Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kebiasaan Mengamati, Modal Spiritual di Era Digital

3 September 2023   10:59 Diperbarui: 3 September 2023   11:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika internet belum semudah saat ini, saya bingung harus bagaimana menyalurkan kebiasaan mengamati keadaan sekitar. Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan hanya bisa direkam dalam otak. Menumpuk menjadi data-data dalam bentuk ingatan, itupun jika bisa mengingatnya. 

Kemudian, internet menjadi akrab dengan keseharian. Dimulai dengan mengakses media daring melalui warnet hingga lama-kelamaan hal tersebut semakin dimudahkan bahkan dalam genggaman. Masa ini, akan menjadi momen "mengagetkan" bagi sebagian orang. Namun, tidak demikian dengan saya yang memiliki kebiasaan mengamati.

Hasil  pengamatan pun dapat disimpan dan disebarkan melalui internet. Media sosial tidak mesti diisi dengan kegiatan sehari-hari yang bisa mengundang bahaya jika dibagi.

***

Pada mulanya, gejala serba ingin tahu hanya dianggap sebagai kebiasaan anak kecil yang terbawa hingga dewasa. Hobi membaca pun malah diasosiasikan sebagai kebiasaan anak pintar sehingga orang tua berkesimpulan jika saya harus disekolahkan hingga derajat tertinggi. 

Namun, mengamati bukanlah modal bagi mereka yang menyukai sekolah formal. Di dunia digital, mengamati menjadi modal dalam berinteraksi di ranah virtual. 

Setiap unggahan bukan sekedar berisi kegundahan. Apa yang disebarkan menjadi informasi yang telah dikurasi. Setidaknya, diseleksi menurut versi sendiri. 

Mengamati, menyeleksi kemudian membagi. Begitulah urutan sederhana yang saya lakukan ketika berinteraksi di dunia maya. Tidak mudah tergoda untuk sekedar mengikuti tren sesuai tagar (#).

Sebagaimana foto yang diunggah di Kompasiana saat ini, sebuah foto induk burung kareo padi dan tiga anaknya. Demi memperoleh foto tersebut, tentu saja harus mengamati dalam waktu tidak sebentar. Bisa dalam hitungan bulan. 

Mulai dari sepasang burung yang kawin, bertelur hingga menetas. Momen penting ketika parenting dipotret walaupun tidak sebagus fotografer profesional. Masa tersebut tidak bisa terulang dalam waktu dekat. Maka dari itu, membagikannya pun terasa bermakna bukan hanya sekedar ingin ditanggapi saja.

Ada motifasi internal yang harus segera direalisasikan. Jika tidak, keresahan hati pun benar-benar terjadi. Bukan keinginan memperoleh atensi dari orang di luar sana. Hanya ingin berbagi, itu pun sudah cukup berarti. 

Bukan pula motifasi eksternal yang berorientasi materi. Dimana hal seperti ini hanya akan dimengerti oleh orang yang satu frekuensi. Sebagaimana Kompasiana mempertemukan saya dengan orang-orang demikian tanpa harus ada pertemuan. Tidak mengenal secara pribadi tetapi merasa sehati karena ada yang menanggapi. 

(Dokpri.)
(Dokpri.)

Hal lain yang saya amati adalah bulan purnama. Tentu saja, karena bukan ahli astronomi maka tidak meneliti lebih dalam lagi. Hanya hobi untuk mengetahui apa yang terjadi di alam semesta ini. 

Berbekal teropong sederhana dan ponsel seadanya, mengamati benda langit cukup untuk memuaskan hasrat hati. Menikmati keindahan karunia Illahi kemudian membagikannya kembali. Alhasil, koleksi  pengetahuan bertambah lagi maka menjadi pustaka inspirasi untuk digunakan suatu saat nanti. 

Bukan hanya sesuatu nan jauh hal yang sering diamati. Hal-hal terdekat dengan diri kita pun menarik untuk diamati. Tentu saja, sesuatu yang terdekat dengan kita adalah diri kita sendiri. 

Suka mengamati, membawa kita untuk mengenal diri. Sebagaimana yang sering disampaikan para ahli psikologi, mengenal diri sendiri juga penting sebelum mengenal dunia yang lebih luas. Karena, jangan sampai kita tidak tahu posisi diri di tengah kemelut dunia yang terjadi.

***

Hal sederhana seperti demikianlah yang  dimaksud sebagai modal spiritual. Memang bukan sebuah konsep besar. Namun, bagi saya pribadi sangat bermakna serta berguna. 

Hal-hal spiritual tidak selalu tentang agama, walaupun itu pun termasuk di dalamnya. Sesuatu yang spiritual merupakan hal yang tak benda tetapi terasa manfaatnya oleh manusia. Jika saja setiap manusia memiliki konsep spiritual yang sama, maka saya pun bisa dengan mudah menerka bagaimana konsep spiritual yang anda miliki. 

Maka dari itu, modal spiritual apa yang anda miliki? Seberapa banyak modal spiritual itu digunakan dalam kehidupan sehari-hari? Hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun