Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anak Tidak Harus Membanggakan Orang Tua

8 Juli 2024   20:46 Diperbarui: 9 Juli 2024   05:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mikhail Nilev dalam pexels.com

Hanya untuk berbangga di depan mereka.

Buat saya, kebanggaan hanyalah pemikiran yang abstrak. Bukanlah sesuatu yang bisa diukur. Sedangkan, hal yang tengah saya perjuangkan adalah benda kongkrit.

Bagaimana seseorang mengukur kebanggaan? Hal yang dibanggakan oleh satu orang mungkin akan dianggap hal biasa oleh orang lain.

Ditambah, saya tipe orang yang memiliki motifasi intrinsik. Apa yang  dilakukan tidak didorong oleh pihak lain---termasuk orang tua---sehingga kebanggaan tidak menjadi motifasi. Saya melakukan banyak hal karena dorongan pribadi sejak bangun pagi hingga menjelang tidur di malam hari. Tidak menunggu untuk dipuji.

Hal yang harus ditekankan, berbakti kepada orang tua berbeda sama sekali dengan membanggakan orang tua. Berbakti sebuah kewajiban dalam agama kami, membanggakan orang tua hanyalah sesuatu yang diperbolehkan dan tidak diharuskan.

Kalau Anda ingin merasa bangga di depan orang tua---termasuk orang lain---sejatinya Anda membutuhkan validasi. Dan, mencari validasi hanyalah melelahkan diri.

Lagipula, tidaklah berdosa apabila belum bisa membanggakan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun