Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersih-bersih Rumah sebagai Wujud Spiritualitas, Anda Merasakannya?

11 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fokus perhatian manusia tatkala mencari pelipur lara jiwa senantiasa meneropong kepada hari setelah mati. Dimensi ibadah kita masih tentang bagaimana menghadapi masa kebangkitan setelah kematian. Mencari penghidupan untuk persiapan kehidupan di lain dunia. Padahal, hari ini kita sedang menghuni dunia-Nya.

Saya pikir semua orang akan sepakat jika kecerdasan spiritual sesuatu yang harus ditumbuhkan bukan dilumpuhkan. Caranya bisa berbeda pada setiap individu. Dan, kegiatan bersih-bersih hanyalah satu dari sekian banyak cara.

Lantas, kenapa Anda tidak memilih cara itu?

***

Bukan sesuatu yang serba dipaksakan, namun ini sebuah kebutuhan. Jika anda masih merasa hal ini semata kegiatan harian maka wajar tidak ada semangat untuk melakukannya. Namun, jika Anda merasa jika ini bagian dari cara untuk memupuk spiritualitas maka rutinitas pun akan berbekas.

Ketika selesai menyapu lantai, ada perasaan lega karena telah menyelesaikan satu urusan. Mata terhibur karena menuntaskan kebutuhan akan kenyamanan. Sesuatu yang bersifat asasi selain mencari sesuap nasi.

Kegiatan bersih-bersih ini wujud bersyukur sekaligus upaya untuk mengatur kehidupan menjadi lebih baik. Memang benar kita harus melakukan hal besar, bila perlu mengubah dunia! Hanya saja, bukankah perubahan besar itu berawal dari perubahan-perubahan kecil?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun