Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kenapa Bola Basket Tidak Populer di Kampung?

13 Desember 2022   06:04 Diperbarui: 13 Desember 2022   09:07 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Berita ulasan pertandingan NBA (National Basketball Asociation) di TV hampir setiap hari ditayangkan. Media paling digandrungi di kampung saya. Namun, saya tetap heran kenapa bola basket tetap tidak populer?

Jika dianggap kurang promosi, justru olahraga ini kebanyakan promosi di media massa. Berita olahraga dengan topik bolabasket lebih sering ditayangkan dibandingkan bolavoli. Namun, di kampung kami bola voli malah lebih banyak diminati. Dimana bolavoli jarang ditayangkan di televisi.

Andaikan disebut tidak ada fasilitas, setiap sekolah menyediakan lapangan basket. Walau tidak semua sekolah menyediakan fasilitas, hal itu tidak menjadi alasan utama kurang populernya olahraga ini. Anak muda di kampung kami bersedia membangun lapang futsal atau lapangan bolavoli dengan lantai tembok dan tiang net besi. Artinya, membuat fasilitas bukan hambatan berarti.

Jika dianggap olahraga untuk orang berbadan tinggi, ternyata bolavoli membutuhkan badan tinggi untuk bisa disebut "jago". Saya sendiri tidak bisa bermain voli karena alasan tinggi badan. Namun, menonton voli di TV atau di lapangan desa ditonton sejak kecil.

Nah, saya tidak suka menonton bolabasket. Ketika TV menayangkan NBA, maka saya segera mengganti saluran. Namun, ketika menayangkan Liga Voli Turki, saya menontonnya untuk beberapa saat.

Ditinjau dari perspektif orang yang tidak pandai olahraga, maka ketidakpopuleran bolabasket bukan pada sisi cabang olahraganya sendiri namun cenderung pada sisi penonton yang merasa "kurang terhibur".  Saya pun bertanya kepada adik saya yang suka berolahraga, maka alasannya pun sama. Bola basket kurang menghibur mata.

Kenapa kurang terhibur ketika menonton bola basket?

Alasannya sederhana: dalam permainan bolabasket tidak ada bola melesat. Keranjang yang dipasang horizontal tidak memungkinkan bola masuk ke lubang dengan melesat.

Apakah bola yang melesat menjadi penting bagi penonton Indonesia? Tentu saja. Karena mata kita terbiasa dengan kekaguman pada sesuatu yang "melesat".

Saya sendiri suka melihat bola melesat karena terbiasa menyaksikan kehidupan yang cenderung "lambat". Kehidupan di sekitar kita tidak secepat di negara maju. Makanya, melihat sesuatu yang melesat menjadi hiburan tersendiri.

Fokus penonton olahraga bukan kepada pemainnya saja. Tetapi, kepada bola atau kendaraan jika pertandingan balapan. Serta jangan lupa pula kebiasaan mata orang lokal yang terbiasa dengan tata ruang yang lebih "lapang".

Sedangkan pertandingan NBA sering menyajikan gedung pertandingan yang "sesak". Kursi penonton dan lapangan hanya berjarak selangkah saja. Ditambah, terlalu banyak logo yang tertera di lapangan. Saya tidak terbiasa dengan pandangan demikian, mungkin begitupula kebanyakan orang desa di Indonesia.

Jika disandingkan dengan cabang sepakbola, jelas pertandingan NBA tidak nyaman ditonton. Pertandingan bolavoli internasional pun lebih nyaman ditonton di TV karena lapangannya "menyerupai" tanah yang nyaman di mata.

Dan, hal yang perlu diingat. Menonton pertandingan olahraga bukan untuk konsumsi anak dan remaja (sebagai pasar potensial) tetapi sekaligus orang tuanya. Karena, menonton olahraga adalah hiburan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun