Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta serta jahil, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya."
Dari dalil-dalil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mokel akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah SWT. Hukuman bagi mereka tergantung pada kesadaran dan ketakwaan individu dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Dengan demikian, fenomena mokel tidak hanya menjadi perhatian di kalangan anak muda, tetapi juga memunculkan refleksi mendalam tentang pentingnya kejujuran, ketakwaan, dan kesadaran dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Dalam menanggapi fenomena ini, pendekatan yang bijak adalah dengan meningkatkan kesadaran spiritual, edukasi agama, serta pembinaan karakter yang kokoh dalam menjalankan ibadah dengan tulus dan ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H