Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenapa Ada Orang Tua yang Mengabaikan Bakat Anaknya?

16 Juli 2024   06:31 Diperbarui: 16 Juli 2024   06:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya keponakan umur 9 tahun (dokpri.)

Orang tua saya pun begitu. Memiliki empat anak, namun tidak ada satu pun bakatnya yang unggul di masyarakat.

Kami hanya diajari pelajaran yang umum berlaku dalam keseharian. Di mana kemampuan yang kami pelajari hanyalah pelajaran biasa sebagaimana dilakukan oleh kebanyakan orang. Ketika orang lain melakukan suatu kegiatan, maka kami pun dipaksa untuk melakukannya.  

Keunikan tidak dihargai di tengah keluarga. Karena masyarakat kami pun kurang mengedepankan keunikan individu. 

Masyarakat yang guyub, terbiasa menurunkan kemampuan dan pengetahuan tanpa memperhitungkan minat dan bakat. 

Jika seorang anak berbeda, malah dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Dalam masyarakat yang guyub, perbedaan tidak memperoleh tempat. Ketika seorang anak terlahir berbeda, orang tua kebingungan harus berbuat apa.

Banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana mengarahkan bakat anak. Bahkan, menentukan bakat apa yang dimilikinya pun tidak tahu.

Bisa dimaklumi, karena tidak semua orang mau mengakses sumber pengetahuan. Warga tidak menjalani kehidupan berbasis ilmu pengetahuan, semata berbasis kebiasaan. Cara belajar kami masih seputar meniru kemudian menjalankan. Minim sekali pemikiran kritis demi sebuah perbaikan.

Namun, saya memuji orang tua yang mau mengakui kekurangannya di depan anak. Tidak memaksakan kehendak. Meskipun terlahir jauh lebih awal dan hidup lebih lama, tidak merasa paling mengerti tentang pengalaman hidup di depan anaknya. 

Orang tua rendah hati akan bicara dengan anak. Dia pun percaya pada kemampuan bawaan si kecil. Meskipun, belum tahu kemampuan apakah yang tertanam dalam diri sang buah hati.

***

Menyadari keadaan demikian. Keluarga kami mulai menerapkan pendekatan berbeda pada generasi selanjutnya.

Ada dua keponakan saya yang memiliki bakat yang berbeda meskipun di usia yang sama. Kami tidak memaksakan mereka untuk serba sama.

Meskipun sama-sama berumur 9 tahun, tetapi hanya satu orang yang bisa menggambar dan mengarang. Tentu, dengan gaya khas anak-anak. Namun, cukup membuat kami--orang dewasa--terpukau dengan kemampuannya.

Karena, pada umur yang sama kami tidak bisa melakukannya!  

Atau, mungkin dahulu kami punya kemampuan tersebut. Hanya saja orang tua tidak menjadikannya sebagai kegiatan yang dianggap penting.

Kini, anak-anak diberi waktu khusus untuk mencari bakatnya sendiri. Tidak berusaha untuk merasa paling tahu tetapi mendukung dari belakang. Menyadari jika orang tua bukanlah pribadi yang serba mengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun