Saya pikir, hanya tetangga di kampung saja yang suka heboh ketika menceritakan pengalaman mistis. Ternyata, orang nan jauh di sana pun bangga ketika menceritakan pengalaman mistis di media sosial.
Dahulu, ketika saya masih anak-anak, suara orang yang punya pengalaman mistis akan menjadi pusat perhatian di tempat nongkrong. Orang tersebut seperti "selebritis lokal" karena dibicarakan dari waktu ke waktu. Dia menjadi ikon kampung untuk urusan hal-hal yang berhubungan dengan dunia gaib.
Ketika menceritakan pengalamannya, sulit sekali menerka apakah dia benar-benar mengalami apa yang dikatakan atau sekedar bualan karena tidak punya topik obrolan. Dari cara dia bicara, tampak begitu serius sehingga wajar semua orang akan memperhatikan.
Andaikan dia memiliki banyak topik obrolan, mungkin orang tersebut tidak terlalu tertarik dengan masalah mistis. Hal mistis bukan sesuatu yang esensial untuk dibicarakan. Lebih penting membicarakan masalah keseharian yang semakin sulit atau membicarakan masa depan demi solusi kesulitan tadi.
Masalahnya, topik obrolan yang dia miliki hanya terbatas pada pengalaman pribadi. Pengetahuan yang dimiliki semata apa yang dialami.
Dan, pengalaman mistis menjadi hal yang bisa dibagikan. Lebih tepatnya, hal yang bisa dibanggakan.
Satu kali membanggakan kepemilikan harta, Â selanjutnya dianggap biasa saja. Apalagi jika tidak ada lagi harta yang bisa dibanggakan. Maka pengalaman menjadi satu-satunya hal yang masih bisa dibanggakan.
Pengalaman mistis menjadi hal yang dibanggakan selain pengalaman liburan atau perjalanan yang tidak selalu dilakukan tiap akhir pekan.
***
Saya bukan tipe orang yang menganggap "spesial" pengalaman mistis. Jika ada kolega atau keluarga yang tampak bersemangat menceritakan pengalamannya, hanya mendengar sampai dia merasa lega. Mungkin mereka hanya membutuhkan untuk didengarkan tanpa harus dikomentari.
Pengalaman mistis merupakan hal lumrah. Dalam perspektif saya _sebagai muslim_ bersentuhan dengan dunia gaib, memang begitu adanya. Sejak dahulu kala, makhluk gaib sudah ada. Hanya penampakannya saja yang berbeda.
Buat saya, pengalaman mistis menjadi pengalaman spiritual yang harus disikapi dengan bijak. Pengalaman demikian sifatnya sangat pribadi. Andaikan bisa disimpan untuk diri sendiri, tidak usah diceritakan kembali. Cukup orang-orang terdekat saja yang tahu apa yang pernah dialami.
Ya, kita bisa saja melihat orang yang tak dikenal dengan rambut acak-acakan tengah berdiri di koridor yang gelap, namun bukan berarti orang lain akan mengalami hal yang sama. Teman kita mungkin pernah melihat alien bermata bulat dengan kulit wajah yang hijau, karena dia melihatnya di Amerika. Atau, saya bisa saja melihat wanita berambut panjang bergelantungan di pohon beringin karena tinggal di desa.
Orang akan memiliki pengalaman berbeda, sangat personal. Pengalaman tersebut untuk direnungkan bukan untuk dibanggakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H