Mohon tunggu...
Muhammad Zahran Nauvalliado
Muhammad Zahran Nauvalliado Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Apapun dibahas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menerka Kondisi Ekonomi dan Langkah Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Resesi Global 2023

26 Oktober 2022   23:17 Diperbarui: 26 Oktober 2022   23:34 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Resesi ini termasuk ke dalam jenis resesi yang membahayakan. Jenis ini diakibatkan neraca perbankan ataupun perusahaan berada dalam proses penurunan yang masif disebabkan oleh kemerosotan harga aset serta banyaknya kredit yang macet. 

Di waktu inilah perbankan akan membatasi kredit yang akan berakibat kepada investasi juga ekspansi dunia usaha, yang pada akhirnya berpengaruh pada kontraksi perekonomian atau resesi yang dalam. 

Ketiga, ada Supply-side shock recession. Jenis resesi ini diakibatkan oleh permasalahan pasokan yang menipis, yang berujung pada meroketnya harga suatu komoditas, sehingga bank sentral menaikkan suku bunga yang berdampak pada stagflasi sampai akhirnya terjadi resesi. 

Terakhir, ada economic depression di mana menjadi jenis resesi yang paling berbahaya. Resesi terjadi dikarenakan adanya depresi saat kontraksi ekonomi yang sangat dalam, yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Persentase kontraksi ekonomi mencapai double-digit serta pengangguran yang juga meningkat.

Resesi 2023 dapat dikategorikan sebagai resesi supply-side shock. Penyebabnya beragam. Konflik yang terjadi antara Russia dan Ukraina mengakibatkan tingginya harga energi yang menyebabkan lonjakan inflasi di banyak negara. 

Lalu kebijakan menaikkan suku bunga acuan oleh bank sentral di Eropa dan Amerika, berpengaruh besar dalam resesi ini yang diramalkan akan terjadi tahun depan ini. The Fed (bank sentral Amerika Serikat), menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin sepanjang tahun ini menjadi 3%-3,25%, dan masih akan berlanjut. 

Bahkan, langkah agresif The Fed ini diprediksi akan naik secara berkelanjutan sampai pada bulan Februari 2023 hingga 5% dalam rangka menurunkan inflasi tahun ini yang lumayan tinggi. Namun, jika strategi ini gagal dilakukan, maka stagflasi akan terjadi.

Stagflasi sendiri adalah suatu proses melambatnya/ stagnasi perekonomian dibarengi oleh inflasi yang tinggi. Jika dibandingkan dengan resesi, stagflasi cenderung lebih buruk.

Lalu, akan berdampak apakah resesi ini pada perekonomian suatu negara? Resesi secara umum akan berdampak pada beberapa hal. Pertama, resesi menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi menjadi lambat  yang berpotensi membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya. 

Dengan melambatnya produksi, maka PHK pun tidak bisa dihindari atau bahkan beberapa perusahaan yang sudah pada batasnya dapat bangkrut dan tidak bisa beroperasi lagi. Kedua, resesi mengakibatkan menurunnya kinerja investasi di dalam suatu negara, sehingga para investor bertendensi berinvestasi pada sektor yang lebih aman. 

Terakhir, resesi berdampak pada daya beli masyarakat yang melemah. Dengan harga komoditas yang melambung tinggi, masyarakat bertendensi menggunakan uangnya dengan lebih selektif dan lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun