Falsafah pendidikan Gontor menjadi sorotan penting dalam diskusi ini. Dalam aspek kelembagaan, Gontor menekankan bahwa pondok adalah medan perjuangan, bukan sekadar tempat mencari penghidupan. Dalam pendidikan, nilai-nilai yang diajarkan tidak hanya dalam ruang kelas tetapi juga melalui kehidupan sehari-hari para santri. Filosofi pengajarannya mengajarkan bahwa ujian adalah untuk belajar, bukan belajar hanya untuk ujian.
Orientasi pendidikan di Gontor mencakup thalabul ilmi atau pencarian ilmu, sikap tidak berpartai, serta kehidupan yang sederhana dan bermasyarakat. Sistem pendidikan yang diterapkan bersifat integratif, menggabungkan kurikulum umum dan agama, serta komprehensif, yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan para santri.
Prof. Amal juga memaparkan beragam program ekstrakurikuler dan kokurikuler di Gontor. Program-program ini meliputi kursus, olahraga, kesenian, tahfidz, diskusi, pramuka, latihan pidato, khutbah Jumat, hingga imam salat berjamaah. Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman holistik kepada para santri, mengasah keterampilan intelektual, emosional, dan spiritual mereka.
Karakteristik pendidikan Gontor yang khas juga menjadi pembahasan menarik. Gontor dikenal sebagai pondok yang berwakaf, memiliki jiwa perjuangan dan filsafat hidup, mengadopsi sistem modern berbasis nilai-nilai pondok, serta mengedepankan sistem asrama yang disiplin. Selain itu, Gontor juga menerapkan manajemen terbuka dan sistem ekonomi mandiri yang protektif, memastikan keberlanjutan pondok tanpa bergantung pada pihak luar.
Modernitas di Gontor, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Amal, tidak hanya terlihat dari sistem dan metodenya yang mutakhir, tetapi juga dari penerapan nilai-nilai Panca Jiwa dalam setiap aspek kehidupan pondok. Hubungan yang erat antara santri dan pondok menciptakan ikatan yang kuat dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter mereka.
Workshop ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Gontor mampu menjadi model pendidikan yang relevan di era modern tanpa kehilangan esensi tradisinya. Sebagai penutup, Prof. Amal menggarisbawahi pentingnya pendidikan pesantren sebagai alternatif yang mampu menciptakan generasi insan kamil, yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak mulia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek kehidupan, Gontor telah menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya relevan di masa lalu tetapi juga menjadi jawaban atas tantangan pendidikan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H