewatkan momen indah yang hanya datang setahun sekali ini? apakah kiai tidak salah jam? Segala pertanyaan muncul dengan sendirinya. Dan aku benar-benar tidak percaya sekali lagi.
Tak lama kemudian, imam sudah di mimbar. Dia mengangkat tangannya. Allahu Akbar........ Allahu Akbar (diikuti oleh makmum yang berada di dalam ataupun di halaman masjid). Akupun melakukan hal demikian, takbiratul ihram dan mulai melebur dalam sholat yang sedari tadi aku namai dengan sholat Ied.
Setelah sholat Ied selesai, imam langsung ke prosesi khutbah hari raya. Dan semua orang mendengarkannya dengan seksama, begitupula denganku. Tapi aku masih berkaca-kaca. Aku menatap kosong ke bawah. Aku tetap saja belum percaya.
Setelah itu, semua orang bersalam-salaman di masjid, begitupula denganku. Aku menyalami semua orang yang ada di mesjid kala itu, baik tua maupun muda, semuanya tak terlewatkan. Semua orang aku maafkan waktu itu, tapi tidak dengan diriku sendiri.
Aku tak bisa memaafkan diriku yang ceroboh ini. Andaikan tadi malam aku bertakbir meski hanya 5 menit, mungkin aku tak akan merasa bersalah seperti ini. tapi aku lebih memilih untuk tidur malam itu. Aku masih tak bisa memaafkan diriku sekarang ini.
Aku berdoa, agar Tuhan memberikan aku umur panjang yang berkah. Sehingganya aku diberi kesempatan olehNya untuk bisa merayakan idul fitri bersama teman-teman di pesantren dengan cara pembacaan Takbir di masjid. Meski tanpa pertunjukan kembang api, tapi jika bersama mereka hatiku tak merasa sepi.
"Barang siapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya disaat hati orang-orang sedang mengalami kematian" HR. Ibnu Majah.