Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persaingan Kerja Tidak Dikenal oleh Petani

19 Agustus 2024   06:19 Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi tulisan saya di kompasiana hari senin 19 Agustus 2024Bahkan, bukan hanya persaingan sehat, bila perlu persaingan yang dibumbui pun kecurangan dilakukan. 

Di ruang kerja, dia yang duduk di seberang meja secara harfiah adalah rekan kerja. Padahal, sejatinya dia adalah saingan. Tak ingin jika dia dipuji atasan, apalagi memperoleh bonus. Meskipun, penghargaan diperolehnya semata karena kinerja yang bagus. Atas nama tuntutan kerja, pikiran itu muncul begitu saja.

Para petani tak mengenal konsep persaingan demikian. 

Ketika suatu waktu Anda pergi ke pedesaan, cobalah untuk berdiri di tepi sawah, tepi kebun atau di pinggir kolam ikan. Para kapitalis serakah akan berpikir untuk mengeksploitasi, namun tidak demikian dengan para petani yang bijaksana. 

Air yang mengalir, tanah yang menghampar serta matahari yang bersinar bukanlah objek yang harus dimanfaatkan hingga mencapai batasnya. 

Dalam keadaan demikian, bagaimana bisa seorang petani bersaing? Hasil kerja kami ditentukan oleh alam. Lahan yang terbatas, sumberdaya pendukung yang mumpuni pun tidak bisa digenjot layaknya sebuah mesin. 

Rumpun padi tak akan tumbuh melebihi kapasitas maksimal. Biar pun Anda memberinya banyak pupuk. Tak bisa dipaksakan. Jika dipaksakan, mereka akan mati. Merugi.

Melipatgandakan hasil tidaklah berbanding lurus dengan menambah modal. Atas dasar itulah, sesama petani tidak usah berlomba-lomba karena hasil tidaklah berarti besarnya modal yang ditanamkan.

Hal demikian semakin memperjelas jika konomi pertanian berbeda dengan ekonomi industri. Pertanian harus diperlakukan spesial. Petani tidaklah sama dengan industrialis. Cara pandang terhadap dunia sangatlah berbeda diantara keduanya. Begitupula, cara pandang terhadap profesi seorang petani berbeda dengan para penghuni kantor atau pabrik di perusahaan.

Lagipula, tidak ada jenjang karir yang akan dicapai. Sepanjang hayat, petani ya tetaplah petani tidak akan naik level menjadi manajer kemudian terus berlanjut hingga level direktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun