Disadari atau tidak, kehidupan masyarakat tidak bisa lepas dari matematika. Apakah matematika itu? Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Ilmu inilah yang mempelajari tentang bilangan-bilangan serta operasi-operasi yang berlaku pada bilangan tersebut, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Matematika merupakan ilmu yang sangat penting. Ilmu ini banyak digunakan dalam bidang perdagangan, kedokteran, dan lain-lain. Dengan memanfaatkan konsep-konsep dalam ilmu matematika, para ilmuwan dapat memprediksi tingkat pertumbuhan penduduk, bakteri atau virus, dan daya tahan suatu produk.Â
Selain itu, profesi-profesi yang berhubungan dengan analisis, seperti data analyst, data science, dan data engineer, pada dasarnya juga sangat memerlukan ilmu ini.
Ilmu matematika telah diajarkan kepada siswa-siswi sekolah bahkan sejak usia taman kanak-kanak. Karena itu, ilmu ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang telah menempuh pendidikan terlebih pendidikan formal di sekolah umum.Â
Meskipun begitu, bukan berarti mereka yang telah menerima materi dalam pelajaran ini benar-benar menguasainya. Banyak dari mereka bahkan tidak bisa menghitung atau melakukan perkalian dengan benar.Â
Hal ini tidaklah aneh, karena selain ilmu matematika yang sulit dan abstrak ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan para pelajar sulit memahami materi matematika yang diajarkan kepada mereka.
Sebenarnya ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seorang pelajar dalam belajar matematika. Namun, di sini hanya akan dibahas salah satu faktor saja. Salah satu faktor tersebut adalah faktor psikologi yang dimilik oleh pelajar. Faktor psikologi yang dimaksud meliputi emosi, minat, motivasi, dan keyakinan diri.
1. Emosi
Secara umum emosi merupakan perasaan senang, sedih, takut, malu, dan cemas yang dirasakan oleh seseorang. Emosi ini juga ada dalam diri pelajar yang sedang belajar matematika dan mempengaruhi pelajar dalam pemprosesan informasi yang dia terima. Pelajar yang sedang belajar matematika bisa saja merasakan senang, takut, cemas, dan lain-lain.
Pelajar yang sedang belajar matematika perlu merasakan kesenangan dalam proses belajarnya. Â Dengan begitu pelajar tersebut akan dapat memproses informasi dengan baik sehingga dapat menerima dan memahami konsep-konsep matematika yang sedang dipelajarinya.
Menumbuhkan perasaan senang dalam pelajaran matematika dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bagi pelajar sendiri dapat dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep dasar matematika yang dianggap mudah terlebih dahulu. Kemudian ditingkatkan sendikit demi sendikit.
2. Minat
Selain emosi, minat pelajar terhadap pelajaran matematika juga merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi kesuksesannya dalam belajar matematika. Minat merupakan keinginan atau gairah yang dimiliki seseorang. Minat dalam pelajaran matematika berarti pelajar tersebut mempunyai keinginan atau gairah dalam mendalami ilmu matematika dan konsep-konsep matematika.
Ruseffendi mengatakan bahwa seseorang akan berminat terhadap matematika jika orang tersebut melihat kegunaan dari mempelajari matematika atau pelajaran tersebut membuatnya merasa senang dan tertarik.Â
Membuat proses belajar matematika menjadi menarik dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan dari komputer, peraga, teka-teki, atau media-media lain. Selain itu, minat pelajar terhadap matematika juga bisa meningkat jika pelajar tersebut merasa kompeten dan sukses dalam mempelajari matematika.
3. Motivasi
Dalam sebuah penelitian ditunjukkan bahwa motivasi pelajar memiliki korelasi positif terhadap hasil belajar. Hal ini juga berlaku dalam belajar matematika. Namun, motivasi setiap pelajar dalam belajar matematika berbeda-beda, ada yang rendah dan ada yang tinggi.Â
Menurut tim MKPBM, rendahnya motivasi pelajar dalam belajar matematika dapat disebabkan oleh  kegagalan yang berulang dalam menyelesaikan permasalahan matematika, pengalaman yang dialami pelajar yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika, ketidakharmonisan dalam berinteraksi antara pelajar dan pengajar, dan kekeliruan dalam memahami dan memaknai nilai yang terkandung dalam matematika.
4. Keyakinan diri
Yang terakhir adalah keyakinan yang dimiliki oleh pelajar. Dalam hal ini keyakinan juga memiliki pengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar matematika.Â
Keyakinan seorang pelajar bahwa dirinya tidak bisa menyelesaikan persoalan matematika atau memahami konsep matematika karena dia merasa bahwa dirinya bodoh dapat mengakibatkan dirinya menjadi malas dan tidak termotivasi dalam mempelajarinya. Hal tersebut akan mengakibatkan pelajar menyerah sebelum berusaha untuk menyelesaikan ataupun memahaminya.Â
Sebaliknya, jika sejak awal seorang pelajar memiliki keyakinan bahwa ketidakmampuannya dalam menyelesaikan persoalan matematika ataupun memahami konsep matematika disebabkan karena kurangnya usaha, maka dia akan berusaha hingga pada akhirnya berhasil.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas merupakan faktor-faktor psikologi yang dapat mempengaruhi pelajar dalam kesuksesannya dalam mempelajari ilmu matematika.Â
Dengan memperhatikan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut, pelajar dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam mempelajari ilmu matematika. Sebaliknya, jika faktor-faktor tersebut diabaikan bisa saja faktor-faktor tersebut menjadi penghambat bagi pelajar. Pada akhirnya, hal tersebut akan meningkatkan peluang kegagalan pelajar dalam memperlajari ilmu matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H