Mohon tunggu...
Muhammad Yusup
Muhammad Yusup Mohon Tunggu... -

Ilmu adalah senjata utama menghadapi masa depan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Mudah Putus Asa

19 Januari 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu itu saya masih sangat kecil, usia sayapun baru menginjak umur lima tahun. Ada beberapa bagian kecil yang saya sedikit sudah lupa tetapi saya masih sangat ingat betul bagaimana kejadian-kejadian intinya yang menimpa keluarga saya pada malam itu. Semua berawal pada suatu malam, dimana malam itu saya masih tidur dengan kedua orang tua saya karena memang masih anak kecil pada saat itu dan juga anak bungsu. Sedangkan saudara saya tidur dikamar mereka masing-masing, kami lima saudara dan semua laki-laki. Ketika malam sudah semakin larut, kami semua sudah tertidur pulas.

Dari luar terdengar tiba-tiba suara keras menghantam pintu, kami semuapun terbangun dan yang saya lihat ayah saya segera menuju ke pintu luar untuk melihat apa yang terjadi. Belum sempat ayah saya menghampiri pintu terdengar lagi suara keras menghantam pintu yang diikuti dengan terbukanya pintu. Disitu alangkah terkejutnya kami semua yang baru bangun melihat segerombolan orang memakai topeng diwajah mereka masuk kedalam rumah sambil memegangi senjata tajam dan senjata api ditangan mereka. Kalau tidak salah mereka berjumlah 12 orang dan laki-laki semua, kejadian itu sekitar pukul 02.00 dini hari. Mereka langsung menyergap semua orang didalam rumah dan mengikat tangan kedua orang tua saya serta saudara saya dengan tali kecuali saya. Yang jelas saya dengar saat itu seorang berkata “kamu diam aja, om tidak akan melukai kamu” seperti itu kata seorang wajah bertopeng tersebut. Setelah mengikat semua anggota keluarga saya orang-orang bertopeng tersebut lantas menjarah semua uang, emas, dan benda lain yang berharga yang ada didalam rumah. Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka cari lantas mereka langsung pergi keluar dan menghilang di gelapnya malam menggunakan beberapa unit sepeda motor.

Setalah beberapa hari setelah kejadian tersebut, beberapa saudara saya seperti sudah putus asa,karena hasil kerja dan usaha selama ini hampir habis semua dirampas oleh orang-orang bertopeng tersebut. Namun Ayah dan Ibu saya tetap tawakal dan meyakinkan semua anak-anaknya agar tidak putus asa bahwa pasti masih ada jalan lain untuk memulai usaha lagi dengan tetap berdo’a dan percaya kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun