Mohon tunggu...
Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Sejarah dan Konsep Pendidikan Pesantren dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan bersama Prof. Amal UNIDA Gontor

4 Desember 2024   18:44 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:50 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokpri, Foto Bersama Prof Amal dengan Tamu)

Falsafah pendidikan Gontor menjadi sorotan penting dalam diskusi ini. Dalam aspek kelembagaan, Gontor menekankan bahwa pondok adalah medan perjuangan, bukan sekadar tempat mencari penghidupan. Dalam pendidikan, nilai-nilai yang diajarkan tidak hanya dalam ruang kelas tetapi juga melalui kehidupan sehari-hari para santri. Filosofi pengajarannya mengajarkan bahwa ujian adalah untuk belajar, bukan belajar hanya untuk ujian.

Orientasi pendidikan di Gontor mencakup thalabul ilmi atau pencarian ilmu, sikap tidak berpartai, serta kehidupan yang sederhana dan bermasyarakat. Sistem pendidikan yang diterapkan bersifat integratif, menggabungkan kurikulum umum dan agama, serta komprehensif, yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan para santri.

Prof. Amal juga memaparkan beragam program ekstrakurikuler dan kokurikuler di Gontor. Program-program ini meliputi kursus, olahraga, kesenian, tahfidz, diskusi, pramuka, latihan pidato, khutbah Jumat, hingga imam salat berjamaah. Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman holistik kepada para santri, mengasah keterampilan intelektual, emosional, dan spiritual mereka.

(Sumber: Dokpri, Foto Bersama Prof Amal dengan Tamu)
(Sumber: Dokpri, Foto Bersama Prof Amal dengan Tamu)

Karakteristik pendidikan Gontor yang khas juga menjadi pembahasan menarik. Gontor dikenal sebagai pondok yang berwakaf, memiliki jiwa perjuangan dan filsafat hidup, mengadopsi sistem modern berbasis nilai-nilai pondok, serta mengedepankan sistem asrama yang disiplin. Selain itu, Gontor juga menerapkan manajemen terbuka dan sistem ekonomi mandiri yang protektif, memastikan keberlanjutan pondok tanpa bergantung pada pihak luar.

Modernitas di Gontor, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Amal, tidak hanya terlihat dari sistem dan metodenya yang mutakhir, tetapi juga dari penerapan nilai-nilai Panca Jiwa dalam setiap aspek kehidupan pondok. Hubungan yang erat antara santri dan pondok menciptakan ikatan yang kuat dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter mereka.

Workshop ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Gontor mampu menjadi model pendidikan yang relevan di era modern tanpa kehilangan esensi tradisinya. Sebagai penutup, Prof. Amal menggarisbawahi pentingnya pendidikan pesantren sebagai alternatif yang mampu menciptakan generasi insan kamil, yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak mulia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek kehidupan, Gontor telah menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya relevan di masa lalu tetapi juga menjadi jawaban atas tantangan pendidikan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun