Berdasarkan pertanyaan dasar itu, saya menjadi bergairah untuk mempelajari hal-hal yang dekat. Dalam arti harfiah, sangat dekat.
Berawal, dari kenapa otak saya begitu banyak menyimpan pengetahuan. Hingga, kenapa seekor ular masuk ke pekarangan. Saya yakin itu memiliki alasan.
Jika saya suka menonton TV, membaca koran, mendengar radio, itu ada alasannya. Karena berguna untuk menulis di blog atau sekedar update status di Facebook. Kebiasaan mengumpulkan informasi sejak kecil yang tidak disadari kegunaannya. Ternyata sekarang terjawab, informasi yang tersimpan lama itu berguna ketika saya menulis cerita di Wattpad.
Apabila ada seekor burung hinggap di pohon jambu dekat rumah, maka terjawab sudah jika itu berguna untuk dipotret kemudian diunggah di Instagram. Padahal, banyak orang yang mengabaikan fenomena itu.
***
Belajar sesuai apa yang terindera hasilnya memang tidak diuji kemudian masuk nilai rapor. Justru kita sendiri yang mengujinya. Kita pula yang memberikan nilainya.
Kebiasaan kita untuk mengharapkan nilai ujian tidak cocok dengan gaya belajar seperti ini. Belajar seperti saya hanya cocok bagi mereka yang menilai jika belajar adalah suatu kebutuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H